XPENG Tak Lagi Sekadar Mobil Listrik, Kini Jadi “Otak Fisik” Dunia! Dari Taksi Otonom, Robot IRON, hingga Mobil Terbang
- account_circle Magoh
- calendar_month Sab, 8 Nov 2025
- visibility 66

XPENG Ungkap Inovasi Kecerdasan Fisik: VLA 2.0, Taksi Otonom, IRON, dan Mobil Terbang
XPENG Tak Lagi Sekadar Mobil Listrik, Kini Jadi “Otak Fisik” Dunia! Dari Taksi Otonom, Robot IRON, hingga Mobil Terbang
XPENG Ungkap Inovasi Kecerdasan Fisik: VLA 2.0, Taksi Otonom, IRON, dan Mobil Terbang
OTOExpo.com , China – Dunia otomotif kembali bergeser. Dari sekadar mesin, kini menjadi makhluk cerdas. Dari logam dan kabel, kini punya “otak” dan intuisi.
Itulah yang dibawa XPENG lewat gelaran XPENG AI Day 2025 bertema “Emergence” momen ketika kecerdasan buatan tak lagi hanya meniru manusia, tapi mulai menyatu dalam bentuk fisik.
Empat inovasi besar mereka VLA 2.0, Robotaxi, IRON, dan mobil terbang ARIDGE bukan sekadar pamer teknologi, tapi pernyataan berani: XPENG tak lagi sekadar pembuat mobil listrik; mereka tengah membangun ekosistem kehidupan cerdas berbasis Physical AI.
XPENG Science Park
Pada acara yang berlangsung di XPENG Science Park, Guangzhou, XPENG memperkenalkan empat produk masa depan yang siap memasuki fase produksi massal.
-
XPENG VLA 2.0, otak besar dengan paradigma “Vision–Implicit Token–Action”.
-
XPENG Robotaxi, taksi otonom tanpa sopir dengan sistem full-stack.
-
XPENG IRON, robot humanoid dengan 82 derajat kebebasan dan baterai solid-state pertama di dunia.
-
XPENG ARIDGE Land Aircraft Carrier dan A868 tiltrotor, kendaraan udara cerdas yang benar-benar bisa terbang.
He Xiaopeng, sang pendiri sekaligus CEO XPENG, menyebut langkah ini sebagai “gelombang besar Physical AI” — era ketika kecerdasan buatan bukan lagi ada di layar, tapi di dunia nyata.
“Kami tidak lagi berbicara soal software yang pintar, tapi tentang mesin yang bisa berpikir, bergerak, dan beradaptasi,” tegas He Xiaopeng.
XPENG memilih Guangzhou, kota dengan denyut teknologi tinggi dan ekosistem industri kuat, sebagai markas revolusinya.
Pabrik ARIDGE bahkan sudah mulai beroperasi dengan kapasitas 10.000 unit kendaraan udara per tahun.
Tak tanggung-tanggung, XPENG juga menggandeng Pemerintah Kota Dunhuang untuk membuka rute wisata udara pertama di Tiongkok pada 2026, menghadirkan konsep self-driving flight ke dunia nyata.
Bisa dibayangkan, mobil yang bukan hanya melaju, tapi juga melayang di udara dengan kendali otomatis, bukan lagi fantasi film fiksi ilmiah melainkan realitas yang disiapkan oleh XPENG.
Selain He Xiaopeng, ada nama lain yang patut dicatat: Djohan Sutanto, CEO Erajaya Active Lifestyle, pemegang merek XPENG di Indonesia.
Dalam pernyataannya, Djohan menegaskan bahwa XPENG bukan sekadar membawa produk, tapi juga membuka wacana baru tentang mobilitas cerdas di Indonesia.
“Kami mempelajari regulasi, infrastruktur, dan kesiapan pasar agar Physical AI bisa hadir dengan aman dan bermanfaat. Indonesia harus siap menyambut revolusi ini,” ujarnya.
Sementara di tingkat global, XPENG mengumumkan Volkswagen sebagai mitra peluncuran pertama yang akan mengadopsi VLA 2.0 dan chip Turing AI milik XPENG.
Sebuah langkah kolaboratif yang menandai era baru otomotif lintas benua, di mana kompetitor bisa menjadi kolaborator demi percepatan teknologi.

