Antara Ban dan Harapan Hankook Tire Diganjar Penghargaan Kodim Bekasi
- account_circle Pandito
- calendar_month Jum, 7 Nov 2025
- visibility 87

Hankook Tire Raih Penghargaan Kodim 0509 Kabupaten Bekasi atas Kontribusinya dalam Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)
Antara Ban dan Harapan Hankook Tire Diganjar Penghargaan Kodim Bekasi
Hankook Tire Raih Penghargaan Kodim 0509 Kabupaten Bekasi atas Kontribusinya dalam Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD)
OTOExpo.com , jakarta – Di tengah panasnya matahari Serang Baru, suara derap sepatu TNI berpadu dengan tepuk tangan warga. Sebuah plakat sederhana berpindah tangan dari Letkol Arh Sabdho Aji Wibowo, M.Han (Komandan Kodim 0509/Kabupaten Bekasi) kepada Jung Jinkyun, Presiden Direktur PT Hankook Tire Indonesia.
Bukan sekadar seremoni setidaknya itu yang diharapkan. Karena penghargaan yang diterima Hankook ini menandai kontribusinya dalam program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), sebuah inisiatif lintas sektor untuk mempercepat pembangunan dan memperkuat sendi sosial di wilayah pedesaan.
Namun seperti biasa, di balik plakat penghargaan, ada pertanyaan yang tak bisa dihindari: Apakah program CSR perusahaan besar benar-benar menembus lapisan kehidupan warga, atau hanya berhenti di halaman laporan tahunan?
Apa yang Dikerjakan Hankook?
Dalam TMMD kali ini, Hankook Tire berpartisipasi dengan membangun pompa air bersih di Desa Naga Cipta, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi.
Tujuannya sederhana tapi vital menghadirkan akses air bersih bagi masyarakat desa, sesuatu yang di kota mungkin tampak sepele, tapi di pelosok, bisa berarti hidup yang lebih layak.
Sistem pompa air yang dibangun menjadi lanjutan dari proyek sebelumnya di Desa Pasirranji (2024), di mana Hankook menyediakan instalasi berkapasitas 3.000 liter per hari untuk 231 kepala keluarga.
Sebuah angka yang terdengar impresif walau tetap butuh transparansi mengenai keberlanjutan operasionalnya: siapa yang merawat, siapa yang membiayai listriknya, dan sejauh mana warga menjadi bagian dari pengelolaan.
Bekasi bukan sekadar kawasan industri. Di balik deretan pabrik dan gudang logistik, masih ada desa-desa yang hidup dengan ritme berbeda lambat, sunyi, dan kerap terlupakan.
Desa Naga Cipta dan Naga Sari menjadi potret nyata jurang antara industri global dan kehidupan lokal.
Hankook, yang berdiri megah sejak 2013 di Cikarang, menempatkan dirinya sebagai tetangga sekaligus penopang ekonomi daerah. Dan kini, dengan TMMD sebagai jembatan, mereka mencoba menghapus sekat itu.
Namun, di sinilah dilema klasik muncul: ketika korporasi besar masuk ke ruang sosial kecil, keseimbangan antara niat baik dan kepentingan citra sering kali tipis seperti tapak ban yang sudah menipis.
“Kami merasa terhormat dapat berkontribusi dalam program TMMD yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Jung Jinkyun, Presiden Direktur PT Hankook Tire Indonesia.
Nada suaranya tenang, diplomatis, seperti biasanya ucapan eksekutif global yang terbiasa berbicara di podium CSR.
Di sisi lain, Letkol Sabdho Aji Wibowo menambahkan:
“Pembangunan di Bekasi bukan hanya tugas pemerintah. Sektor swasta punya peran penting dalam memastikan kesejahteraan masyarakat. TMMD bukan hanya proyek fisik, tapi juga proyek hati.”
Kalimatnya sederhana, tapi sarat makna. Karena pembangunan yang sejati memang bukan soal beton dan pipa air, tapi soal bagaimana warga merasa dilibatkan bukan sekadar menjadi penonton dari proyek yang “dibangunkan untuk mereka”.
Tanggal 8 November 2025 jadi penanda.
Bukan hanya hari pemberian penghargaan, tapi juga pengingat bahwa CSR di Indonesia sedang mengalami titik balik dari sekadar aktivitas simbolik menuju bentuk kolaboratif yang lebih konkret.
Namun, apakah Hankook benar-benar sudah sampai di titik itu? Mungkin belum sepenuhnya. Tapi langkah-langkah kecil seperti proyek air bersih ini setidaknya menandai arah yang benar asalkan keberlanjutannya tidak terhenti ketika sorotan media padam.
Mengapa CSR Ini Penting
Dalam dunia industri modern, CSR bukan lagi pilihan, tapi bagian dari corporate survival.
Perusahaan global seperti Hankook tahu betul: reputasi sosial bisa sekuat atau selemah kinerja finansialnya.
Namun, masyarakat kini lebih cerdas. Mereka tak lagi terpukau oleh plakat penghargaan atau baliho “Peduli Sesama”. Mereka ingin bukti air yang benar-benar mengalir, bukan janji yang kering di musim kemarau.
“CSR sejati bukan soal memberi, tapi soal membiarkan masyarakat tumbuh berdampingan.”
Kutipan itu layak menjadi cermin bagi setiap korporasi yang mengaku peduli. Karena memberi tanpa melibatkan hanya akan menciptakan ketergantungan, bukan kemandirian.
Hankook Menjalankan Misinya
Hankook mengusung kerangka kerja ESG (Environmental, Social, Governance) jargon yang kini jadi mantra di dunia korporasi.
Namun di tingkat lokal, ESG baru bermakna ketika warga benar-benar merasakan dampaknya: air bersih yang mengalir, sanitasi yang layak, atau jalan desa yang bisa dilalui tanpa lumpur.
Hankook mengklaim akan terus melanjutkan program sosialnya, dari air bersih hingga pengentasan stunting yang bahkan telah diganjar penghargaan nasional.
Tapi publik tetap berhak bertanya: apakah program-program ini akan bertahan tanpa kamera, tanpa seremoni, tanpa liputan?
Dalam konteks sosial, CSR sejati mirip ban premium: ia harus kuat di segala medan — dari jalan mulus korporasi hingga bebatuan realita masyarakat.
Hankook sudah di jalur yang benar. Tapi agar tak tergelincir, mereka perlu memastikan tapak sosialnya menjejak lebih dalam.
Karena di luar pagar pabrik, masih banyak desa yang menunggu bukan hanya bantuan, tapi kehadiran yang berkelanjutan.
Hankook Tire boleh bangga dengan penghargaan Kodim Bekasi. Namun, penghargaan sejati bukan yang digenggam di podium, melainkan yang dirasakan di sumur air warga.
CSR bukan panggung, tapi perjalanan panjang menuju harmoni antara industri dan kemanusiaan. Dan di situ, Hankook seperti ban buatannya masih terus berputar, menapaki jalan menuju keseimbangan antara bisnis dan nurani.****
- Penulis: Pandito


