Langkah Strategis Tiongkok Menggoyang Fondasi Industri Amerika Dari EV hingga Ekspor
OTOExpo.com , Jakarta – Dunia perdagangan lagi geger nih! China dikabarkan baru aja menghentikan impor barang dari Amerika Serikat dengan nilai fantastis, 690 miliar dolar!
Angka segede itu bukan main-main, dampaknya langsung terasa, terutama di industri otomotif Amerika.
Bayangin aja, pabrik-pabrik mobil di sana sekarang lagi pusing tujuh keliling cari suku cadang yang biasanya datang dari China.
Kenapa bisa begini? Ternyata, ini bukan sekadar ‘gesekan dagang’ biasa. Ada ketegangan yang lebih dalam antara kedua negara raksasa ekonomi ini.
Mungkin ada masalah kebijakan ekonomi, persaingan industri yang makin sengit, atau bahkan urusan geopolitik yang bikin panas.
Yang jelas, keputusan Tiongkok ini bikin rantai pasokan industri otomotif Amerika jadi kacau balau.
Industri otomotif itu kan ibarat tubuh manusia, kompleks dan saling terhubung. Kalau satu bagian terganggu, semuanya bisa kena imbasnya.
Nah, China ini merupakan salah satu pemasok suku cadang paling penting buat mobil-mobil Amerika. Mulai dari komponen elektronik, mesin, sampai bagian-bagian kecil lainnya.
Kalau pasokan ini berhenti, ya jelas produksi mobil di Amerika bisa terhambat.
Akibatnya, bisa ditebak, harga mobil naik, ketersediaan mobil jadi terbatas, dan yang paling parah, bakalan ada gelombang PHK di pabrik-pabrik mobil.
Tidak sampai disana, konsumen juga jadi korban, selain pilihan mobil jadi lebih sedikit, harga mobil pun menjadi lebih mahal.
Belum lagi, ini bisa berdampak ke sektor-sektor lain yang terkait dengan industri otomotif, seperti bengkel, bengkel modifikasi, para dealer, dan juga jasa transportasi.
Bermula dari Tarif dan Balas Dendam Ekonomi
Kita mundur sejenak ke kebijakan tarif yang diberlakukan Amerika di era Trump sebelumnya. Waktu itu, Washington mengenakan bea masuk 25% untuk baja dan aluminium dari Tiongkok.
Baru-baru ini Trump mengeluarkan kebijakan dengan memberikan tariff impor barang dari china dikenakan 145%. Tentu, kenaikan ini bikin Beijing panas.
China panas, china membalas. Tariff impor China ke Amerika sebesar 145% langsung dibalas dengan kasih impor barang dari Amerika sebesar 125%.
China yakin, dengan tariff impor sebesar 125% tersebut nilai tersebut, barang-barang Amerika tidak akan laku lagi di negara tirai bambu tersebut.
China yakin, dengan memberlakukan tariff impor sebesar 125%, nilainya tidak akan kompetitif lagi dibandingkan barang-barang domestik.
Pasar Otomotif
Tiongkok juga menyerang balik lewat jalur yang sangat strategis yaitu sektor otomotif.
Mereka menjatuhkan tarif balasan terhadap mobil-mobil buatan Amerika. Hasilnya? Menurut data dari International Trade Administration, ekspor mobil Amerika ke Tiongkok turun drastis hingga 30% hanya dalam waktu dua tahun saja.
Produsen besar seperti Ford, General Motors, dan bahkan Tesla harus gigit jari melihat pasar mereka menyusut di negara yang jumlah konsumen mobil terbesar di dunia.
Kendaraan Listrik: Medan Baru, Pemain Baru
Kalau bicara masa depan otomotif, kendaraan listrik atau EV jelas jadi sorotan utama. Dan Tiongkok enggak main-main di sektor ini.
Pada 2023, mereka sukses menguasai lebih dari 60% pasar global EV, itu menurut laporan BloombergNEF loh.
