Suzuki Clean Up the World 2025 Sekedar Aksi Nyata
- account_circle dimas
- calendar_month Kam, 17 Jul 2025
- visibility 82

Suzuki Clean Up the World 2025 Sekedar Aksi Nyata
OTOExpo.com , Jakarta – Suzuki baru saja menyelesaikan kegiatan tahunan “Clean Up The World” ke-12 di Pantai Pasir Panjang, Pulau Mendanau, Belitung, sebagai bagian dari selebrasi 60 tahun kiprah mereka di industri maritim.
Lebih dari 150 peserta ikut ambil bagian mulai dari anak nelayan, pelajar, hingga pejabat lokal. Hasilnya? Lebih dari 400 kilogram sampah plastik berhasil diangkat dari kawasan pesisir.
Sekilas, semuanya terdengar menginspirasi. Tapi pertanyaannya, seberapa besar dampaknya bagi lingkungan, dan apakah ini benar-benar solusi atau cuma ritual CSR tahunan yang ujung-ujungnya jadi bahan promosi?

Aksi Nyata: Edukasi dan Tukik Dilepas
Acara ini tak hanya sekadar bersih-bersih. Suzuki juga menggelar sesi edukasi lingkungan dan melepas tukik ke laut sebagai simbol pelestarian ekosistem.
Ini tentu langkah positif, karena edukasi adalah kunci perubahan perilaku jangka panjang, apalagi di wilayah-wilayah pesisir yang terdampak langsung oleh polusi laut.
Namun, menanamkan kesadaran bukan pekerjaan sekali jadi. Jika aksi ini hanya muncul setahun sekali, dampaknya bisa jadi sekadar euforia sesaat apalagi kalau tak disertai program pendampingan lanjutan.
400 Kg Sampah, Tapi Lalu Apa?
Jumlah 400 kg sampah yang berhasil dikumpulkan memang impresif, tapi juga jadi tamparan keras: betapa parahnya masalah sampah plastik yang menumpuk di pantai.
Sampah sekali pakai, botol kemasan, hingga styrofoam menjadi “hasil panen” utama dari kegiatan ini.
Namun, akankah pantai ini bersih selamanya? Atau akan kembali kotor sebulan kemudian?
Suzuki menyerahkan beberapa tempat sampah berkapasitas 100 liter sebagai bentuk dukungan berkelanjutan.
Tapi dalam skala krisis sampah yang kita hadapi, ini tentu belum cukup. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat butuh sistem pengelolaan limbah yang lebih terstruktur dan berkelanjutan, bukan cuma tong sampah dan seremoni simbolik.
Kampanye Global yang Konsisten
Suzuki menyebut aksi ini bagian dari proyek global Suzuki Clean Ocean Project yang diluncurkan sejak 2014. Ada tiga pilar: rutin bersih-bersih pantai, mengurangi plastik pada kemasan suku cadang, dan inovasi teknologi pengumpul mikroplastik di mesin tempel DF115B.
Jelas, ini bukan kampanye kaleng-kaleng.
Tapi di sisi lain, publik masih minim informasi soal apa yang terjadi setelah acara selesai. Bagaimana dampak jangka panjangnya bagi Belitung?
Apakah pantai jadi lebih bersih dari tahun ke tahun? Di sinilah komunikasi lanjutan dan transparansi hasil jadi kunci.
Jika tidak, ya kampanye ini akan terus dibaca publik sebagai aktivitas sesekali yang ujung-ujungnya cuma memperkuat brand image ramah lingkungan tanpa menyentuh akar persoalan sebenarnya.
Lokasi yang Ikonik, Tantangan yang Ironik
Pantai Pasir Panjang adalah salah satu destinasi wisata unggulan di Belitung. Pasir putih, air jernih, dan suasana alami jadi daya tariknya.
Tapi di balik keindahan itu, tantangan berat mengintai: pencemaran, peningkatan wisata tanpa regulasi, dan minimnya kesadaran lingkungan dari pengunjung sendiri.
Suzuki memilih lokasi ini dengan pertimbangan strategis dan ini patut diapresiasi. Tapi kalau aksi bersih-bersih hanya dilakukan di tempat-tempat populer untuk “showcase,” maka kawasan pesisir terpencil yang lebih terdampak bisa terus terabaikan.
Apresiasi untuk Langkah Baik, Kritik untuk Perbaikan
Tidak ada yang salah dari kegiatan seperti ini. Bahkan, dalam dunia yang makin skeptis terhadap greenwashing dan pencitraan hijau, minimal Suzuki sudah mengambil tindakan konkret. Mereka tidak hanya bicara, tapi juga bergerak.
Namun publik juga berhak bertanya: apakah ini bagian dari strategi marketing hijau semata, atau benar-benar solusi lingkungan jangka panjang?
Langkah seperti ini seharusnya bukan hanya jadi ritual tahunan saat ulang tahun perusahaan atau saat branding dibutuhkan.
Suzuki dan perusahaan besar lainnya perlu menjadikan keberlanjutan sebagai intisari bisnis mereka, bukan hanya tempelan pada presentasi.
Langkah Kecil Menuju Lautan yang Lebih Bersih
Di tengah krisis iklim dan sampah plastik yang tak kunjung reda, aksi seperti Clean Up the World bisa jadi pengingat: bahwa kolaborasi lintas sektor, edukasi, dan aksi konkret tetap dibutuhkan.
Tapi publik juga perlu melihat komitmen itu dalam bentuk jangka panjang dan berdampak nyata, bukan sekadar “show” sekali setahun.
Jadi, Suzuki… mau lanjut serius atau cukup segini aja? ****
.
.
.
- Penulis: dimas


