Hartindo AF31 Lithium Fire Killer Pemadam Api Baterai EV Karya Anak Bangsa Pertama Di Dunia
OTOExpo.com, Jakarta – Pada tanggal 1 Agustus 2024 lalu, dunia sempat digemparkan dengan sebuah pemberitaan media dari Korea Selatan.
Berita tentang meledak dan terbakarnya mobil listrik Mercedes Benz tipe EQE secara tiba-tiba ketika sedang berada di sebuah gedung parkir.
Kejadian ini menyebabkan sekitar 140 mobil sekitarnya ikut terbakar dan hangus tak bersisa. Selain kasus tersebut, ternyata masih banyak lagi kejadian terbakarnya EV secara tiba-tiba, baik yang terjadi di Indonesia maupun berbagai negara lainnya.
Banyaknya kasus serupa mengindikasikan adanya failure atau ketidaksempurnaan pada sistem keamanan baterai Lithium maupun berbagai faktor lainnya.
Dengan demikian, Indonesia sebagai leading sector harus lebih waspada dan bisa melakukan mitigasi resiko sedini mungkin.
Perlu diketahui bahwa EV yang terbakar sangat sulit dipadamkan. Hal ini disebabkan oleh karakteristik baterai Lithium yang berbeda dengan material lainnya apabila terjadi kebakaran.
Baterai Lithium tidak memerlukan oksigen untuk bisa terbakar. Suhu apinya pun sangat tinggi, biasanya dimulai dari sekitar 1.000°C dan dapat terus meningkat hingga mencapai lebih dari 2.000°C.
Dengan demikian, penggunaan pemadam api / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) konvensional tidaklah efektif.
Sebab sebagian besar pemadam api / APAR konvensional hanya efektif untuk api dengan suhu maksimal 700°C. Pada baterai Lithium yang terbakar, api akan terus menyala berulang sampai daya di dalam baterai tersebut habis.
Bagaimana nasib Indonesia ke depan sebagai pemain besar di industri ini?
Indonesia memiliki seorang ilmuwan kelas dunia bernama Randall Harto Laksono yang lebih akrab dikenal sebagai Randall Hart.
Beliau adalah seorang putra bangsa kelahiran Surabaya yang mendedikasikan hidupnya untuk dunia fire safety dan memutuskan untuk membuka pabrik kimia pemadam api pada tahun 1994 yang dinamai PT. Hartindo Chemicatama Industri.
Perusahaan beliau tersebut merupakan satu-satunya manufaktur yang mampu memproduksi kimia pemadam api di Indonesia, maupun seluruh Asia Tenggara.
Dalam perkembangan selanjutnya, Randall berhasil menemukan kimia pemadam api PERTAMA DI DUNIA yang efektif memadamkan api bersumber dari baterai Lithium dengan tuntas tanpa adanya penyalaan ulang.
APAR Khusus EV tersebut bernama Hartindo AF31 Lithium Fire Killer atau yang sekarang terkenal dengan sebutan APAR LFK.
APAR ini berbahan dasar air dengan campuran kimia khusus yang juga telah dipatenkan secara internasional.
Hartindo AF31 LFK juga telah memiliki berbagai sertifikasi dari lembaga pengujian internasional. Beberapa contoh sertifikasinya yaktu berasal dari Department of Transportation USA (Kementerian Perhubungan Amerika Serikat), UL Green Guard, Eurofins, SGS dan masih banyak lainnya.
Semua ini dilakukan Randall untuk memastikan bahwa produk yang ditemukannya bukan hanya sekedar efektif untuk memadamkan api dari baterai Lithium.
Namun selain itu juga harus aman untuk seluruh aspek kehidupan, mulai dari dampaknya terhadap lingkungan, hewan dan tentunya manusia.
APAR fenomenal ini diciptakan menggunakan material food grade, sehingga dapat dengan mudah lulus pengujian aquatic test.
Maka dari itu, APAR LFK sangat aman bila terkena kulit, mata atau bahkan jika tertelan oleh manusia. LFK juga memiliki nilai TKDN (Total Komponen Dalam Negeri) yang tergolong tinggi yaitu di 49,41%.
