JAECOO J7 SUV Canggih, Tapi Apa Bener Cocok Buat Indonesia?
- account_circle dennis
- calendar_month Rab, 2 Jul 2025
- visibility 84

JAECOO J7 Jika tidak dibarengi edukasi, perawatan yang mudah, dan jaringan layanan luas, maka JAECOO hanya akan menjadi “bintang baru” yang cepat meredup
JAECOO J7 SUV Canggih, Tapi Apa Bener Cocok Buat Indonesia?
OTOExpo.com , Jakarta – Ketika bicara soal SUV premium, nama-nama seperti Toyota Fortuner, Pajero Sport, bahkan MG ZS Hybrid udah duluan ngisi kepala kita.
Tapi sekarang muncul pemain baru dari Cina bernama JAECOO, yang baru aja merilis dua jagoannya: JAECOO J7 SHS dan J7 AWD. Katanya sih, ini mobil “pintar”, “tangguh”, dan “elegan”.
Tapi pertanyaannya, seberapa cocok sih mobil super canggih ini buat konsumen Indonesia yang doyan praktis dan gak mau ribet?
Salah satu sorotan utama adalah J7 SHS yang menawarkan nilai luar biasa melalui efisiensi konsumsi bahan bakar.
Dengan J7 SHS, pengemudi dapat menempuh jarak hingga 1.300 km hanya dengan satu tangki bahan bakar setara dengan pengeluaran sekitar Rp 758.000 untuk jarak tersebut.

1. Jarak Tempuh 1.300 KM? Keren, Tapi Siapa yang Perlu?
Salah satu hal yang paling dibanggakan dari JAECOO J7 SHS adalah jarak tempuh hingga 1.300 km dalam satu kali pengisian. Kedengarannya keren banget, kan?
Rata-rata orang di Indonesia nyetir 20–40 km sehari. Bahkan mudik pun paling banter 800 km. Jadi, fitur ini sebenarnya lebih cocok buat brosur promosi ketimbang kebutuhan nyata.
Dan jangan lupakan, itu kombinasi BBM dan baterai. Kalau baterainya kosong? Ya, boros juga akhirnya.
2. Teknologi Hybrid SHS? Bagus, Tapi Ribet
JAECOO J7 SHS adalah SUV PHEV (Plug-in Hybrid), artinya bisa diisi listrik dan pakai bensin. Masalahnya, infrastruktur charging di Indonesia masih setengah matang.
Di Jakarta mungkin gampang. Tapi coba isi ulang di Purwokerto, atau di pelosok Kalimantan?
Mau gak mau, ujung-ujungnya banyak pengguna hybrid seperti ini akhirnya cuma pakai mode bensin aja. Sayang banget kan, beli PHEV mahal-mahal, tapi gak bisa maksimal?
3. AWD dan ARDIS Buat Off-Road? Serius?
Varian AWD-nya diklaim punya sistem All-Road Drive Intelligent System (ARDIS), lengkap dengan 7 mode berkendara, termasuk buat lumpur dan tanjakan ekstrem. Bahkan bisa nerjang banjir sedalam 600 mm.
Tapi realitanya, berapa persen pengguna SUV Indonesia yang benar-benar pakai mobilnya buat off-road ekstrem?
Kebanyakan ya cuma buat antar anak sekolah, ke mall, atau mudik pas Lebaran. Jadi fitur-fitur ini, lagi-lagi, terlihat lebih gimmick ketimbang benar-benar terpakai.
4. Desain Mirip Range Rover, Tapi Gak Murah
JAECOO bangga banget kalau desainnya terinspirasi dari Range Rover, bahkan ngaku punya kolaborasi teknologi dengan Jaguar Land Rover.
Hasilnya, J7 emang kelihatan mewah bentuk gagah, lampu LED tajam, dan interior cukup modern.
Tapi, harga tetap jadi soal. Dengan harga PHEV yang gak bisa dibilang murah, konsumen lokal pasti mulai mikir: mending ini, atau ambil brand Jepang yang udah jelas purna jualnya?
Karena jujur aja, beli mobil itu bukan cuma soal fitur tapi soal aftersales dan resale value. Dua hal yang belum tentu dimenangkan JAECOO.
5. Teknologi Segudang Tapi Siapkah Konsumennya?
Fitur ADAS, V2L, 540° transparent chassis, sampai 19 sistem bantuan pengemudi ini semua impresif. Tapi kita harus tanya: seberapa banyak orang Indonesia benar-benar tahu cara pakainya?
Kita masih sering lihat pengemudi nabrak saat parkir karena gak aktifin kamera mundur. Fitur secanggih apapun gak akan maksimal kalau user-nya belum familiar.
6. Kolaborasi Jurassic World: Gimmick Atau Strategi?
JAECOO juga menggandeng film Jurassic World: Rebirth. Mobil mereka jadi kendaraan resmi dalam film.
Gagah sih. Tapi buat pasar Indonesia, ini mungkin terasa lebih sebagai upaya pencitraan ketimbang sesuatu yang beneran nambah nilai.
Kolaborasi kayak gini bagus buat awareness, tapi gak menjawab kebutuhan pengguna sehari-hari. Mobil yang keren di layar lebar belum tentu cocok untuk medan beneran di jalan rusak pinggiran Jakarta.
7. Dealer Cuma 35? Gimana dengan Bengkel dan Suku Cadang?
JAECOO berencana punya 35 dealer aktif sampai akhir 2025. Oke, ini langkah bagus. Tapi… masih jauh dari jumlah dealer Toyota atau Mitsubishi.
Artinya apa? Kalau mobil rusak di luar kota, atau butuh suku cadang langka siap-siap sabar. Belum tentu teknisi di bengkel umum ngerti cara perbaikinya.
SUV Modern yang Masih Butuh Pembuktian
JAECOO J7 SHS dan J7 AWD adalah dua SUV yang punya banyak janji: teknologi hybrid hemat, kemampuan off-road, dan fitur keselamatan canggih.
Tapi, sebagaimana produk baru dari brand yang belum terlalu mapan di Indonesia, masih banyak PR yang harus diselesaikan.
JAECOO menargetkan membuka 35 dealer hingga akhir 2025. Sekilas terdengar meyakinkan, tapi bandingkan dengan jaringan Toyota atau Mitsubishi yang sudah punya ratusan titik layanan.
Artinya, kalau mobil rusak di luar kota atau perlu ganti part? Ya siap-siap ngantri lama atau biaya tinggi. Ini yang membuat banyak calon konsumen berpikir ulang.
Teknologi tinggi tidak berarti apa-apa tanpa back-up layanan yang cepat dan terjangkau.
JAECOO J7 SHS dan AWD hadir dengan ambisi besar dan teknologi segudang. Namun di balik spesifikasi tinggi dan desain mewah, terdapat jurang lebar antara ekspektasi dan realitas pasar Indonesia.
Dengan harga tinggi, layanan terbatas, dan fitur yang lebih cocok untuk negara dengan infrastruktur matang, JAECOO J7 terkesan lebih fokus pamer teknologi ketimbang memahami kebutuhan nyata konsumen Indonesia.
Pasar Indonesia memang sedang berubah, tapi perubahan itu gak instan. Konsumen Indonesia butuh bukti, bukan hanya janji.
Dan JAECOO, se-modern dan sekeren apapun, tetap harus membuktikan bahwa mereka bisa jadi pilihan yang masuk akal bukan cuma sensasi sesaat.****
.
.
.
.
.
- Penulis: dennis



