News
light
Beranda » Tips » Wahana Honda Ungkap 6 Tanda Busi Motor Melemah Dan Cara Mendeteksinya

Wahana Honda Ungkap 6 Tanda Busi Motor Melemah Dan Cara Mendeteksinya

  • account_circle dimas
  • calendar_month Sel, 9 Des 2025
  • visibility 29

Wahana Honda Ungkap 6 Tanda Busi Motor Melemah Dan Cara Mendeteksinya

Buat Pengendara Kenali 6 Tanda Busi Motor Mulai Lemah, Begini Cara Mendeteksi dan Solusinya

 

 

OTOExpo.com , Jakarta –  Di dalam tubuh sepeda motor yang setiap hari kita andalkan, ada satu komponen mungil yang bekerja tanpa banyak bicara. Ia tidak tampil mencolok, tidak terlihat megah, namun ia adalah penjaga nyala kehidupan di dalam ruang bakar. Dialah busi, sang pemantik yang menentukan apakah motor berlari halus atau justru tersendat di tengah perjalanan.

Sering kali pengendara lupa: mesin bisa kuat, oli bisa mahal, bensin bisa penuh, tapi tanpa percikan api yang sempurna, motor tidak akan ke mana-mana.

Busi menerima tegangan 20.000–30.000 volt dari koil, lalu memecahnya menjadi percikan api tajam untuk membakar campuran udara dan bahan bakar. Jika percikannya melemah, maka hilanglah harmoni pembakaran. Mesin mulai batuk, torsi menurun, dan perjalanan tak lagi nyaman.

Ada pepatah teknisi yang cocok untuk menggambarkan perannya:

Satu busi yang lemah dapat membuat seluruh motor kehilangan jati dirinya.”

Dan itulah mengapa pengendara perlu peka terhadap tanda-tandanya.

Busi yang menua, aus, atau kotor tidak langsung mati. Ia memberi “isyarat” pelan-pelan  kadang samar, kadang sangat jelas. Berikut enam tanda paling umum yang bisa dirasakan di motor harian:

1. Mesin Susah Dihidupkan, Apalagi Saat Dingin

Pagi hari menjadi ujian pertama. Saat starter ditekan, mesin hanya crank tanpa menyala. Kondisi ini sering terjadi karena percikan api kurang kuat untuk memulai pembakaran di ruang bakar yang dingin.

2. Tenaga Motor Ngempos Saat Digas

Saat diajak menyalip atau menaikkan kecepatan, motor tiba-tiba terasa lemah. Busi yang tidak stabil membuat momen pembakaran tidak sinkron dengan kebutuhan tenaga.

3. Mesin Brebet atau Tersendat-Sendat

Brebet adalah tanda klasik. Terjadi ketika pembakaran tidak sempurna, membuat respon mesin terlambat atau tersendat.

4. Konsumsi BBM Meningkat Tanpa Alasan

Pembakaran yang tidak efisien memaksa ECU atau karburator menyuplai lebih banyak bahan bakar. Motor terasa boros walaupun cara berkendara sama.

5. Warna Elektroda Busi Tidak Normal

Busi adalah “jurnal harian” ruang bakar.

  • Cokelat muda: pembakaran sehat.

  • Hitam berjelaga: campuran terlalu gemuk atau busi kotor.

  • Putih keabu-abuan: tanda overheat atau campuran terlalu miskin.

6. Percikan Api Kecil atau Tidak Stabil

Saat diuji manual, busi yang sehat memancarkan percikan biru terang. Jika kecil, kuning, atau tidak konsisten, artinya busi sudah melemah.

Banyak pengendara mengira masalah busi hanya bikin motor kurang bertenaga. Padahal efeknya lebih luas. Mesin yang tiba-tiba tersendat saat menyalip, menghindari lubang, atau di tengah macet bisa berbahaya.

Mogok mendadak juga bukan hal mustahil. Ketika pengapian hilang total, mesin langsung mati tanpa peringatan. Inilah alasan mengapa busi bukan sekadar komponen kecil, melainkan bagian dari keselamatan berkendara.

