CHANGAN dan Indomobil Mulai ‘Pemanasan’ Dealer Lokal Diajak Intip Dapur Produksi di Chongqing
- account_circle dimas
- calendar_month Jum, 18 Jul 2025
- visibility 77

CHANGAN dan Indomobil Mulai ‘Pemanasan’ Dealer Lokal Diajak Intip Dapur Produksi di Chongqing
OTOExpo.com , China – Langkah Serius Tapi Nggak Buru-Buru: CHANGAN dan Indomobil Ajak Dealer ‘Cek Lokasi’ ke China.
CHANGAN mulai menggeliat di Indonesia. Bukan dengan pesta peluncuran mewah atau gimik marketing yang biasanya jadi pembuka, tapi lewat cara yang cukup strategis: mengajak para dealer nasional jalan-jalan ke markas utama mereka di Chongqing, Tiongkok.
Yap, ini bukan sekadar liburan atau tur pabrik. Kunjungan ini yang digelar bareng Indomobil Group jadi semacam soft opening internal, sebelum CHANGAN resmi masuk ke gelanggang otomotif Indonesia.
Dan ini pertama kalinya jaringan dealer lokal diajak langsung untuk melihat “dapur” tempat semua kendaraan dan teknologi CHANGAN lahir.

CHANGAN
Dealer Dulu, Baru Produk
Langkah ini sebenarnya cukup menarik dari sisi strategi bisnis. Biasanya, brand otomotif baru di Indonesia langsung datang dengan sederet model dan iklan.
Tapi CHANGAN dan Indomobil justru membalik urutannya—bangun kepercayaan dealer dulu, baru jualan. Karena pada akhirnya, produk sebagus apa pun tetap butuh kaki-kaki kuat di daerah untuk bisa jalan mulus.
“Jaringan distribusi itu segalanya,” kata Andrew Nasuri, Direktur Indomobil Group, dalam pernyataannya. “Kalau mitra dealer sudah yakin, maka separuh pertempuran sudah selesai.”
Dan memang benar. Dalam ekosistem otomotif nasional, dealer bukan sekadar showroom penjual mobil.
Mereka juga penentu persepsi merek, penggerak layanan purna jual, dan kadang terpaksa firefighter ketika ada masalah di lapangan. Maka wajar kalau CHANGAN pengen kenalan dulu sama ‘pasukan garis depan’-nya.
Menjajal Pabrik, R&D, dan Masa Depan
Selama kunjungan ke Chongqing, para dealer diajak tur menyusuri fasilitas-fasilitas utama CHANGAN. Mulai dari lini produksi kendaraan internal combustion engine (ICE) hingga electric vehicle (EV), lalu mampir ke pusat R&D yang katanya jadi salah satu yang paling mutakhir di Asia.
Yang menarik, para peserta juga diperkenalkan ke dua sub-merek dari CHANGAN: Deepal dan AVATR. Keduanya punya fokus kuat ke mobil listrik dan teknologi canggih.
AVATR bahkan punya desain futuristik dan sistem pintar yang sudah menggabungkan artificial intelligence. Belum jelas apakah dua nama ini juga akan masuk Indonesia, tapi sinyalnya cukup kuat.
Buat para dealer, ini lebih dari sekadar edukasi produk. Mereka disuguhkan roadmap CHANGAN ke depan, termasuk rencana investasi global dan pendekatan layanan purna jual. Hal-hal yang biasanya jadi bahan diskusi “belakang layar” ini justru ditaruh di depan, transparan.
Pertanyaannya: apakah pendekatan ini cukup buat CHANGAN bisa bersaing di pasar Indonesia yang keras kepala dan penuh drama? Belum tentu. Tapi ini jelas bukan pendekatan yang asal-asalan.
Aliansi dengan Indomobil sendiri bukan keputusan sembarangan. Indomobil punya rekam jejak panjang dalam membangun merek dari nol sebut saja Suzuki, Audi, dan belakangan Citroën.
Dengan jaringan servis yang sudah menyebar dan infrastruktur penjualan yang matang, CHANGAN datang dengan “bekal” yang relatif lebih lengkap dibanding banyak pendatang baru asal Tiongkok lain yang masih numpang jaringan aftersales.
Pasar Sudah Siap, Tapi Pilihannya Makin Banyak
Satu hal yang patut dicatat: konsumen Indonesia sekarang bukan lagi pasar mudah. Mereka mungkin masih sensitif harga, tapi mereka juga lebih melek teknologi, makin peduli layanan, dan gampang kecewa kalau ekspektasinya nggak terpenuhi. Apalagi untuk brand yang belum punya nama kuat.
CHANGAN sendiri cukup populer di China dan beberapa negara lain, tapi di Indonesia masih nol besar secara brand awareness.
Kompetitornya juga bukan sembarangan: BYD, Wuling, NETA, MG, dan bahkan pabrikan Jepang mulai panik dan pasang gigi EV.
Jadi, walaupun CHANGAN punya amunisi teknologi dan lini kendaraan yang menarik, mereka tetap harus kerja ekstra untuk meyakinkan publik kalau ini bukan sekadar “mobil Tiongkok murah” dengan umur pendek.
Bukan Gebrakan, Tapi Fondasi
Pada akhirnya, strategi CHANGAN lewat pendekatan dealer ini bisa dibilang lebih ke membangun fondasi ketimbang membuat gebrakan.
Dan itu bukan hal buruk. Di tengah kompetisi yang makin padat dan noise dari berbagai merek yang masuk lalu keluar, stabilitas dan komitmen jangka panjang mungkin lebih penting daripada sekadar viral sesaat.
Kita tinggal tunggu bagaimana produk-produknya akan diterima pasar ketika peluncuran resmi nanti.

Apakah Deepal atau AVATR akan masuk? Apakah model pertamanya akan SUV atau EV kompak? Dan, yang paling penting: apakah dealer-dealer yang sudah diajak ke Chongqing itu akan benar-benar “all in” ketika mobil-mobilnya mendarat di showroom lokal?
Menarik buat ditunggu. Tapi setidaknya, CHANGAN sudah memulai langkah pertamanya dengan cukup serius tanpa banyak gimmick, tanpa janji manis, tapi dengan groundwork yang rapi. ***
.
.
.
- Penulis: dimas



