Honda CR-V e:FCEV dan Acura Integra Type S HRC di Pikes Peak 2025 Eksperimen Ambisius yang Penuh Tantangan
- account_circle Pandito
- calendar_month Rab, 25 Jun 2025
- visibility 74

Honda CR-V e:FCEV dan Acura Integra Type S HRC di Pikes Peak 2025 Eksperimen Ambisius yang Penuh Tantangan
OTOExpo.com ,California – Kalau selama ini Pikes Peak International Hill Climb selalu identik dengan mobil pembakaran dalam superkencang atau mobil listrik buas, kali ini Honda mau tampil beda.
Dengan membawa CR-V e:FCEV mobil hidrogen pertama di ajang ekstrem ini dan Acura Integra Type S HRC Prototype, mereka seolah mau bilang bahwa masa depan balap sudah bergeser.
Sayangnya, meski terdengar menjanjikan di atas kertas, banyak yang bertanya: apakah ini hanya eksperimen berisiko dan penuh gimmick ketimbang solusi nyata di dunia otomotif?

CR-V e:FCEV: Antara Ambisi dan Realita
Honda CR-V e:FCEV memang mencuri perhatian sebagai mobil berbahan bakar hidrogen pertama di Pikes Peak.
Mobil ini hadir di kelas exhibition dan tetap menggunakan powertrain bawaan pabrik tanpa banyak modifikasi.
Selain suspensi yang direndahkan satu inci dan penggunaan rem balap dan ban Yokohama Advan A052, perubahan lainnya nyaris minim.
Itu membuat banyak pengamat meragukan apakah mobil ini benar-benar siap menghadapi 156 tikungan di trek mendebarkan sepanjang 12,42 mil menuju puncak setinggi lebih dari 4.300 meter.
Kita bisa memuji keberanian Honda menjajal teknologi fuel cell di lintasan sulit, tetapi harus diakui bahwa keputusan ini bisa berakhir sebagai sekadar aksi publikasi.
Dengan mesin 174 PS dan torsi 229 Nm, banyak yang merasa bahwa angka itu terlalu konservatif untuk kebutuhan balap di Pikes Peak.
Bahkan CR-V e:FCEV harus didukung teknisi langsung dari Honda R&D Japan dan Honda Racing Corporation US untuk bisa tetap “aman” di lintasan.
Jika dibandingkan rival berbasis mesin pembakaran maupun listrik murni yang lebih bertenaga, CR-V e:FCEV terlihat seperti underdog.
Daya Tempuh Terbatas dan Infrastruktur Masih Minim
Selain soal performa, isu klasik soal mobil hidrogen tetap menghantui CR-V e:FCEV. Meskipun mobil ini membawa dua tangki hidrogen bertekanan tinggi dan baterai 17,7 kWh untuk mode plug-in hybrid, nyatanya soal fleksibilitas di dunia nyata tetap menjadi kelemahan besar.
Dengan klaim jarak tempuh total 270 mil (sekitar 435 km), CR-V e:FCEV harus bergantung pada stasiun pengisian hidrogen yang jumlahnya di Amerika Serikat pun bisa dihitung jari, apalagi di negara lain.
Bayangkan, untuk mengisi tangki hidrogen saja perlu infrastruktur khusus. Ini membuatnya lebih ribet dibanding mobil listrik murni, apalagi kalau digunakan sebagai kendaraan sehari-hari.
Honda boleh berbangga bahwa CR-V e:FCEV adalah mobil fuel cell penumpang pertama yang diproduksi di Amerika Serikat, tetapi di sisi praktisnya, kendaraan ini masih jauh dari kata nyaman dan mudah untuk dioperasikan di luar California.
Acura Integra Type S HRC Prototype: Menjanjikan, Tapi Masih Misterius
Selain CR-V e:FCEV, Honda juga membawa Acura Integra Type S HRC Prototype ke Pikes Peak.
Mobil ini dirancang sebagai mesin performa tinggi untuk trek ekstrem, dikembangkan langsung oleh Honda Racing Corporation US.
Namun sayangnya, detail teknisnya belum diungkap lebih jauh. Hasilnya, banyak spekulasi bahwa mobil ini sekadar versi modifikasi dari Integra Type S biasa bukan benar-benar terobosan baru.
Honda memang piawai membuat mobil kencang, tetapi tanpa spesifikasi pasti dan angka performa resmi, Integra Type S HRC lebih terlihat sebagai “kelinci percobaan” untuk tim teknis mereka ketimbang penantang serius di Pikes Peak.
Bagi para penggemar mobil sport sejati, melihat Integra hanya tampil sebagai prototipe jelas kurang memuaskan.
Balapan Sebagai Uji Coba, Bukan untuk Juara
Jangan salah, Honda dan Acura pasti sadar bahwa mereka bukan berangkat sebagai unggulan. Keikutsertaan di Pikes Peak kali ini lebih mirip eksperimen ketimbang upaya meraih kemenangan.
Namun, di sinilah letak kelemahan strategi mereka: terlalu banyak bermain di ranah eksperimental, kurang memberi ruang untuk menunjukkan keunggulan nyata.
Mungkin tujuan mereka adalah mengembangkan teknologi di balik layar agar lebih matang di masa depan.
Namun untuk saat ini, kehadiran CR-V e:FCEV dan Integra Type S HRC Prototype di Pikes Peak lebih terkesan sebagai pembuktian konsep ketimbang solusi untuk kebutuhan mobil sehari-hari.
Publik ingin melihat kendaraan yang bisa digunakan di jalan raya sekaligus kompeten di trek balap, bukan sekadar mobil prototipe yang hanya hidup di arena uji coba.
Komitmen Jangka Panjang, Tapi Hasilnya?
Tak bisa dipungkiri, Honda sudah berkomitmen soal elektrifikasi dan pengembangan fuel cell sejak lama.
Memproduksi CR-V e:FCEV di Honda Performance Manufacturing Center di Marysville dan melibatkan tim ahli seperti HART dan HRC US adalah sinyal bahwa mereka serius.
Tapi di mata banyak orang, komitmen itu harus diiringi hasil nyata di luar trek balap.
Sebagai contoh, ketersediaan mobil ini hingga sekarang hanya terbatas untuk sewa di California. Itu membuatnya sangat eksklusif dan jauh dari jangkauan konsumen umum.
Kalau targetnya adalah menciptakan solusi ramah lingkungan dan terjangkau, langkah Honda saat ini belum cukup menjawab tantangan infrastruktur dan kebutuhan pasar.
Eksperimen yang Perlu Lebih Banyak Bukti
Secara keseluruhan, langkah Honda membawa CR-V e:FCEV dan Acura Integra Type S HRC ke Pikes Peak memang berani, tetapi banyak pertanyaan yang belum terjawab.
Infrastruktur hidrogen belum matang, performa mobil hidrogennya sendiri juga belum terbukti bisa diandalkan dalam kondisi ekstrem, dan Integra Type S HRC hanya tampil sebagai prototipe misterius.
Boleh saja berinovasi dan membuat gebrakan di arena balap, tetapi jangan sampai inovasi itu hanya berakhir sebagai pajangan keren di media sosial.
Publik mau melihat bukti nyata bahwa teknologi ini siap untuk dipakai sehari-hari dan bukan hanya untuk pamer di ajang balap.
Jika Honda benar-benar ingin memenangkan hati penggemar otomotif dan memperkuat citra ramah lingkungannya, mereka harus berbuat lebih banyak untuk menjawab keraguan dan menghadirkan produk yang relevan di pasar global.****
.
.
.
.
.
- Penulis: Pandito



