VinFast Ubah Aturan Main Pasar Listrik Baterai Disewa, Garansi 10 Tahun, dan Nilai Jual Terjamin
- account_circle dimas
- calendar_month Kam, 14 Agu 2025
- visibility 86

VinFast Ubah Aturan Main Pasar Listrik Baterai Disewa, Garansi 10 Tahun, dan Nilai Jual Terjamin
OTOExpo.com , Jakarta – Di tengah hiruk-pikuk “perang harga” mobil listrik global, di mana para pabrikan berlomba memangkas harga demi merebut hati pembeli, VinFast justru mengambil jalur yang agak nyeleneh tapi cerdas.
Alih-alih banting harga lalu bertaruh nasib pada margin tipis, pabrikan asal Vietnam ini memilih bermain di wilayah yang jarang disentuh kompetitor: memberi manfaat jangka panjang yang bikin konsumen merasa di-service terus, bahkan setelah keluar dari dealer.
Sewa Baterai: Potong Harga Awal, Hilangkan Kekhawatiran
Kita semua tahu, baterai adalah “jantung” mobil listrik sekaligus komponen paling mahal. VinFast sadar, harga EV yang tinggi sering bikin calon pembeli mundur sebelum test drive.

Jadi mereka memisahkan harga baterai dari harga mobil.
Hasilnya? Harga awal mobil jadi jauh lebih rendah. Konsumen cukup membayar biaya langganan baterai per bulan mirip bayar paket internet tanpa harus pusing soal perawatan atau degradasinya.
Contohnya, mini SUV VF 3 dibanderol sekitar Rp156 juta jika pakai skema sewa baterai.
Bandingkan kalau beli dengan baterai sekaligus: selisihnya bisa sampai Rp74 jutaan. Biaya langganan bulanannya pun cuma Rp253 ribu.
Strategi ini bukan sekadar trik marketing, tapi semacam entry ticket yang bikin EV terasa lebih “masuk akal” secara finansial.
Garansi 10 Tahun: Keyakinan yang Jarang Ditemui
Kalau garansi mobil konvensional rata-rata 3–5 tahun, VinFast main di angka 10 tahun. Itu bukan cuma angka manis di brosur, tapi sinyal bahwa mereka pede banget sama kualitas produknya.
Untuk pasar yang masih agak ragu dengan durabilitas mobil listrik, ini adalah game changer.
Lebih dari itu, mereka juga memberi “garansi baterai seumur hidup” selama masa langganan, baterai akan diganti gratis kalau kapasitasnya turun di bawah 70%.
Artinya, risiko finansial yang sering bikin orang was-was beli EV, hilang begitu saja.
Nilai Jual Kembali & Pengisian Gratis
Selain baterai dan garansi, VinFast juga mengunci strategi loyalitas lewat dua kartu as: jaminan nilai jual kembali dan pengisian daya gratis di jaringan V-GREEN.
Nilai jual kembali ini penting, karena salah satu momok terbesar pengguna EV adalah depresiasi. Dengan adanya jaminan resmi, konsumen lebih tenang saat ingin upgrade ke model baru.
Sementara itu, pengisian gratis jelas menurunkan biaya operasional. Apalagi kalau infrastruktur charging makin merata, benefit ini bisa terasa banget dalam jangka panjang.
Kenapa Strategi Ini Bisa Jadi ‘Senjata Rahasia’
Banyak pabrikan EV yang sekarang banting harga, tapi risiko jangka panjangnya adalah perang margin—yang sering berakhir pada pengorbanan kualitas atau layanan purna jual.
VinFast memilih menggeser fokus dari “harga termurah” ke “total cost of ownership” atau biaya kepemilikan total.
Bagi konsumen rasional, ini masuk akal. Lebih baik harga awal sedikit diatur, tapi biaya operasional aman, nilai jual kembali terjamin, dan tidak ada risiko surprise penggantian baterai yang bisa menembus ratusan juta.
Efek Psikologis: Bikin Konsumen Merasa ‘Dilindungi’
Kalau dipikir-pikir, pendekatan ini bermain di ranah psikologis juga. Dengan model sewa baterai plus garansi panjang, konsumen merasa punya “perisai” terhadap ketidakpastian teknologi baru.
Mereka tidak perlu paham detail degradasi sel lithium atau siklus charging cukup tahu bahwa kalau ada masalah, VinFast yang tanggung.
Di sisi lain, ini juga menjadi strategi mengunci konsumen dalam ekosistem mereka. Selama berlangganan baterai, pengguna otomatis punya hubungan jangka panjang dengan VinFast, yang bisa dimonetisasi lewat layanan lain di masa depan.
Potensi Risiko dan Catatan Kritis
Meski terlihat manis, strategi ini bukan tanpa tantangan.
-
Pertama, skema sewa baterai menuntut manajemen aset dan logistik yang rapi. Baterai bukan barang murah, dan kalau pengelolaannya kacau, kerugian bisa besar.
-
Kedua, pasar Indonesia masih belum terbiasa dengan model langganan untuk komponen kendaraan. Butuh edukasi dan kepercayaan yang dibangun perlahan.
-
Ketiga, pengisian gratis terdengar menarik, tapi akan jadi beban biaya kalau jaringan pengguna tumbuh cepat tanpa diimbangi infrastruktur memadai.
Langkah Berani di Tengah Pasar yang Panas
VinFast jelas mencoba memosisikan diri bukan sekadar sebagai penjual mobil, tapi penyedia solusi kepemilikan EV yang aman, murah, dan bebas khawatir.
Di tengah kompetisi yang mengarah ke adu harga habis-habisan, mereka menawarkan sesuatu yang lebih strategis: proteksi jangka panjang, nilai tambah berkelanjutan, dan pengalaman pelanggan yang dikurasi dari awal hingga akhir masa pakai kendaraan.
Apakah ini akan membuat VinFast menang di pasar Indonesia? Belum tentu. Tapi yang pasti, strategi ini memaksa pabrikan lain berpikir ulang.
Karena dalam bisnis otomotif masa depan, yang bertahan bukan hanya yang punya teknologi terbaik, tapi juga yang paling mengerti cara membuat konsumen merasa aman dan dihargai.***
.
.
- Penulis: dimas