Wahana Honda Ungkap 6 Tanda Busi Motor Melemah Dan Cara Mendeteksinya

Wahana Honda Ungkap 6 Tanda Busi Motor Melemah Dan Cara Mendeteksinya

Menurut panduan teknis, pemeriksaan busi idealnya setiap 4.000 km. Sementara penggantiannya dianjurkan pada interval 8.000–12.000 km, tergantung kondisi pemakaian, jenis busi, serta kualitas bahan bakar.

Busi iridium biasanya lebih tahan lama, namun harganya juga lebih tinggi. Kisaran harga (non-promosi):

  • Busi standar: Rp 20.000 – Rp 40.000

  • Busi platinum: Rp 60.000 – Rp 100.000

  • Busi iridium: Rp 100.000 – Rp 250.000

Tetap ingat: “lebih mahal” tidak selalu berarti “lebih cocok”. Pemilihan harus menyesuaikan karakter mesin dan rekomendasi pabrikan.

Training Analyst PT Wahana Makmur Sejati, Wahyu Budhi, menegaskan pentingnya mengenali gejala dini.

Busi itu komponen kecil, tetapi efeknya sangat besar terhadap performa motor. Ketika mulai muncul gejala seperti mesin susah hidup atau motor terasa kurang bertenaga, itu tanda bahwa busi harus segera diperiksa. Kondisi ini bisa membahayakan pengendara apalagi saat motor digunakan,” ujarnya.

Penjelasan ini sekaligus menegaskan bahwa masalah terlihat sederhana, namun bila diabaikan dapat berkembang menjadi kerusakan lebih luas termasuk risiko overheat atau gangguan pengapian lain.

Untuk pengendara di Jakarta–Tangerang, pemeriksaan bisa dilakukan di bengkel resmi AHASS. Dengan peralatan standar pabrikan dan teknisi bersertifikasi, pengecekan kelistrikan dapat dilakukan tanpa menebak-nebak. Mulai dari:

  • analisis kondisi elektroda,

  • pengecekan kompresi,

  • evaluasi sistem pengapian lengkap,

  • hingga pengukuran kinerja koil dan injektor.

“Jangan tunggu sampai gejala kecil berubah menjadi kerusakan besar,” tegas Wahyu Budhi.

“Pemeriksaan sejak dini dapat mencegah kerusakan lanjutan dan memastikan motor tetap aman digunakan setiap hari.” ujarnya.

AHASS juga mampu mendeteksi apakah masalah benar-benar berasal dari busi atau ada penyebab lain seperti koil melemah, kerak ruang bakar, atau sensor injeksi kotor.

Berikut langkah praktis yang bisa dilakukan:

  1. Cek visual busi, Perhatikan warna elektroda dan keretakan keramik.
  2. Uji percikan, Percikan harus stabil dan biru terang.
  3. Bersihkan secara ringan, Gunakan sikat halus, hindari amplas kasar agar elektroda tidak tergerus.
  4. Ganti bila ragu, Busi bukan komponen mahal. Mengganti lebih cepat justru menghemat risiko.
  5. Gunakan bensin dengan oktan sesuai rekomendasi, Bahan bakar buruk mempercepat timbulnya kerak.
  6. Rajin servis berkala, Masalah kecil sering ditemukan saat servis ringan sebelum menjadi kerusakan serius.

Pengendara terkadang terlalu fokus pada ban, rem, atau oli, padahal busi adalah jantung kecil yang menentukan detak performa motor. Mengetahui tanda-tanda busi melemah adalah investasi keselamatan dan kenyamanan.

Dengan memahami ciri-ciri awal dan melakukan pemeriksaan rutin, perjalanan menjadi lebih aman, mesin lebih bertenaga, dan dompet lebih hemat.

Satu busi sehat, satu perjalanan lebih tenang.

  • Penulis: dimas
  • Editor: RM.Dimas Wirawan

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less