Shell Helix Ultra Terbaru Dilengkapi Teknologi Shell PurePlus dengan Kemasan Daur Ulang 100%
- account_circle Abimanyu
- calendar_month Jum, 7 Nov 2025
- visibility 111

Shell Indonesia menghadirkan Shell Helix Ultra terbaru, pelumas premium dengan teknologi mutakhir untuk mesin mobil berpenumpang
Shell Helix Ultra Terbaru Dilengkapi Teknologi Shell PurePlus dengan Kemasan Daur Ulang 100%
Shell Indonesia menghadirkan Shell Helix Ultra terbaru, pelumas premium dengan teknologi mutakhir untuk mesin mobil berpenumpang
OTOExpo.com , Jakarta – Dunia otomotif tak pernah berhenti memoles janji. Hari ini, janji itu datang dalam bentuk botol biru metalik dengan label tegas: Shell Helix Ultra.
Shell Indonesia memperkenalkan pelumas premium terbarunya dengan teknologi Shell PurePlus, kemasan 100% plastik daur ulang, dan tiga sertifikasi internasional API SQ, ACEA C3, serta ILSAC GF-7A.
Klaimnya sederhana namun ambisius: melindungi mesin lebih baik, lebih lama, dan lebih bersih dari sebelumnya.
Tapi di balik aroma sintetik dan kilau kemasan barunya, ada pertanyaan besar yang muncul di benak banyak penggemar otomotif: Apakah ini sekadar pembaruan kosmetik, atau benar-benar revolusi di ruang mesin?
Shell Helix Ultra
Shell Helix Ultra terbaru bukan sekadar oli. Ia adalah manifesto teknologi yang diciptakan dari hasil kolaborasi panjang antara Shell dan tim teknik Ferrari, BMW, serta Hyundai.
Formula Shell PurePlus Technology hasil riset puluhan tahun mengubah gas alam menjadi minyak dasar sintetis murni, bebas kotoran, dan diklaim memberikan penghematan bahan bakar lebih baik hingga 3%, sekaligus memperpanjang usia mesin.
Pelumas ini hadir dalam dua varian:
-
Shell Helix Ultra 5W-30 dengan sertifikasi API SQ dan ACEA C3, untuk mesin bensin, diesel, dan hybrid.
-
Shell Helix Ultra 0W-20 dengan sertifikasi API SQ dan ILSAC GF-7A, untuk efisiensi tinggi dan mesin modern berkapasitas kecil.
Peluncuran resmi digelar di Jakarta, namun gema kampanyenya meluas hingga ke berbagai kota besar di Indonesia.
Shell memastikan produk ini langsung tersedia di jaringan SPBU Shell, bengkel rekanan, dan e-commerce resmi seperti Lazada, Tokopedia, Blibli, Shopee, dan TikTok Shop.
Menariknya, setiap pembelian tertentu juga membuka kesempatan bagi pelanggan untuk ikut dalam program “Double Shell Helix Experience” menonton performa Scuderia Ferrari HP bersama Fitra Eri, salah satu reviewer otomotif paling kritis di Indonesia.
Tanggung Jawab Lingkungan
“Kami ingin pelanggan tidak sekadar mengganti pelumas, tapi merasakan keyakinan baru di balik kap mobil mereka,” ujar Kartika Pelapory, Vice President Marketing Lubricants Shell Indonesia.
Nada bicaranya tegas, namun lembut khas gaya korporasi yang ingin membumikan teknologi tingkat tinggi agar bisa diterima pasar yang pragmatis.
Sementara itu, Andri Pratiwa, Managing Director Shell Indonesia, menegaskan bahwa peluncuran ini bukan hanya tentang performa, tapi juga tentang keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan.
“Kami bangga menghadirkan pelumas premium dengan kemasan 100% plastik daur ulang. Inilah cara kami menunjukkan bahwa performa dan keberlanjutan bisa berjalan seiring.”
Kalimat yang terdengar ideal, meski kita tahu di lapangan, daur ulang plastik masih jadi isu pelik di Indonesia.
Tahun 2025 menjadi waktu yang menarik untuk peluncuran produk ini.
