Casa Ducati Mandalika 2025 Hospitality Premium Ducati Indonesia 35 Juta di MotoGP
- account_circle Selviyani Mimie
- calendar_month Sen, 17 Nov 2025
- visibility 57

Casa Ducati: Simbol Hospitality Kelas Dunia di Mandalika GP 2025
Casa Ducati Mandalika 2025 Hospitality Premium Ducati Indonesia 35 Juta di MotoGP
Casa Ducati: Simbol Hospitality Kelas Dunia di Mandalika GP 2025
OTOExpo.com , Mandalika – Di MotoGP Mandalika tahun ini, Ducati Indonesia menunjukkan satu hal: jika ingin menonton balapan dengan standar kelas dunia, ada tempat khusus yang bisa membuat penonton merasa seperti bagian dari tim pabrikan.
Nama tempat itu adalah Casa Ducati, sebuah royal box eksklusif yang bertengger di kawasan premium Sirkuit Mandalika, dirancang untuk merayakan adrenalin balap dalam balutan kemewahan.
Dengan harga Rp35 juta per akses, jelas Casa Ducati bukan untuk semua orang. Tetapi justru itu yang membuatnya terasa seperti “markas rahasia Ducati” tempat para pencinta kecepatan merayakan balapan dengan standar layanan yang nyaris menyamai paddock resmi.
Lebih dari Sekadar VIP Lounge
Casa Ducati tahun ini tampil jauh lebih matang dibanding edisi sebelumnya. Kapasitasnya meningkat dua kali lipat dari 30 menjadi 60 tamu, tanpa mengorbankan kenyamanan.
Ini bukan sekadar ruang dengan AC dingin dan view sirkuit yang jelas. Casa Ducati menghadirkan sesuatu yang lebih subtil tetapi sangat terasa: standar hospitality ala supercar Eropa yang dibawa ke Mandalika.
Setiap pengunjung mendapatkan:
-
akses lounge premium,
-
makanan dan minuman kelas hotel bintang lima,
-
barista dan sommelier khusus,
-
hingga pengalaman personal yang dikurasi untuk menempel dengan DNA Ducati.
Gaya interiornya? Elegan, bold, dan penuh karakter merah Borgo Panigale tetapi tanpa jatuh pada drama visual berlebihan. Ada sentuhan modern yang membuat ruang tetap terasa hidup, tetapi tidak mengganggu fokus ke lintasan.
Ducati Bukan Sekadar Motor, Tapi Budaya
Salah satu hal yang tidak bisa dibeli di MotoGP lain adalah komunitas dan Ducati sudah lama memahami hal ini.
Di Casa Ducati 2025, tamu datang dari berbagai negara:
-
pasangan dari Ducati Perth,
-
ayah-anak dari Ducati Hong Kong,
-
rombongan Dato & Sheikh dari Malaysia,
-
Top Ducatisti dari Vicenza dan Melbourne.
Atmosfernya seperti reuni global keluarga besar Ducati. Ada rasa “tribal pride” yang membuat semua tamu merasa terhubung, meskipun latar belakang mereka jauh berbeda.
Pengalaman yang Nilai Jualnya Tidak Tercantum di Price List
Salah satu highlight terbesar adalah Ducati Lenovo Garage Tour kesempatan langka untuk mengintip Desmosedici GP25 dari dekat.
Bukan sekadar foto-foto, tetapi melihat bagaimana teknisi Ducati bekerja, bagaimana motor disiapkan, dan bagaimana dinamika di dalam garage berlangsung.

Casa Ducati: Simbol Hospitality Kelas Dunia di Mandalika GP 2025
Setelah itu, tamu dibawa ke area hospitality tim Ducati Lenovo. Di sinilah momen “wow”-nya terjadi. Bayangkan melihat Bagnaia atau Marc Márquez makan siang dalam suasana santai, tanpa kamera media yang membludak.
Pengalaman seperti ini mengubah pandangan: ternyata pembalap MotoGP itu manusia juga, bukan semata mesin penghasil podium.