Saat ini PT. Famindo Alfa Spektrum Teknologi (PT. FAST) adalah perusahaan yang ditunjuk secara resmi oleh PT. Hartindo Chemicatama Industri untuk melakukan pemasaran dan penjualan secara tunggal ke seluruh wilayah Indonesia.
Chief Executive Officer PT FAST Willy Hadiwidjaja mengungkapkan.” “Risiko krusial yang hingga hari ini dihadapi setiap industri EV di seluruh dunia hampir sama yaitu banyaknya tragedi kebakaran ekstrim yang terjadi di mana-mana.”
“Hal ini disebabkan oleh thermal-weight dari baterai lithium yang memiliki karakter berbeda dari api biasa dan sangat mustahil untuk dipadamkan dengan APAR konvensional.”
PT. FAST mengusung 3 konsep utama dalam menjalankan fokus bisnis pada fire safety solutions yaitu 3P:
- Predictive, artinya mampu memprediksi anomali-anomali yang terjadi pada baterai EV. BMS pada EV secara umum tidak memiliki kemampuan untuk membaca anomali dan memberikan peringatan dini sebelum baterai terbakar.
- Preventive, artinya mampu menjadi solusi awal ketika baterai menyala api / terbakar, menghindari resiko yang lebih besar setelahnya.
- Protective. artinya menjadi solusi terakhir ketika api dari baterai sudah menyala dan ada manusia di sekitar lokasi kejadian untuk bisa menembakkan APAR khusus untuk baterai Lithium. APAR Lithium Fire Killer bisa menjadi solusi paling efektif untuk memadamkan baterai Lithium dengan cepat tanpa ada resiko penyalaan ulang / reignition.
Sebagai pelengkap Protective, inovasi kami lakukan bekerjasama dengan Pindad Engineering Indonesia untuk membuat produk dengan merek USS (Undercarriage Suppression System).
USS adalah perangkat pemadam api portabel yang dirancang khusus untuk mengatasi kebakaran pada mobil listrik, di mana posisi baterai biasanya berada di bagian bawah atau kolong kendaraan.
Dengan dilengkapi nozzle bertekanan tinggi, USS mampu menjangkau titik api yang sulit dijangkau oleh alat pemadam api ringan (APAR) berbentuk tabung konvensional.
Dengan penempatannya di kolong kendaraan, USS tidak hanya efektif menjangkau baterai, tetapi juga memberikan pendinginan suhu yang lebih efisien untuk menjaga struktur bangunan di sekitar area kebakaran, sehingga meminimalkan risiko kerusakan yang lebih luas.
PT Hartindo
PT. Hartindo sejak awal berdirinya tidak pernah sekalipun memasarkan produknya secara ritel, namun klien dari awalnya adalah pemerintahan dari instansi BUMN hingga militer dan untuk penemuan APAR, khusus baterai lithium fire killer sudah sejak 2013.
Namun, Randall adalah ilmuwan yang sangat-sangat perfeksionis, tidak mau meluncurkan produk sebelum dinyatakan lulus uji di lembaga-lembaga pengujian kelas dunia.
Bahkan produk ini mendapat predikat sebagai media pemadam kebakaran terbaik untuk baterai lithium dari Kementerian Perhubungan Amerika.
Tidak puas sampai disitu, beliau juga memastikan bahwa produk temuannya tidak hanya hebat membunuh api lithium, namun ternyata beracun dan membahayakan manusia dan lingkungan.
Sehingga beliau memformulasikan dengan hati-hati untuk mendapatkan sertifikasi dari UL Green Guard, yang artinya sudah lulus sebagai green product.
“Saya mengharapkan dukungan dari seluruh stakeholder terkait untuk terus menyuarakan dan mendorong agar karakter budaya bangsa kita untuk tidak lagi merendahkan hasil karya anak bangsa, namun justru bangga akan produk dalam negeri tercinta kita bersama,” tutup Willy.