News
light
Beranda » Komunitas » Cara AHM Bentuk Budaya Berkendara Aman Lewat Safety Riding Camp 2025

Cara AHM Bentuk Budaya Berkendara Aman Lewat Safety Riding Camp 2025

  • account_circle Pandito
  • calendar_month Ming, 13 Jul 2025
  • visibility 73

Cara AHM Bentuk Budaya Berkendara Aman Lewat Safety Riding Camp 2025

 

OTOExpo.com , Jakarta –  Masih banyak orang mengira keselamatan berkendara itu cuma soal pakai helm dan jalan pelan-pelan.

Tapi kenyataannya, edukasi soal keselamatan itu lebih dalam dari sekadar aturan. Inilah yang coba dijawab oleh Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) lewat program tahunan mereka: Safety Riding Camp (SRC) 2025.

Digelar pada 8–10 Juli 2025 di AHM Safety Riding & Training Center, Deltamas, Cikarang, program ini bukan cuma acara tempelan.

Ini adalah bentuk nyata komitmen mengembangkan budaya keselamatan berkendara lewat pendekatan edukatif dan kreatif.

Duta SRL dan Guru PAUD Jadi Ujung Tombak Kampanye #Cari_aman

Sebanyak 40 peserta dari seluruh Indonesia yang terdiri dari duta Safety Riding Lab (SRL) dan guru PAUD—berkumpul untuk mengikuti pelatihan yang cukup intens.

Mereka bukan peserta sembarangan, karena sudah melewati seleksi ketat dari 144 peserta regional lewat kampanye kreatif di media sosial.

Apa yang mereka lakukan di sana? Mulai dari simulasi Honda Riding Trainer (HRT) sampai latihan langsung di sirkuit uji (test course).

Tapi bukan cuma itu. Mereka juga belajar public speaking, produksi vlog, bikin reels edukatif, bahkan bikin lagu tentang keselamatan berkendara untuk anak usia dini.

Kreatif? Jelas. Tapi juga terukur karena semua pelatihan ini langsung dipandu oleh para instruktur berlisensi Astra Honda License Instructor (AHLI).

Cara AHM Bentuk Budaya Berkendara Aman Lewat Safety Riding Camp 2025

Lebih dari Sekadar Pelatihan, Ini Ajang Kalibrasi Nilai dan Dampak

Yang menarik dari SRC 2025 adalah pendekatannya yang gak sekadar teknikal. Para peserta diajak berpikir soal bagaimana menyampaikan pesan keselamatan secara menyenangkan dan berdampak.

Hasilnya? Enam duta SRL terbaik dan tiga guru PAUD terpilih bukan hanya karena teknik mereka, tapi juga kreativitas, kekuatan pesan, dan jangkauan kampanye selama setahun terakhir.

Salah satu peserta, Gede Esa Jaya Nugraha dari SMAN Bali Mandara bilang,

“Saya belajar banyak dari pengalaman ini. Mulai dari teknik berkendara yang aman sampai cara menyampaikan pesan dengan menyenangkan.”

Sementara Danti Ita Arsanti, guru PAUD peraih juara, menambahkan, “Kini saya lebih percaya diri mengajarkan keselamatan lalu lintas ke anak usia dini lewat cara yang seru.”

Bukan Cuma Event, Tapi Investasi Sosial Jangka Panjang

Ketua Yayasan AHM, Ahmad Muhibbuddin, menegaskan bahwa SRC bukan sekadar kompetisi. “Ini investasi untuk masa depan Indonesia. Budaya keselamatan harus dibangun dari berbagai kalangan—pelajar, guru, sampai komunitas lokal.”

Pernyataan ini bukan isapan jempol. Berdasarkan data internal Yayasan AHM, sejak 2017 program ini sudah mengedukasi lebih dari 80.000 orang.

Mulai dari pelajar, mahasiswa, instansi pemerintah, hingga anak-anak usia 4–9 tahun lewat pendekatan visual seperti push bike, rambu-rambu mini, dan ular tangga edukatif.

Saatnya Lebih Gencar ke Akar Rumput

Meski kegiatan ini patut diapresiasi, satu catatan penting adalah bagaimana efek edukasi ini bisa lebih masif menjangkau masyarakat umum, terutama pengendara yang belum tersentuh edukasi formal seperti ojek daring, pelajar di desa, atau komunitas pengendara informal.

Saat ini, sebaran program masih banyak berfokus di sekolah mitra dan PAUD binaan. Padahal, angka kecelakaan lalu lintas justru sering melibatkan segmen pengendara muda yang belum teredukasi dengan baik. Akan lebih berdampak jika Yayasan AHM bisa menggandeng komunitas pengguna jalan yang lebih luas.

Dukungan Industri dan Komitmen Keberlanjutan

Program SRC 2025 juga didukung oleh jaringan industri otomotif, seperti PT Suryaraya Rubberindo Industries, PT Astemo Bekasi Manufacturing, PT Yutaka Manufacturing Indonesia, dan PT Musashi Auto Parts Indonesia. Ini membuktikan bahwa edukasi keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

Dan komitmen jangka panjang itu bukan omong kosong. Yayasan AHM juga aktif mendorong para alumni SRC untuk terus menyebarkan nilai-nilai keselamatan berkendara lewat kampanye digital dan kegiatan komunitas.

#Cari_aman Adalah Gaya Hidup, Bukan Sekadar Kampanye

Melihat SRC 2025, jelas bahwa keselamatan berkendara bukan cuma soal aturan lalu lintas. Ini tentang membentuk budaya, mengajak anak muda dan guru menjadi role model, dan menciptakan ekosistem berkendara yang lebih peduli dan manusiawi.

Yayasan AHM sudah memulai langkah nyatanya. Sekarang tinggal bagaimana semua pihak, termasuk kita sebagai pengguna jalan, ikut terlibat dalam gerakan #Cari_aman—bukan karena kewajiban, tapi karena kita peduli.

Jika kamu tertarik jadi bagian dari perubahan, mungkin sudah saatnya lebih dari sekadar jadi penonton. Yuk, jadi bagian dari generasi #Cari_aman yang sesungguhnya! ****

.

.

.

.

  • Penulis: Pandito

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less