News
light
Beranda » Kendaraan » Peugeot Django Lengkapi Diri Dengan 17 Warna Pilihan

Peugeot Django Lengkapi Diri Dengan 17 Warna Pilihan

  • account_circle Magoh
  • calendar_month Sab, 17 Agu 2019
  • visibility 84

Peugeot Django Lengkapi Diri Dengan 17 Warna Pilihan

 

OTOExpo.com – Bayangkan kamu sedang melintas di jalanan Jakarta. Di antara lautan motor bebek dan skutik mainstream, tiba-tiba muncul sosok yang berbeda. Desainnya klasik, elegan, seperti keluar dari film Prancis tahun 70-an.

Itulah Peugeot Django. Skutik retro yang dulu sempat mencuri perhatian dengan kampanye 17 warna edisi kemerdekaan pada 2019.

Gaya yang Tak Lekang Waktu, Tapi Apa Harganya Masih Masuk Akal?

Dari segi desain, Django memang juaranya. Bodinya yang panjang 1.925 mm dengan lekukan membulat dan setang lebar, memberikan aura skuter Eropa yang autentik.

Lampu utama sudah LED, dilengkapi DRL, dan yang paling ikonik adalah cincin cahaya putih yang mengelilingi logo singa di depan. Detail kecil itu bikin Django langsung dikenali dari kejauhan.

Tapi gaya premium itu harus dibayar mahal. Edisi khusus Django Independence pada 2019 dibanderol Rp51,9 juta (OTR Jakarta).

Dan meskipun tidak ada data resmi harga terbaru, dengan inflasi dan kenaikan harga kompetitor, bisa dipastikan harganya sekarang jauh di atas angka itu.

.

Peugeot Django Lengkapi Diri Dengan 17 Warna Pilihan

Bandingkan dengan Honda Stylo 160 yang dibanderol mulai Rp27,5 juta, atau Yamaha Grand Filano yang berada di kisaran Rp28-30 juta. Django jelas berada di kelas yang berbeda—lebih premium, tapi juga jauh lebih mahal.

Mesin 150cc: Cukup, Tapi Tidak Istimewa

Django ditenagai mesin Easymotion 150 cc, 4 tak, berpendingin udara, dengan tenaga 11,5 dk dan torsi 11,2 Nm. Angka ini cukup untuk harian, tapi tidak lebih.

Di jalan raya, akselerasinya halus, tapi jangan harap bisa menyalip dengan agresif. Mesin ini direkomendasikan untuk bahan bakar RON 92 ke atas, yang berarti kamu harus pakai Pertamax atau setara.

Yang menarik, mesin ini terkenal awet dan minim perawatan. Tapi di era sekarang, di mana kompetitor sudah mulai menawarkan pendingin cair dan tenaga lebih besar, mesin berpendingin udara terasa seperti langkah mundur.

Apalagi jika melihat skutik Cina seperti Chongqing Palamina 2025 yang menawarkan desain mirip Django dengan harga sekitar Rp27 juta. Pertanyaannya: apakah kamu mau membayar dua kali lipat hanya untuk logo singa?

Fitur dan Kenyamanan: Retro dengan Sentuhan Modern

Django bukan sekadar gaya. Ia punya fitur yang cukup modern untuk kelasnya. Panel instrumennya semi digital, menampilkan speedometer analog dengan layar digital kecil untuk informasi trip, odometer, bahan bakar, dan suhu sekitar.

Ada juga outlet charger 12 volt, glove box, dan bag hook fitur standar yang sekarang sudah menjadi keharusan.

Yang paling praktis adalah bagasinya. Kompartemen di bawah jok cukup luas untuk menampung satu helm full face. Suspensinya teleskopik depan dan monoshock belakang, dengan ban 120/70-12 inci di depan dan belakang, memberikan kenyamanan yang baik di jalan bergelombang.

Dan yang paling penting: sudah pakai ABS. Sistem pengereman cakram 200 mm depan dan 190 mm belakang dengan ABS adalah nilai jual besar, terutama untuk skutik retro yang biasanya masih pakai rem tromol belakang.

Apakah Django Masih Relevan?

Di satu sisi, Django adalah simbol gaya dan eksklusivitas. Ia bukan motor untuk semua orang. Ia untuk mereka yang menghargai desain, sejarah, dan keunikan.

Edisi 17 warna pada 2019 adalah bukti bahwa Peugeot ingin penggunanya bisa “merdekakan pilihan, ekspresikan warna”.

Tapi di sisi lain, pasar sudah berubah. Skutik retro bukan lagi monopoli Eropa. Kompetitor dari Tiongkok dan Jepang menawarkan desain serupa dengan harga jauh lebih terjangkau.

Dan dengan harga yang kemungkinan besar masih di atas Rp50 juta, Django berada di posisi yang sulit.

Untuk Pencinta Gaya, Bukan Pencari Nilai

Peugeot Django tetaplah skutik yang indah. Ia punya karakter, punya cerita, dan punya tempat tersendiri di hati pecinta otomotif. Tapi jika kamu mencari nilai terbaik untuk uang, mungkin ada opsi yang lebih masuk akal.

Namun, jika kamu mencari sesuatu yang berbeda, yang tidak mainstream, dan kamu punya cukup budget, Django tetap bisa jadi pilihan. Karena terkadang, motor bukan cuma soal angka, tapi soal perasaan. Dan Django? Ia bikin kamu merasa seperti sedang berkendara di Paris, bukan di Jakarta.***

  • Penulis: Magoh

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less