Hari Kedua: Kejutan dari VR46 Riders
Pada 4 Oktober 2025, sesudah sprint race, dua pembalap VR46 yang juga menggunakan Desmosedici Fabio Di Giannantonio dan Franco Morbidelli masuk ke Casa Ducati.
Mereka ngobrol, menjawab pertanyaan, berfoto, dan membuat sesi meet & greet terasa sangat personal.
Di luar sana, penggemar bertarung panas-panasan untuk mendapatkan tanda tangan. Di Casa Ducati? Mereka duduk santai sambil minum kopi.
Teknologi Tinggi di Balik Tim Merah
Sebelum pembalap hadir, Lenovo Indonesia memberikan presentasi eksklusif soal peran mereka dalam performa Ducati Lenovo Team. Teknologi seperti:
-
HPC (High Performance Computing) berbasis server Lenovo ThinkSystem
-
Mobile workstation ThinkPad berbasis AI
-
Infra hyperconverged ThinkAgile
Semua ini bekerja sebagai “otak digital” Ducati mengolah data real-time, menganalisis kondisi motor, hingga merumuskan strategi lintasan.
Di MotoGP modern, mesin bukan lagi sekadar piston dan balancer; data adalah senjata utama. Ducati memahami itu lebih cepat daripada tim mana pun.
Davide Tardozzi Masuk
Puncak dari akhir pekan itu adalah kehadiran Davide Tardozzi pada Minggu pagi. Figur yang terkenal blak-blakan ini membawa aura besar begitu ia masuk. Tardozzi bukan hanya manajer; dia ikon.
Dalam obrolan santainya, ia menjawab pertanyaan soal performa, masa depan tim, dan dinamika dua jagoan Ducati Bagnaia & Márquez.
Meskipun balapan Mandalika 2025 tidak berjalan mulus bagi kedua pembalap utama Ducati, suasana Casa Ducati tidak pernah kehilangan energinya. Antusiasme tetap hidup, bahkan ditutup dengan lucky draw berhadiah kamera Insta360 Ace Pro 2 Marc Márquez Edition.
Dan yang menang? Seorang anak, Jayden Garrit momen yang menyempurnakan cerita akhir pekan itu.
Ruang yang Punya Jiwa
Kemewahan Casa Ducati tidak hadir begitu saja. Alex Bayusaputro desainer berprestasi internasional adalah otaknya. Ia memadukan estetika futuristis dengan karakter balap Italia.
Warna merah strategis, pencahayaan minimal dramatis, modul interior yang presisi, semuanya dibuat untuk menghadirkan ruang yang bukan hanya indah, tetapi hidup.
Setiap elemen bangunan dibuat dengan struktur mandiri, tanpa mengandalkan konstruksi tetap Mandalika. Ini menunjukkan betapa serius Ducati membangun ruang hospitality yang bisa berdiri di mana saja, tanpa kehilangan kualitas.
Dan Alex menyampaikan satu kalimat yang merangkum keseluruhan filosofi desainnya: “Desain bukan soal bentuk, tapi bagaimana ruang bisa menceritakan kisah dan mengajak orang menjadi bagian dari pengalaman itu.”
Casa Ducati Bukan VIP Lounge. Ia Adalah Identitas.
Jimmy Budhijanto, CEO Ducati Indonesia, mengatakan bahwa “Casa” berarti rumah. Dan memang benar di Mandalika, ruang ini terasa lebih dari sekadar fasilitas premium.
Casa Ducati adalah manifesto kecil tentang bagaimana Ducati memperlakukan penggemarnya: bukan penonton, tapi keluarga.
Di tengah persaingan pabrikan MotoGP yang kini semakin komersial, kehadiran Casa Ducati menunjukkan pendekatan yang berbeda. Lebih hangat, lebih personal, tetapi tetap berkelas dunia.
Jika MotoGP adalah teater kecepatan, maka Casa Ducati adalah balkon terbaik untuk menikmatinya.****
- Penulis: Selviyani Mimie
- Editor: Dimas Lombardi



