Haval Jolion Ultra SUV Compact Rasa Premium, Tapi Apa Cukup Sekadar Fitur?
- account_circle Magoh
- calendar_month Kam, 5 Jun 2025
- visibility 91

Haval Jolion Ultraa SUV Compact Rasa Premium, Tapi Apa Cukup Sekadar Fitur?
OTOExpo.com , Jakarta – Kalau bicara SUV compact, jujur saja, pasar Indonesia sudah kebanjiran pilihan. Dari merek Jepang, Korea, bahkan Eropa.
Tapi GWM Haval Jolion Ultra datang membawa angin segar atau setidaknya itu yang ingin ditunjukkan lewat acara Driving Experience di pabrik perakitan Inchcape, Wanaherang, Bogor.
Haval Jolion Ultra bukan cuma ditunjukkan sebagai produk rakitan lokal semata, tapi sebagai SUV yang mengklaim “premium di kelasnya”. Cukup berani.
Tapi apakah klaim ini hanya sebatas brosur, atau memang bisa dibuktikan di aspal?
Fitur Canggih, Tapi Bukan Gimmick?
Dari pengujian yang dilakukan langsung oleh media dan peserta, GWM memang tampak serius. Ada empat sesi uji yang menyeluruh: Autonomous Emergency Braking (AEB), Slalom Handling, Blind Parking dengan Kamera 360°, dan Acceleration Test dengan Launch Control.
Martina Danuningrat selaku Strategy & Marketing Director GWM Indonesia turut menjelaskan, “Di GWM, Keselamatan merupakan salah satu prinsip mendasar yang tertanam dalam seluruh proses pengembangan kendaraan.”
“Kami telah melakukan investasi jangka panjang di bidang riset dan pengembangan, dibekali tenaga ahli berpengalaman untuk dapat memberikan kendaraan berkualitas tinggi dengan inovasi teknologi terdepan untuk kenyamanan dan keamanan seluruh konsumen GWM.” ujarnya lebih lanjut.
Mari kita bahas satu per satu:
- AEB Test: Sistem pengereman otomatis yang aktif saat ada potensi tabrakan. Ini bukan fitur baru, tapi masih banyak mobil di kelas ini yang mengabaikan. Di Jolion, AEB terasa responsif dan tidak agresif, pas untuk kondisi jalanan perkotaan.
- Slalom Test: Wheelbase 2.700 mm memberikan kestabilan saat zig-zag, bahkan di kecepatan sedang. Sasis terasa rigid, dan itu memang wajar karena 71,6% materialnya adalah High Tensile Steel. Tapi, untuk pengendara yang terbiasa mobil Jepang, feedback setirnya mungkin terasa agak terlalu ringan.
- Kamera 360° + Blind Parking: Ini bagian menarik. Kamera bisa digeser-geser angle-nya sesuai kebutuhan. Cocok untuk pemula atau orang tua yang suka trauma parkir di mal.
- Launch Control di SUV Compact? Ini gila sih. Fitur yang biasanya cuma ada di mobil sport, disematkan di SUV hybrid. Dan ya, akselerasinya instan. Tenaga 187 hp dan torsi 375 Nm dari mesin hybrid L.E.M.O.N DHT 1.5L itu bukan main-main. Tapi… apakah konsumen SUV compact Indonesia benar-benar butuh Launch Control?
Futuristik, Tapi Apakah Relevan?
Secara desain, Haval Jolion Ultra jelas menonjol. Desain lampu Dagger Axe DRL, grille yang berani, dan lekukan body yang tidak malu-malu. Ini bukan SUV kalem, tapi mobil yang ingin diperhatikan.

Namun, desain bagus saja tidak cukup. Mobil ini juga punya interior luas, layar sentuh 12,3 inci, Apple CarPlay/Android Auto, dan Panoramic Sunroof. Semuanya bikin mobil ini nyaman buat daily use, road trip, sampai gaya-gayaan di city light Jakarta.
Tapi jangan lupa, kenyamanan tak hanya soal fitur. Suspensi masih terasa agak kaku untuk jalan berlubang, dan noise cabin meskipun sudah minim, tetap belum bisa dibilang setara dengan mobil Jepang seharga serupa.
Keunggulan atau Strategi Branding?
Fasilitas produksi di Wanaherang milik Inchcape jadi salah satu nilai jual GWM. Mereka bangga dengan standar global, termasuk Quality Control sistematis dan ADAS testing lane khusus.
Di atas kertas, ini adalah strategi luar biasa. Tapi di balik itu, tetap ada pertanyaan penting: apakah kualitas lokal ini akan bertahan konsisten untuk ribuan unit ke depan? Atau hanya untuk unit demonstrasi para media?
Brand-brand besar lain juga pernah mengklaim “standar global” saat mulai rakit lokal, tapi tak sedikit yang akhirnya kualitasnya menurun begitu volume naik. GWM masih harus membuktikan bahwa mereka berbeda.
Worth It Gak sih?
Jujur aja, GWM Haval Jolion Ultra punya paket lengkap. Desain oke, fitur bejibun, mesin hybrid bertenaga, bahkan Launch Control. Tapi seperti biasa, pertanyaan dasarnya kembali ke value for money dan aftersales.
Dengan harga yang konon bakal kompetitif (meskipun belum resmi), GWM mencoba menyerang dominasi Jepang dan Korea dari sisi fitur.
Tapi apakah masyarakat Indonesia sudah siap berpaling dari nama besar lama ke merek China yang tergolong baru? Apalagi soal resale value, jaringan servis, dan ketersediaan sparepart, yang masih jadi PR besar.
Namun, jika kamu adalah early adopter yang suka mencoba hal baru, suka fitur-fitur mutakhir dan tak terlalu mikirin brand legacy, Haval Jolion Ultra bolehlah.
SUV compact rasa premium, hybrid pula, dan produksi lokal ini kombinasi yang tak banyak ditawarkan di Indonesia saat ini.
Menunggu Babak Selanjutnya
GWM sudah membuktikan satu hal lewat Jolion Ultra mereka gak main-main. Tapi untuk benar-benar menang di pasar, mereka butuh lebih dari sekadar mobil bagus. Dibutuhkan edukasi, pelayanan purna jual solid, dan yang terpenting: konsistensi.
Karena pada akhirnya, loyalitas konsumen Indonesia tidak dibangun dari satu test drive saja, tapi dari pengalaman bertahun-tahun di jalanan yang sebenarnya.
Kalau kamu tertarik dengan mobil futuristik tapi tetap nyaman buat harian, GWM Haval Jolion Ultra bisa jadi kandidat.
Tapi kalau kamu tipikal yang anti ribet dan pengin semua hal mulus dari awal sampai jual lagi, mungkin kamu harus tunggu babak kedua dari GWM Indonesia. ****
.
.
.
.
.
- Penulis: Magoh


