Pertamina Patra Niaga Tegaskan: Banyak Isu BBM yang Viral, Faktanya Tak Sesuai Kenyataan
- account_circle dimas
- calendar_month Sen, 6 Okt 2025
- visibility 177

Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat dan Konsumen WASPADA HOAX, Pastikan Kebenaran Informasi
Pertamina Patra Niaga Tegaskan: Banyak Isu BBM yang Viral, Faktanya Tak Sesuai Kenyataan
OTOExpo.com , Jakarta – Di tengah derasnya arus informasi digital, Pertamina Patra Niaga kembali mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap berita palsu yang kerap berseliweran di media sosial.
Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai unggahan soal bahan bakar minyak (BBM) beredar luas mulai dari klaim hasil uji oktan hingga kabar pembatasan pembelian di SPBU.
Sayangnya, sebagian besar dari informasi itu tidak benar alias hoaks. Pihak Pertamina menyebut, berita-berita semacam ini bukan hanya menyesatkan publik, tapi juga merugikan reputasi perusahaan dan bahkan pemerintah yang sedang berupaya menjaga stabilitas energi nasional.
“Kami menyayangkan adanya penyebaran hoaks yang bisa menimbulkan keresahan. Karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu memverifikasi informasi melalui kanal resmi Pertamina,” tegas Roberth MV Dumatubun, Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga.
Uji RON Pakai Alat Portabel? Pertamina: Itu Tidak Akurat dan Tidak Ilmiah
Salah satu hoaks paling ramai dibahas adalah hasil “pengujian” Research Octane Number (RON) menggunakan alat portabel bernama Oktis-2.
Hasilnya disebut-sebut menunjukkan angka RON BBM tertentu berbeda dari label resmi di SPBU.
Pertamina mencoba meluruskan isu ini dengan penjelasan teknis yang cukup detail dan memang perlu dijelaskan. Secara ilmiah, RON tidak bisa diukur dengan alat sederhana.
Menurut pihak Pertamina, RON pada BBM bisa diukur hanya melalui mesin uji khusus CFR (Cooperative Fuel Research Engine).
Mesin CFR ini merupakan standar internasional sesuai metode ASTM D2699, yang mampu mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi (knocking) melalui proses pembakaran nyata.
Parameter seperti suhu, tekanan, hingga rasio kompresi diatur dengan presisi tinggi.
Sementara alat portabel seperti Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik bahan bakar (daya hantar listrik), yang tidak punya korelasi langsung dengan angka oktan.
Bahkan di dalam alat ini terdapat pilihan sistem pengukuran USA (AKI) dan Eropa (RON) dua standar yang berbeda.
Untuk konteks, RON 98 (Eropa) kira-kira setara dengan AKI 91–92 (USA). Jadi jika alat portabel membaca “lebih rendah”, bukan berarti BBM-nya palsu melainkan alatnya menggunakan metode konversi yang berbeda dan tidak valid secara ilmiah.
Isu Pembatasan Pengisian BBM dan Larangan untuk Penunggak Pajak? Hoaks Juga!
Beberapa waktu lalu, sempat beredar kabar bahwa Pertamina akan membatasi pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, bahkan melarang kendaraan yang menunggak pajak untuk membeli BBM.
Faktanya? Tidak benar. Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran BBM, khususnya subsidi, tetap berjalan seperti biasa sesuai mekanisme pemerintah agar lebih tepat sasaran.
Kementerian ESDM pun melalui juru bicaranya menegaskan bahwa tidak ada kebijakan pembatasan seperti yang diklaim di media sosial.
Sistem digitalisasi di SPBU memang sedang disempurnakan, tetapi tujuannya adalah transparansi, bukan pembatasan sepihak.
Video Kebakaran SPBU dan “Kerusuhan” di Lumajang: Dua-duanya Hoaks Lama Daur Ulang
Isu lain yang ramai adalah video kebakaran SPBU yang diklaim terjadi akibat kebijakan pembatasan BBM. Padahal, video itu adalah rekaman lama dari insiden di Aceh tahun 2024.
Begitu juga dengan video viral di Lumajang yang disebut sebagai aksi warga menyerbu SPBU. Faktanya, kejadian sebenarnya berlangsung saat karnaval desa Sentul, Lumajang, pada 17 September 2025.
Karena hujan deras, banyak warga berteduh di area SPBU yang sudah tutup.
Keributan kecil yang muncul justru dipicu oleh pengaruh alkohol, bukan protes BBM. Tidak ada penjarahan, hanya area sekitar SPBU yang sempat kotor keesokan paginya.

Pertamina Patra Niaga Imbau Masyarakat dan Konsumen WASPADA HOAX, Pastikan Kebenaran Informasi
Pertamina Ajak Masyarakat Cerdas: Jangan Tergoda Judul Viral, Pastikan Sumber Resmi
Pertamina Patra Niaga mengajak publik agar tidak langsung percaya pada konten viral, terutama jika sumbernya tidak jelas atau berasal dari akun pribadi.
“Kami sering temukan juga hoaks lain seperti rekrutmen fiktif atau pengumuman program BBM yang tidak pernah kami keluarkan. Karena itu, selalu pastikan melalui kanal resmi seperti Pertamina Call Center 135 atau akun media sosial resmi Pertamina,” tambah Roberth.
Langkah edukatif ini penting, terutama di era digital di mana kecepatan menyebarkan informasi sering kali lebih tinggi daripada kecepatan memverifikasi fakta.
Hoaks Energi dan Efek Domino terhadap Kepercayaan Publik
Sebagai catatan, fenomena hoaks seperti ini bukan sekadar isu komunikasi, tapi juga isu kepercayaan publik terhadap lembaga energi nasional.
Ketika misinformasi dibiarkan beredar, efeknya bisa berantai: mulai dari kekhawatiran masyarakat, panik buying BBM, hingga stigma negatif terhadap kebijakan energi pemerintah.
Itulah mengapa langkah cepat Pertamina untuk melakukan klarifikasi dan edukasi publik menjadi sangat penting. Dalam konteks industri energi, transparansi dan literasi publik adalah bagian dari pertahanan nasional terhadap ketidakstabilan informasi.
Verifikasi Dulu, Sebar Nanti
Dalam dunia digital yang serba cepat ini, klik bisa lebih berbahaya daripada bensin kalau dilakukan tanpa berpikir.
Pertamina Patra Niaga dengan tegas mengingatkan bahwa tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang berlabel “uji teknis” bisa dipercaya tanpa dasar ilmiah.
Jadi, sebelum ikut menyebarkan, pastikan sumbernya valid. Karena menjaga kebenaran informasi juga bagian dari menjaga ketenangan masyarakat dan itu tanggung jawab bersama.
- Penulis: dimas
- Editor: RM.Dimas Wirawan