Gimana caranya? Strateginya cukup sederhana tapi efektif yaitu dengan investasi jangka panjang di teknologi baterai lithium-ion dan kontrol atas sumber daya utama, yakni mineral tanah jarang (logam tanah jarang / Rare Earth Elements – REE).
Ini bukan sekadar bahan langka, ini bahan krusial untuk baterai kendaraan listrik. Dan ya, Tiongkok menguasai lebih dari 80% pasokan globalnya.
Ketika Beijing memutuskan untuk membatasi ekspor tanah jarang, efek domino pun terjadi. Industri EV Amerika langsung terguncang.
Tesla, misalnya, yang sangat bergantung pada baterai dari Tiongkok, harus mulai mencari alternatif pasokan yang tentu saja lebih mahal dan kurang efisien.
Infrastruktur Jadi Kunci
Selain produksi, Tiongkok juga unggul dalam membangun ekosistem kendaraan listrik. Lihat aja data 2023: jumlah stasiun pengisian daya di Tiongkok sudah menembus 1,2 juta unit.
Bandingkan dengan Amerika Serikat yang baru punya sekitar 120 ribu. Jauh banget, kan?
Keunggulan infrastruktur ini jadi fondasi penting bagi pabrikan EV lokal seperti BYD dan NIO, yang sekarang mulai gencar mengekspor ke Eropa, Amerika Selatan, bahkan Afrika.
Ini jelas sinyal bahaya buat produsen Amerika yang pasarnya mulai direbut pelan-pelan.
Sekarang, semua mata tertuju pada bagaimana Amerika dan China akan menyelesaikan masalah ini. Apakah mereka akan duduk bersama dan mencari solusi damai, atau malah memperparah ketegangan?
Yang jelas, dunia usaha berharap agar kedua negara bisa segera menemukan titik temu, demi stabilitas ekonomi global.
Buat kita sebagai konsumen, mungkin yang bisa dilakukan adalah lebih bijak dalam mengatur keuangan dan bersiap menghadapi kemungkinan kenaikan harga barang-barang impor.
Selain itu, kita juga bisa mendukung produk-produk lokal, agar ekonomi dalam negeri lebih kuat dan tidak terlalu bergantung pada impor.
Oiyah, selain China, Amerika juga memberlakukan tariff impor yang lumayan tinggi dengan beberapa negara sahabatnya juga loh.
Ishowspeed Live Streaming DI China
Yang bikin miris, disaat Amerika melontarkan dana gila-gilaan untuk melawan pengaruh dominasi Tiongkok di berbagai sektor, warganya sendiri (ishowspeed) justru menampilkan seluruh keunggulan dan kemajuan negara China melalui video streamingnya selama 6 jam.
Semua mata kembali tertuju ke negeri tirai bambu tersebut, semua mata terbelak dengan berbagai teknologi maupun keunggulan yang diperlihatkan.
Secara tidak langsung, IShowSpeed telah mempromosikan keunggulan China dengan live streamingnya yang tanpa editan.
Termasuk disitu dilihatkan, ishowspeed menjajal mobil terbang, mobil yang dapat berenang, kacamata translate, mobil yang dapat parkir sendiri tanpa ada pengemudi didalamnya, ponsel lipat tiga dari huawei dan banyak lagi.
Dan atas kedatangannya ishowspeed tersebut, pemerintah China memberikan apresiasi tinggi kepada ishowspeed karena live streeamingnya secara tidak langsung telah mempromosikan negara mereka ke dunia.
Pemerintah China juga mengembalikkan uang warga yang telah dikeluarkan selama ishowspeed berada di negara tersebut. Wow !
Pertanyaannya sekarang: apakah Amerika mampu membalikkan keadaan? Atau justru akan terus kehilangan pijakan atas kebijakannya sendiri?
Semoga saja, masalah ini cepat selesai dan ekonomi global bisa kembali stabil.
Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya! ***