Adira dan Mandala Finance Resmi Merger, Era Baru Pembiayaan Dimulai, Tantangan Semakin Besar
- account_circle dimas
- calendar_month Sel, 1 Jul 2025
- visibility 91

Adira dan Mandala Finance Resmi Merger, Era Baru Pembiayaan Dimulai, Tantangan Semakin Besar
OTOExpo.com , Jakarta – Industri pembiayaan Tanah Air baru saja mencetak sejarah baru. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) dan PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) resmi mendapatkan lampu hijau dari para pemegang saham dan OJK untuk melanjutkan rencana penggabungan usaha.
Mulai 1 Oktober 2025 nanti, Mandala akan melebur ke dalam tubuh Adira, menandai lahirnya kekuatan baru dalam sektor pembiayaan nasional.
Merger Resmi Disahkan, Target Mulai Oktober
Dengan disahkannya merger ini, maka Adira Finance akan bertindak sebagai entitas penerima, alias perusahaan utama pasca penggabungan.
Prosesnya memang tidak bisa dibilang kilat sejak akuisisi Mandala oleh MUFG Bank dan Adira Finance pada Maret 2024 lalu, perjalanan menuju konsolidasi ini terus bergulir dengan berbagai tahapan.
OJK sebagai regulator juga telah memberikan restunya melalui sektor Pasar Modal dan IKNB. Tidak hanya itu, persetujuan dari para pemegang saham dua perusahaan juga telah diamankan.
Tanggal 1 Oktober 2025 ditetapkan sebagai titik efektif penggabungan. Jadi, tinggal hitungan bulan sebelum dua brand besar ini benar-benar menyatu.

Angka-angka Besar di Balik Merger
Kalau bicara angka, penggabungan ini bukan sembarangan. Total aset gabungan Adira Finance pasca-merger akan menyentuh angka Rp38,4 triliun, dengan total pembiayaan kelolaan mencapai lebih dari Rp62 triliun.
Belum lagi jaringan bisnisnya yang menjangkau lebih dari 850 titik di seluruh Indonesia dan melayani 2,6 juta pelanggan aktif.
Yang nggak kalah menarik adalah jejak langkah MUFG (Mitsubishi UFJ Financial Group), sang pemilik besar di balik layar.
MUFG melalui MUFG Bank dan Adira Finance telah mengucurkan dana Rp7 triliun dalam proses akuisisi Mandala tahun lalu. Kini, MUFG Bank memegang 89,26% saham Mandala, sedangkan Adira tetap di angka 10%.
Dukungan dari Pemain Kunci Grup MUFG
Merger ini jelas bukan proyek kecil, dan dukungan dari tokoh-tokoh penting grup MUFG pun berdatangan. Yasushi Itagaki, Group COO-I MUFG, menyebut merger ini sebagai wujud komitmen jangka panjang MUFG untuk pertumbuhan sektor keuangan di Indonesia.
Sementara itu, Daisuke Ejima, bos besar dari Bank Danamon yang juga bagian dari grup MUFG, menyebut penggabungan ini akan memperkuat sinergi grup finansial MUFG di Indonesia.
Tak ketinggalan, Dewa Made Susila selaku Direktur Utama Adira Finance juga menyampaikan optimismenya. Menurutnya, merger ini akan membawa nilai tambah bagi pelanggan, karyawan, hingga mitra usaha.
Mandala: Bukan Sekadar Diakuisisi, Tapi Berkontribusi
Menariknya, suara dari kubu Mandala Finance juga terdengar cukup positif. Danny Hendarko, Direktur Utama Mandala, menegaskan bahwa nilai-nilai yang sudah dibangun selama hampir 30 tahun oleh Mandala tidak akan hilang begitu saja. Malah justru diharapkan bisa berkembang lebih jauh bersama Adira.
Ini penting, karena salah satu kekhawatiran klasik dalam merger semacam ini adalah hilangnya identitas dan budaya perusahaan yang lebih kecil.
Tapi dari nada pernyataan Danny, tampaknya integrasi ini bakal lebih ke arah kolaboratif ketimbang dominasi sepihak.
Sinergi Yang Positif
Tentu saja, semua ini terdengar manis di atas kertas. Tapi, kita juga harus realistis: merger dua entitas besar selalu penuh tantangan.
Mulai dari integrasi sistem IT, penyesuaian SOP, hingga sinkronisasi budaya kerja antar karyawan bisa jadi medan tempur tersendiri.
Belum lagi soal bagaimana pelanggan lama Mandala akan diperlakukan. Apakah akan ada perubahan dalam layanan?
Apakah kredit yang sudah berjalan akan dialihkan ke sistem Adira? Ini semua masih jadi tanda tanya yang akan terjawab dalam proses transisi ke depan.
Namun, satu hal yang patut diapresiasi, perusahaan menjanjikan komunikasi yang terbuka dan konsisten, baik ke karyawan maupun ke pelanggan.
Ini penting untuk memastikan proses transisi berjalan mulus dan tidak memunculkan kepanikan atau ketidakpastian di lapangan.
Apa Untungnya Buat Konsumen?
Nah, kalau kamu nasabah Mandala atau Adira, merger ini seharusnya berdampak positif—tentu dengan catatan semua proses integrasi berjalan sesuai rencana.
Dengan skala yang lebih besar, artinya Adira Finance bisa menawarkan produk yang lebih beragam, jaringan layanan yang lebih luas, dan kemungkinan besar suku bunga atau skema pembiayaan yang lebih kompetitif.
Transformasi digital juga jadi fokus besar dalam penggabungan ini. Jadi bisa diharapkan ada peningkatan dalam layanan digital, mulai dari aplikasi mobile, approval cepat, hingga integrasi sistem pembayaran yang lebih seamless.

Era Baru Pembiayaan, Tapi Jangan Lengah
Merger Adira dan Mandala ini adalah langkah besar tidak hanya untuk dua perusahaan, tapi juga untuk industri pembiayaan di Indonesia secara keseluruhan.
Dengan dukungan grup besar seperti MUFG dan Danamon, harapannya layanan keuangan bisa makin inklusif, inovatif, dan berkelanjutan.
Namun, seperti semua proses merger besar lainnya, keberhasilan sejati akan ditentukan oleh eksekusi di lapangan. Apakah sinergi ini bisa benar-benar dirasakan oleh pelanggan?
Apakah karyawan bisa beradaptasi dengan perubahan? Dan apakah Adira pasca-merger bisa tetap gesit di tengah pasar yang makin kompetitif?
Kita tunggu saja tanggal mainnya: 1 Oktober 2025. Tapi yang jelas, publik berharap besar dan Adira tak bisa mengecewakan.***
.
.
.
.
.
- Penulis: dimas


