News
light
Beranda » Tech » GoGreen SM Taksi Listrik Kini Nongkrong di Aplikasi Gojek

GoGreen SM Taksi Listrik Kini Nongkrong di Aplikasi Gojek

  • account_circle Magoh
  • calendar_month Jum, 13 Jun 2025
  • visibility 114

GoGreen SM: Kolaborasi Gojek dan Green SM

 

OTOExpo.com , Jakarta –  Kota-kota besar Indonesia, terutama Jakarta, sudah lama menghirup lebih banyak karbon ketimbang oksigen.

Di tengah polusi yang makin bikin mata perih, Gojek dan Green SM akhirnya menggandeng tangan, menghadirkan layanan GoGreen SM  taksi listrik 100% berbasis baterai yang bisa dipesan langsung dari aplikasi Gojek.

Apakah ini gebrakan? Jelas. Apakah ini solusi jangka panjang? Itu yang masih jadi tanda tanya.

Armada Listrik di Ujung Jari

Dengan kolaborasi ini, pengguna Gojek kini bisa memesan layanan taksi listrik Green SM hanya dalam satu aplikasi.

Simpel, praktis, dan hijau  setidaknya di atas kertas. Seluruh armada GoGreen SM diklaim 100% menggunakan kendaraan listrik. Artinya, zero tailpipe emissions alias bebas asap knalpot.

Menurut Deny Tjia, Managing Director Green SM Indonesia, kerja sama ini bukan cuma soal teknologi, tapi bagian dari misi besar mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission.

Sebuah misi yang ambisius, dan seharusnya sudah dikejar sejak sepuluh tahun lalu. Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, bukan?

“Kolaborasi seperti ini penting untuk membangun sistem transportasi yang inklusif, berkelanjutan, dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Deny.

Masuk akal. Tapi eksekusi dan skala akan jadi kunci. Selama belum menyentuh titik massal, perubahan ini tetap terasa eksklusif  hanya dinikmati segelintir warga di kota besar dengan dompet cukup tebal.

GoGreen SM: Kolaborasi Gojek dan Green SM

Gojek Masuk Gas Mobil Listrik

Di sisi lain, Gojek  lewat Steven Halim, Head of Transport  menyatakan bahwa layanan ini memperkaya pilihan mobilitas ramah lingkungan di aplikasinya.

Sebelumnya Gojek memang sudah meluncurkan GoRide Electric, versi bebas emisi dari ojek online mereka.

Langkah ini juga bagian dari komitmen “Three Zeros” milik GoTo Group: Zero Emissions, Zero Waste, dan Zero Barriers. Slogannya keren, meskipun aplikasinya belum terasa di seluruh kota Indonesia.

Yang jelas, menurut data internal, Gojek berhasil meningkatkan perjalanan menggunakan kendaraan listrik 5 kali lipat pada 2024.

Di sisi lain, angka ini masih misterius karena tidak disebut berapa basis awalnya  lima kali lipat dari angka kecil tetaplah angka kecil.

Pohon Ditanam, Emisi Diredam?

Bukan cuma kendaraan listrik, Gojek juga menggembar-gemborkan fitur GoGreener Tree Collective, di mana pengguna bisa berkontribusi dalam penanaman pohon untuk menyerap jejak karbon dari layanan GoCar, GoRide, atau bahkan GoFood. Sepanjang 2024, lebih dari 239.000 pohon telah ditanam.

Angka yang menarik. Tapi tetap harus dipertanyakan: apakah penanaman ini dilakukan di wilayah-wilayah dengan dampak signifikan?

Apakah pohon-pohon ini akan tumbuh dengan baik dan dirawat? Karena pada akhirnya, menanam tanpa merawat hanya jadi kampanye visual  bukan solusi nyata.

Transportasi Jalan dan Emisi: Masih Jauh dari Ideal

Menurut data, sektor transportasi jalan menyumbang sekitar 22% dari total emisi gas rumah kaca (GRK) di Indonesia.

Ini bukan angka main-main. Jadi, setiap langkah kecil  termasuk kolaborasi Gojek dan Green SM  memang layak diapresiasi.

Tapi untuk benar-benar menggeser lanskap mobilitas Indonesia ke arah yang lebih hijau, diperlukan lebih dari sekadar kolaborasi dua perusahaan.

Diperlukan regulasi keras, insentif agresif, dan infrastruktur yang serius ramah kendaraan listrik, dari stasiun pengisian cepat sampai suku cadang terjangkau.

Akses dan Harga

Saat ini, belum ada informasi jelas soal tarif layanan GoGreen SM. Apakah akan lebih mahal dari GoCar biasa?

Ataukah justru disubsidi demi menggaet pengguna? Jika terlalu mahal, maka segmentasi pasarnya akan sempit  hanya pengguna yang peduli lingkungan dan punya uang lebih.

Padahal, untuk bisa menekan emisi secara signifikan, adopsi massal adalah kuncinya. Dan itu artinya, harga dan jangkauan harus benar-benar inklusif.

Tanpa itu, layanan seperti GoGreen SM hanya akan jadi alternatif premium, bukan solusi populis.

Langkah Benar, Tapi Masih Permulaan

Peluncuran GoGreen SM adalah kabar baik. Kolaborasi Gojek dan Green SM patut diapresiasi sebagai langkah menuju sistem transportasi yang lebih bersih dan modern. Tapi, kita juga harus realistis  ini baru permulaan.

Masih banyak pekerjaan rumah untuk memastikan layanan seperti ini benar-benar berdampak, tidak hanya jadi gimmick hijau demi branding perusahaan.

Di ujung hari, yang kita butuhkan bukan hanya transportasi bebas emisi, tapi mobilitas yang adil, terjangkau, dan berkelanjutan untuk semua kalangan.

GoGreen SM boleh hijau, tapi semoga bukan sekadar warna di layar aplikasi.*****

.

.

.

.

.

  • Penulis: Magoh

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less