Antonio Filosa Jadi CEO Baru Stellantis Harapan Segar atau Tantangan Lama dengan Wajah Baru?
- account_circle Pandito
- calendar_month Sab, 7 Jun 2025
- visibility 72

Kunjungan Pabrik
Antonio Filosa Jadi CEO Baru Stellantis Harapan Segar atau Tantangan Lama dengan Wajah Baru?
OTOExpo.com , Amsterdam – Stellantis, salah satu raksasa otomotif global dengan payung merek-merek legendaris seperti Jeep, Peugeot, FIAT, dan Citroën, kembali membuat gebrakan di pucuk pimpinan.
Setelah proses seleksi yang katanya “ketat dan penuh pertimbangan”, akhirnya Antonio Filosa resmi ditunjuk sebagai CEO baru Stellantis. Jabatan ini akan mulai efektif per 23 Juni 2025.
Langkah ini secara otomatis menggantikan John Elkann, yang selama ini menjabat sebagai CEO dan sekaligus tetap akan duduk manis di kursi Executive Chairman.
Pertanyaannya: apa yang sebenarnya bisa kita harapkan dari Filosa di kursi panas ini? Apakah dia sekadar meneruskan tongkat estafet, atau benar-benar akan memberi napas baru di tengah tantangan industri otomotif yang makin kompleks?
Antonio Filosa?
Kalau kamu belum familiar, Antonio Filosa bukan orang baru di dunia otomotif. Pengalamannya sudah lebih dari 25 tahun, sebagian besar dihabiskan di dalam grup yang kini berada di bawah payung Stellantis.
Ia pernah memimpin operasi FIAT, Citroën, Peugeot, RAM, hingga Jeep. Dari Amerika Selatan hingga Eropa, rekam jejaknya cukup solid.
Salah satu pencapaian yang sering dikutip adalah bagaimana dia berhasil membangun Pernambuco Plant di Brasil.
Pabrik ini jadi salah satu pusat produksi penting untuk Jeep di luar AS. Jeep bahkan sempat jadi primadona di pasar Amerika Latin berkat strategi dan manajemen Filosa.
Tapi, mari kita kritisi sedikit: pencapaian tersebut terjadi di wilayah yang relatif “lebih fleksibel” dalam persaingan otomotif dibanding pasar-pasar mature seperti Amerika Utara atau Eropa.
Ketika dia diangkat sebagai Chief Operating Officer (COO) untuk Stellantis Amerika pada Desember 2024, kita memang melihat gebrakan soal efisiensi dealer dan komunikasi rantai pasok, tapi hasil jangka panjangnya masih jadi tanda tanya.

Kunjungan Pabrik
Tantangan di Depan Mata: Bukan Main-main
Jabatan CEO di Stellantis bukan posisi yang bisa dianggap enteng. Ia memimpin lebih dari 14 merek otomotif lintas segmen, mulai dari mobil rakyat sampai SUV mewah.
Di saat yang sama, perusahaan ini sedang menghadapi:
- Transisi ke elektrifikasi yang belum sepenuhnya stabil (dan butuh dana besar).
- Tekanan regulasi emisi, terutama di Eropa.
- Perang harga mobil listrik di tengah serbuan pabrikan China.
- Persaingan internal antar merek dalam satu payung Stellantis.
Belum lagi isu klasik seperti hubungan dengan serikat pekerja, tekanan dari investor untuk meningkatkan laba, dan kebutuhan untuk tetap relevan di tengah perubahan selera konsumen.
Jadi, meski Antonio Filosa punya CV yang mengilap, ia tetap harus menjawab satu pertanyaan besar: bisakah dia menyatukan visi untuk semua merek di bawah Stellantis dan tetap kompetitif secara global?
Filosa Punya Gaya Kepemimpinan yang Tegas – Tapi Cukup Adaptif?
Salah satu keunggulan Antonio yang disebut oleh John Elkann adalah “kemampuan adaptasi terhadap tantangan yang tidak menentu”, terutama saat ia menjalankan operasi di Amerika.
Tapi gaya kepemimpinan yang efisien dan tegas sering kali bisa berbenturan dengan kultur perusahaan yang lebih beragam seperti Stellantis.
Ingat, Stellantis bukan sekadar satu perusahaan otomotif. Ia adalah gabungan dari dua raksasa – PSA Group (Prancis) dan FCA (Italia-Amerika) yang masing-masing punya kultur, ego, dan arah bisnis yang berbeda.
Jadi selain harus punya visi bisnis yang jelas, Antonio juga perlu jadi “diplomat internal” yang ulung.
Komentar dan Harapan dari Para Petinggi
Bukan hanya John Elkann yang angkat bicara. Robert Peugeot, Vice Chairman Stellantis, juga ikut memberikan restu penuh, menyebut pengalaman panjang dan pemahaman mendalam Antonio sebagai alasan utama terpilihnya dia.
Sedangkan Antonio sendiri memberi pernyataan standar tapi cukup hangat: “Ini kehormatan besar. Kita punya merek-merek ikonik, sejarah panjang lebih dari 100 tahun, dan karyawan penuh semangat.”
Ya, terdengar manis. Tapi seperti kata pepatah: “Talk is cheap.”
Harapan Segar atau Tantangan yang Sama?
Penunjukan Antonio Filosa sebagai CEO baru Stellantis tentu menimbulkan banyak ekspektasi. Dari sisi pengalaman dan reputasi, dia layak.
Tapi tantangan ke depan jauh lebih kompleks dibanding tugas-tugas sebelumnya.
Jika ia hanya mengandalkan pendekatan efisiensi dan manajemen konvensional, bisa jadi tidak cukup. Stellantis butuh lebih dari sekadar pemimpin yang tahu cara “merapikan dapur” tapi juga yang bisa menyulap dapur itu jadi restoran Michelin bintang tiga dalam waktu cepat.
Apakah Antonio Filosa sanggup? Jawabannya mungkin baru akan kita lihat dalam 12-24 bulan ke depan.
Prediksi Singkat Perjalanan Stellantis di Era Filosa
- 2025-2026: Konsolidasi dan efisiensi lebih ketat, terutama di pasar Amerika.
- 2027: Peluncuran besar-besaran kendaraan listrik baru.
- 2028: Evaluasi hasil nyata. Apakah ia bisa mempertahankan semua merek tetap hidup dan relevan?
Jadi, tetap pantau, karena masa depan Stellantis bisa jadi cermin dinamika industri otomotif global dalam dekade ini. ****
.
.
.
.
.
- Penulis: Pandito