XPENG Ungkap Inovasi Kecerdasan Fisik: VLA 2.0, Taksi Otonom, IRON, dan Mobil Terbang
Tak seperti kebanyakan pabrikan yang hanya memamerkan konsep, XPENG menegaskan bahwa semua inovasi ini siap masuk tahap produksi massal mulai 2026.
Robot IRON dijadwalkan menjadi humanoid pertama yang diproduksi massal di sektor publik dan industri, sedangkan Robotaxi akan mulai diuji di beberapa kota besar Tiongkok tahun depan.
Yang lebih menarik, XPENG menyebut iterasi model VLA 2.0 kini berlangsung setiap lima hari sekali, berkat dukungan 30.000 GPU dan model dasar dengan 72 miliar parameter — efisiensi pembelajaran yang nyaris melampaui kecepatan pengembangan manusia.
XPENG Agresif Physical AI
Jawabannya sederhana tapi dalam: XPENG sadar bahwa masa depan mobilitas bukan hanya listrik tapi kecerdasan. Semua pabrikan besar bisa membuat mobil EV cepat dan efisien, tapi belum banyak yang bisa membuat mobil yang mengerti pengemudinya.
Dengan pendekatan Physical AI, XPENG ingin membangun sistem yang bisa “merasakan” jalan, membaca situasi, bahkan mengambil keputusan secara mandiri tanpa intervensi manusia.
Namun, di sisi lain, muncul pertanyaan kritis: Apakah dunia (termasuk Indonesia) benar-benar siap menyambut “makhluk cerdas” di jalan raya?
Bagaimana dengan regulasi, tanggung jawab hukum, dan keamanan data? Belum lagi, tantangan sosial yang muncul ketika “sopir manusia” mulai tergantikan oleh kecerdasan buatan.
XPENG Terjemahkan AI ke Dunia Nyata
XPENG menggunakan sistem VLA (Vision–Implicit Token–Action), yang memungkinkan kendaraan memahami konteks secara real-time tanpa ketergantungan pada peta digital konvensional.
Artinya, Robotaxi mereka bisa beroperasi tanpa LiDAR, cukup dengan sistem penglihatan dan kamera berkecepatan tinggi.
Selain itu, chip XPENG Turing AI dengan performa 3000 TOPS (Tera Operations per Second) menjadikannya salah satu prosesor otomotif tercepat di dunia.
Teknologi ini mampu memproses jutaan variabel jalan, obyek, dan kondisi lingkungan secara simultan — hal yang mustahil dilakukan manusia dalam sepersekian detik.
Namun di balik kekaguman itu, muncul sisi realistis:
“Teknologi ini mengagumkan, tapi manusia belum tentu siap hidup di dunia di mana mesin memiliki intuisi,” tulis salah satu analis independen asal Hong Kong.
Kecerdasan yang Mungkin Terlalu Cepat Datang
XPENG seolah melangkah dua dekade lebih cepat dari kebutuhan pasar. Bagi sebagian orang, ini revolusioner. Tapi bagi sebagian lainnya, ini menakutkan.
Ketika mobil bisa berpikir, robot bisa bergerak, dan pesawat bisa terbang sendiri apakah manusia masih jadi pusat kendali, atau hanya penumpang dari sistem yang ia ciptakan sendiri?
Meski begitu, satu hal patut diakui: XPENG punya keberanian. Mereka tak menunggu dunia siap mereka membuat dunia itu siap.
Dari Jalan ke Langit, Dari Mesin ke Pikiran
Inovasi XPENG bukan sekadar pamer teknologi. Ini adalah puisi tentang ambisi manusia yang ingin menembus batas antara dunia digital dan fisik.
Dari mobil yang menyetir sendiri, robot yang berjalan seperti manusia, hingga pesawat yang bisa mendarat di halaman rumah XPENG sedang menulis bab baru tentang mobilitas global.
Dan mungkin, di masa depan, ketika kita menatap langit dan melihat mobil melayang di antara gedung-gedung tinggi, kita akan mengingat satu hal: bahwa semua itu bermula dari keberanian sebuah perusahaan bernama XPENG, yang percaya bahwa kecerdasan sejati bukan soal pikiran, tapi tentang keberanian untuk diwujudkan.****
- Penulis: Magoh
- Editor: Dimas Lombardi



