News
light
Beranda » National » Chery TIGGO 8 CSH Sambangi Medan

Chery TIGGO 8 CSH Sambangi Medan

  • account_circle Abimanyu
  • calendar_month Rab, 11 Jun 2025
  • visibility 85

Chery TIGGO 8 CSH Sambangi Medan

 

OTOExpo.com , Medan – Langit Kota Medan sore itu mungkin mendung, tapi booth pameran Chery di Center Point Medan bersinar terang dengan kehadiran TIGGO 8 CSH, mobil Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) andalan terbaru dari Chery.

Dengan harga OTR Medan Rp 539,8 juta, SUV medium ini siap menantang pasar yang, jujur saja, makin sesak dengan jargon “go green” dan “hybrid cerdas”.

Tapi, apakah kehadirannya benar-benar sekuat klaim yang dibawa?

Tampil Premium, Tapi Masih Butuh Pembuktian

Secara tampilan, TIGGO 8 CSH memang nggak malu-maluin. Grill besar, sentuhan krom di sana-sini, dan desain lampu modern bikin mobil ini tampil mewah.

Interiornya juga nggak tanggung-tanggung: layar sentuh 15,6 inci, audio Sony 12 speaker, sampai bangku pijat “Queen Seat” untuk penumpang depan.

Tapi, ya… fitur bling-bling seperti ini bukan hal baru di segmen Rp 500 jutaan.

Yang agak membuat alis terangkat, Chery membawa slogan “The Best Hybrid, Better Than EV”.

Sebuah klaim yang… ya, cukup berani. Apalagi di Indonesia, di mana pengguna kendaraan elektrifikasi sudah mulai lebih cerdas dan skeptis terhadap sekadar gimmick teknologi.

Chery TIGGO 8 CSH Sambangi Medan

Teknologi Canggih? Iya. Tapi Juga Rumit

TIGGO 8 CSH menggunakan Chery Super Hybrid (CSH) generasi kelima yang menggabungkan mesin 1.5L turbo dengan motor listrik dan transmisi hybrid khusus.

Konsumsi BBM diklaim tembus 76 km/liter (dengan baterai 100% penuh). Impressive? Di atas kertas, iya. Tapi dalam dunia nyata, angka itu seringkali sulit dicapai apalagi dengan kondisi lalu lintas Medan yang bisa bikin kita naik pitam duluan sebelum indikator efisiensi muncul.

Dan meskipun teknologi baterai dan transmisinya terdengar seperti dari masa depan, jangan lupa bahwa semakin canggih teknologi, semakin tinggi pula potensi masalahnya.

Nah, kalau sampai rusak, apakah jaringan servis dan spare part Chery bisa bergerak secepat klaim akselerasi 0–100 km/jam dalam 8,5 detik?

Klaim Aman Tinggi, Tapi Belum Teruji Lokal

Dengan 14 fitur ADAS, 10 airbag, dan kamera 540°, Chery seolah ingin bilang: “Tenang, kami aman kok.” Tapi seperti biasa, fitur keselamatan canggih hanya bisa maksimal kalau infrastrukturnya mendukung.

Di jalanan sempit Medan yang kadang lubangnya bisa bikin SUV seharga setengah miliar goyang iman, fitur fancy bisa jadi malah tidak terpakai maksimal.

Daya Tempuh 1.300 Km? Realistis? Belum Tentu

Chery bilang mobil ini bisa melaju 1.300 km sekali isi penuh bahan bakar dan baterai. Kalau benar, ini lebih jauh dari mobil diesel yang biasa dipakai travel antar kota.

Tapi… semua itu kembali lagi ke gaya berkendara, kontur jalan, dan seberapa sering sistem hybrid-nya aktif penuh. Dan ya, belum banyak test real-world dari pihak independen untuk membuktikan ini.

Purnajual? Lebih Menjanjikan dari Produk

Yang patut diacungi jempol adalah program aftersales-nya. Garansi mesin sampai 1 juta km atau 10 tahun, gratis servis dan spare part 4 tahun, plus bantuan darurat 24 jam selama 3 tahun.

Di atas kertas, ini terdengar menggiurkan. Tapi mengingat reputasi brand Cina di Indonesia yang masih naik-turun, konsumen perlu lebih dari sekadar brosur dan janji manis.

Medan, Pasar yang Kritis

Medan bukan pasar sembarangan. Konsumen di sini dikenal lebih blak-blakan dan nggak gampang terbuai tampilan. Mereka butuh mobil yang tahan banting, irit, dan gampang servis.

Jadi kalau Chery TIGGO 8 CSH bisa bertahan dan tumbuh di sini, barulah kita bisa bilang mobil ini benar-benar “better than EV”.

Hype Tinggi, Tapi Jalan Masih Panjang

Chery TIGGO 8 CSH menawarkan banyak  mulai dari teknologi hybrid, desain premium, hingga fitur kenyamanan yang menggoda.

Semua keunggulan ini tentu butuh pembuktian nyata di jalanan Indonesia. Medan jadi ajang penting untuk membuktikan bahwa produk ini bukan sekadar “wah di atas kertas”.

Apakah mobil ini layak dibeli? Kalau Anda petualang teknologi, mungkin ya. Tapi kalau Anda lebih konservatif dan ogah ambil risiko, ada baiknya tunggu setahun dan lihat dulu nasibnya.*****

.

.

.

.

.

  • Penulis: Abimanyu

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less