TOYOTA GAZOO Racing Indonesia Menang Dua Kali di Japan Cup 2025
- account_circle dennis
- calendar_month Sel, 17 Jun 2025
- visibility 71

TOYOTA GAZOO Racing Indonesia Menang Dua Kali di Japan Cup 2025
OTOExpo.com, Jakarta – Musim balap 2025 baru saja dimulai, dan Toyota Gazoo Racing Indonesia (TGRI) langsung bikin gebrakan dengan menang dua kali berturut-turut di Japan Cup 2025 kelas GT4.
Dengan mengandalkan GR Supra GT4 Evo 2 yang sudah disempurnakan, duet Haridarma Manoppo dan Seita Nonaka tampil dominan di Sirkuit Sportsland Sugo, Jepang.
Tapi di balik selebrasi itu, muncul satu pertanyaan: apakah dominasi di dua seri awal ini cukup jadi bukti kalau TGRI bakal merajai GT World Challenge Asia 2025? Atau justru ini baru awalan manis yang penuh tekanan?
Supra GT4 Evo 2: Sekarang Lebih Galak
Mari mulai dari mobilnya dulu. GR Supra GT4 Evo 2, mobil yang diandalkan TGRI, sekarang tampil lebih buas. Mesin 3.000 cc turbo enam silinder ini udah di-upgrade jadi 430 dk dan 650 Nm.
Gak cuma kencang, tapi juga lebih cerdas. Toyota menyempurnakan sistem rem ABS berdasarkan feedback pembalap dari Jepang dan Eropa.
Hasilnya? Manuver lebih presisi, pengereman makin smooth di tikungan, dan kestabilan saat downshift pun ditingkatkan lewat update software.
Tapi tetap saja, mesin bagus bukan jaminan kalau tidak dibarengi adaptasi tim dan pembalap. Untungnya, TGRI punya Haridarma yang udah kenyang pengalaman dan Seita yang jadi wakil muda penuh potensi dari program pengembangan pembalap Toyota (TGR-DC).
Keduanya berhasil memanfaatkan semua pembaruan itu, minimal untuk dua race pembuka.

Kemenangan Dua Kali
Pada race pertama (15 Juni), Seita meraih superpole, dan Haridarma mencatatkan waktu tercepat kedua.
Start dari depan jelas jadi keuntungan, dan mereka berhasil menyegel podium pertama dengan waktu 1:01:45.256.
Lanjut ke race kedua, mereka tetap tampil solid dan konsisten. Walau tekanan dari rival makin terasa, performa GR Supra GT4 Evo 2 tetap bisa diandalkan.
Hasilnya? Kemenangan kedua dengan waktu 1:01:30.520.
Tapi di balik pencapaian itu, perlu dicatat bahwa Japan Cup hanyalah bagian kecil dari GT World Challenge Asia (GTWCA).
Musim masih panjang dengan total delapan seri. Lawan-lawan berat dari Jepang, Korea, hingga tim privatir Eropa juga belum mengeluarkan semua “kartu truf” mereka.
Konsistensi Jadi Kunci
Musim lalu, Haridarma dan Seita sempat nyaris juara, tapi akhirnya “cuma” finish di posisi tiga klasemen GT4. Itu pun terjadi karena beberapa race mereka gagal menjaga ritme dan sempat disalip tim-tim lain di pertengahan musim.
Makanya, kemenangan awal ini memang patut dirayakan, tapi euforianya jangan keburu bikin tim jumawa.
Konsistensi lap time, strategi pit stop, komunikasi antar pembalap dan engineer semuanya bakal diuji di seri-seri selanjutnya.
Terutama saat kondisi cuaca berubah ekstrem atau sirkuit yang kurang familiar bagi pembalap Indonesia.
Tantangan Buat TGRI
-
Mobil Sudah Oke, Tapi Persaingan Teknologi Ketat
Hampir semua tim kini juga pakai mobil dengan spek GT4 terbaru. Artinya, performa Supra GT4 Evo 2 gak lagi jadi senjata rahasia. Lawan-lawan mereka pun pasti akan melakukan improvement. Bisa jadi di seri ke-3 dan ke-4, keunggulan ini udah netral. -
Regulasi BOP (Balance of Performance) Bisa Jadi Penentu
Jangan lupa, GT4 itu kelas yang diatur ketat dengan regulasi BOP. Kalau mobil dianggap terlalu dominan, panitia bisa mengatur ulang bobot, daya mesin, atau even waktu pit stop. Dan kalau itu terjadi ke GR Supra, siap-siap TGRI harus lebih kerja keras lagi. -
Target Terlalu Tinggi Bisa Jadi Beban
Dengan publikasi besar-besaran dari TAM dan harapan dari fans motorsport Indonesia, beban Haridarma dan Seita bakal semakin besar. Kita semua ingin mereka jadi juara Asia, tapi perlu dicamkan bahwa menjaga kepala tetap dingin jauh lebih penting daripada sekadar mengejar headline kemenangan.
Pembuktian di Seri Berikutnya
Meskipun kami sedikit kritis, bukan berarti TGRI gak layak diacungi jempol. Justru sebaliknya, dua kemenangan ini membuktikan bahwa mereka bisa jadi ikon motorsport Indonesia di level Asia.
Tapi ya itu tadi, musim masih panjang dan tantangan sesungguhnya belum dimulai.
Jika mereka bisa tetap konsisten, menjaga pace mobil, komunikasi tim solid, dan gak terpancing euforia, bukan gak mungkin tahun ini Indonesia bisa pulang bawa gelar juara GT4 Japan Cup atau bahkan GT World Challenge Asia 2025.
Karena dalam dunia balap, cepat itu penting, tapi konsisten itu yang bikin juara.
Siap terus dukung aksi TGRI di lintasan? Kita tunggu kejutan mereka di seri selanjutnya. Jangan cepat puas, karena balapan bukan soal siapa cepat di awal tapi siapa yang bisa bertahan sampai akhir. ***
.
.
.
.
.
- Penulis: dennis



