Aksi Cepat DOCI Kirim Bantuan ke Sumatera Lewat KRI TNI AL
- account_circle dimas
- calendar_month 14 jam yang lalu
- visibility 14

DOCI Memberikan Donasi Kepada Korban Bencana di Pulau Sumatera
Aksi Cepat DOCI Kirim Bantuan ke Sumatera Lewat KRI TNI AL
DOCI Memberikan Donasi Kepada Korban Bencana di Pulau Sumatera
OTOExpo.com , Jakarta – Jakarta kembali berkabut pagi ketika langkah-langkah komunitas Ducati Official Club Indonesia (DOCI) memasuki dermaga militer Tanjung Priok. Di antara desir angin laut dan gemerisik tali tambat yang bergesek dengan baja kapal, para rider warna merah itu datang bukan untuk memulai perjalanan panjang, melainkan untuk mengirimkan kepedulian.
Hanya berselang tiga hari sejak rombongan DOCI menuntaskan Touring Sumatera, sebuah perjalanan yang penuh tawa, cerita, dan adrenalin kabar duka menghantam. Hujan ekstrem, longsor besar, dan akses yang putus membuat jalur yang baru saja mereka lintasi mendadak menjadi ruang luka. Jalur indah yang mereka nikmati berubah menjadi puing dan lumpur.
Dari situlah semuanya bermula. Bukan dari deru mesin Desmo, tetapi dari panggilan hati.
Ketika sebagian orang butuh waktu untuk berpikir, para anggota DOCI memilih untuk langsung bergerak. Donasi dibuka, pesan berantai terkirim, dan tanpa disuruh dua kali, anggota dari berbagai wilayah langsung mengirim kebutuhan darurat.
Dalam waktu kurang dari 24 jam, terkumpullah lebih dari 1 ton logistik kemanusiaan yang terdiri dari:
-
Makanan instan
-
Sarden kaleng
-
Biskuit dan makanan siap santap
-
Pakaian hangat
-
Selimut darurat
-
Kebutuhan higienis
Semuanya di-packing secara teratur sebagaimana rapinya mereka mengatur motor ketika parkir berbaris di setiap acara nasional.
Sebuah solidaritas spontan, nyaris tanpa komando, namun terjalin rapi seperti harmoni suara mesin V-twin.
Di tengah kompleks pangkalan militer, tempat sunyi yang biasanya hanya diisi oleh derap langkah pasukan kehadiran ratusan kardus bantuan dan rombongan para rider Ducati membawa nuansa lain. Ada haru, ada determinasi, dan ada semangat gotong royong yang hidup kembali.
Bantuan tersebut diserahterimakan kepada Kolonel Laut (P) Ridwansyah, Komandan KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat, kapal rumah sakit angkatan laut yang kini menjadi garis depan dalam misi kemanusiaan di Sumatera.
Proses pemindahan logistik berlangsung pada pukul 06.00 WIB, saat matahari masih malu-malu memantulkan cahaya ke badan kapal. Awak KRI, pengurus DOCI, serta para sukarelawan berdiri sejajar, membentuk rantai manusia. Kotak demi kotak dioper, bukan sekadar sebagai barang, tetapi sebagai harapan.
Semua terlihat bekerja dalam satu ritme: ritme yang biasanya hanya hadir ketika para rider menarik throttle di lintasan terbuka—kini berpindah ke misi kemanusiaan.
Dalam momen serah terima itu, Presiden DOCI, Stephanus Wibowo, menyampaikan rasa duka dan kegelisahan yang sama dirasakan seluruh anggota.
“Kami baru saja menikmati keindahan Sumatera Barat hingga Utara dan merasakan hangatnya masyarakat di sana. Melihat jalur yang kini hancur membuat kami terpukul. Ini bukan sekadar donasi, ini panggilan saudara. Kami ingin bantuan ini menjadi setitik cahaya bagi mereka yang sedang berjuang.” ungkapnya.
Kata-kata itu bukan rangkaian kalimat biasa. Ada emosi yang tidak bisa ditahan. Ada ikatan yang lahir dari perjalanan ribuan kilometer, dari persinggahan di desa-desa kecil, dari senyum anak-anak yang melambaikan tangan di pinggir jalan.
Sumatera bukan lagi sekadar rute touring. Ia adalah kenangan. Ia adalah rumah kedua.
Mungkin banyak yang melihat komunitas motor sebagai kerumunan berisik yang identik dengan turing panjang dan gaya hidup penuh adrenalin. Namun aksi DOCI ini mengingatkan bahwa di balik helm full-face dan jaket kulit, ada hati yang mudah tersentuh.
Bikers, sejatinya, punya satu nilai universal: persaudaraan.
Dan nilai itu yang kini muncul dalam bentuk aksi nyata mengumpulkan bantuan, membangun sinergi dengan TNI AL, dan mengirimkan kembali semangat untuk bangkit kepada masyarakat Sumatera.
Apa yang dilakukan DOCI bukan satu-satunya upaya di Tanah Air. Tapi aksi ini punya makna lain.
Ada sentuhan perasaan, ada cerita perjalanan yang membuat semuanya lebih relevan. Ada ingatan tentang jalanan yang mereka lewati, warung yang mereka singgahi, dan keluarga yang membuka pintu dengan keramahan khas Sumatera.

Aksi Cepat DOCI Kirim Bantuan ke Sumatera Lewat KRI TNI AL
Aksi mereka adalah pengingat bahwa: Ketika rider tidak bisa kembali untuk membantu dengan tangan mereka sendiri, mereka bisa mengirimkan bantuan yang tiba tepat pada waktunya.
Tidak ada harga yang perlu dicantumkan dalam laporan ini, tetapi bila harus disejajarkan dengan nilai materi—bantuan logistik seperti ini biasanya bernilai antara Rp40–60 juta, tergantung jenis dan volume kebutuhan. Namun nilai sesungguhnya bukan soal angka.
Nilainya terletak pada kemauan untuk terlibat. Pada keberanian untuk hadir lebih cepat. Pada solidaritas yang tidak menunggu instruksi.
Ketika touring selesai, banyak orang mengira cerita telah ditutup. Namun bagi DOCI, perjalanan justru baru dimulai ketika mereka memilih membantu masyarakat yang jalannya kini tertutup tanah dan puing.
Aksi ini menjadi refleksi bahwa riding bukan sekadar perjalanan fisik, tapi juga perjalanan batin. Bahwa roda dua dapat membawa lebih dari sekadar pengendara ia bisa membawa harapan.
Dan hari itu, di dermaga Tanjung Priok, harapan itu berlayar ke Sumatera bersama KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat.***
- Penulis: dimas
- Editor: RM.Dimas Wirawan



