OTOExpo.com – Memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai penambah tenaga, seringkali perangkat ini dianggap sebagai sama persis dan tidak ada bedanya.
Padahal, antara Turbocharger dan Supercharger itu berbeda loh. Yang membedakan diantara kedua perangkat ini adalah cara kerjanya. Cara kerja turbocharger dan supercharger memiliki perbedaan dan dapat disesuaikan dengan selera dan kebutuhan pengguna.
Dilansir dari Autoevolution.com, baik turbocharger dan supercharger bekerja dengan mengalirkan udara yang telah dikompresi masuk ke dalam mesin untuk digunakan saat pembakaran sehingga tenaga yang dihasilkan lebih besar.
Untuk mengerjakan hal tersebut, turbocharger dan supercharger membutuhkan power supply, disini lah letak perbedaan kedua perangkat tersebut.
Turbochager
Turbocharger bekerja dengan putaran turbin turbo. Turbin tersebut dapat berputar berkat gas buang hasil pembakaran. Putarannya diketahui dapat mencapai 250 ribu RPM, tiga puluh kali lebih cepat dibanding mesin biasa. Proses produksi tenaga pun tidak berlangsung lama meskipun terdapat jeda, sehingga turbocharger dapat langsung melesatkan kendaraan.
Jeda antara waktu menginjak pedal gas hingga turbin dapat berputar dengan maksimal yang disebut turbo lag. Hal ini dikarenakan gas buang yang diproduksi belum banyak pada putaran rendah. Semakin naik putarannya, semakin besar gas buangnya dan turbocharger baru akan bekerja maksimal.
Turbocharger dilengkapi dengan wastegate yang dapat menekan emisi karena kemampuannya mengatur tekanan gas buang yang dialirkan ke dalam turbin. Selain itu, wastegate dapat membuka serta menutup ventilasi.
Supercharger
Supercharger memiliki kemampuan untuk memaksa banyak udara masuk dan mengompresinya. Supercharger bekerja dengan bantuan belt yang terhubung ke mesin dan mendapatkan daya dari crankshaft untuk menggerakkan kompresornya.
Dengan cara kerja tersebut, supercharger dapat menghasilkan 46 persen tenaga lebih besar dengan putaran 50.000 RPM. Jika dibandingkan dengan turbocharger yang memanfaatkan gas buang (emisi), pengambilan daya supercharger dari mesin crankshaft dianggap kurang efisien karena beban mesin otomatis ikut bertambah.
Dengan terhubungnya langsung kompresor dengan mesin, justru menjadikan proses kompresinya lebih cepat dibandingkan turbocharger yang memiliki turbo lag (harus menunggu aliran gas buang membesar). Jadi, begitu mesin dinyalakan dan gas diinjak, tenaganya dapat langsung bertambah.
Karena bekerja ekstra untuk menambah tenaga mobil, proses kerja turbocharger dan supercharger dapat menghasilkan panas. Untuk mendinginkannya, dapat dipasangkan intercooler.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.