Pasar pelumas di Indonesia sedang berubah cepat: kendaraan hybrid makin populer, regulasi emisi makin ketat, dan konsumen makin melek teknologi.
Shell tampaknya tak ingin sekadar mengikuti tren, tapi ingin memimpin narasi.
Namun di sisi lain, peluncuran ini juga bisa dibaca sebagai bentuk defensif mempertahankan posisi Shell sebagai produsen pelumas nomor satu di dunia selama 19 tahun berturut-turut, di tengah tekanan dari merek Asia yang lebih agresif dalam harga dan distribusi.
Apa yang Membedakan
Secara teknis, Shell Helix Ultra terbaru memang mengusung sejumlah peningkatan.
Namun di balik jargon-jargon teknis seperti low-viscosity formulation, engine-cleaning molecules, atau friction reduction technology, sebagian konsumen bertanya hal sederhana:
“Apakah saya benar-benar akan merasakan bedanya di jalan?”
Jawaban jujurnya: tergantung mobil dan gaya berkendara Anda.
Untuk mesin baru dengan toleransi ketat, oli low-viscosity seperti 0W-20 bisa memberi sensasi enteng dan responsif.
Tapi untuk mesin tua atau kondisi jalan ekstrem Indonesia, viskositas rendah justru bisa terasa “terlalu cair” membuat mesin terdengar lebih kasar di suhu tinggi.
Jadi ya, di sinilah kritik itu muncul.
Shell menawarkan teknologi global, tapi belum tentu semua pengguna lokal siap menyesuaikan diri dengan karakteristiknya.
Shell Teknologi Balap
Melalui kemitraan dengan Ferrari, Shell menguji Helix Ultra dalam kondisi ekstrem di lintasan balap suhu 120°C, RPM tinggi, dan tekanan luar biasa pada sistem pelumasan.
Dari situ lahirlah pelumas yang diklaim mampu mempertahankan stabilitas viskositas, bahkan setelah ribuan kilometer.
Namun, yang menarik adalah filosofi di baliknya: Shell ingin mentransfer DNA performa balap ke pengalaman berkendara harian.

Shell baru saja merilis Helix Ultra terbaru di Indonesia, pelumas premium yang kini pakai 100%
Dan itu bukan sekadar klaim karena viskositas rendah (0W) dan molekul sintetis murni memang terbukti mengurangi gesekan internal mesin, meski efeknya mungkin tak terlalu terasa pada mobil 1.2L LCGC yang dipacu 40 km/jam di Kemang Raya.
Antara Inovasi dan Realitas Pasar
Shell Helix Ultra terbaru terasa seperti simfoni yang megah tapi tidak semua pendengarnya paham notasinya. Produk ini teknologinya tinggi, namun pasar otomotif Indonesia masih didominasi oleh pemilik mobil dengan mindset konvensional: asal mesin halus dan oli tidak cepat hitam, berarti bagus.
Bagi mereka, harga sekitar Rp 450.000–Rp 600.000 per 4 liter mungkin terasa mahal untuk sekadar “oli.”
Namun bagi pecinta performa dan efisiensi, itu investasi kecil untuk menjaga mesin tetap prima hingga ratusan ribu kilometer.
Janji Teknologi dan Jejak Keberlanjutan
Dengan kemasan 100% daur ulang, sertifikasi internasional, dan riset balap yang tak main-main, Shell Helix Ultra terbaru memang mencerminkan arah masa depan pelumas: efisien, bersih, dan berkelanjutan.
Namun seperti halnya setiap inovasi, yang menentukan bukan hanya seberapa canggih produknya, tapi seberapa dalam ia dipahami dan diterapkan oleh pengguna.
Atau seperti kata pepatah otomotif lama:
“Pelumas terbaik pun tak berguna di mesin yang tak pernah dirawat.”
Shell telah menyalakan kembali api inovasi kini giliran para pengemudi Indonesia untuk memastikan nyalanya tak padam di tengah panasnya jalanan tropis dan kemacetan urban yang tak kenal kompromi.*****
- Penulis: Abimanyu
- Editor: Dimas Lombardi


