Penyebab V-Belt Cepat Aus
Otoexpo.com – Gaya berkendara sang pemilik kendaraan sangat mempengaruhi masa komponen kendaraan tersebut.
Seperti misalnya pada v-belt. V-belt memiliki fungsi meneruskan tenaga dari poros engkol ke roda belakang.
Adapun standar normal pemakaian v-belt berkisar antara 20.000 km sampai 30.000 km. Penggantian v-belt bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari gaya berkendara dan adanya ubahan atau modifikasi di area CVT.
Kebiasaan berkendara yang sering sering mentokin putaran gas dan mengentak putaran gas dapat menyebabkan V-belt cepat aus. Selain gaya berkendara yang ‘ugal-ugalan’, faktor lain penyebab cepat ausnya v-belt adalah karena adanya modifikasi pada area per CVT.
Ganti per CVT Tingkatkan Akselerasi
“Biasanya pemilik motor pasang per CVT yang lebih keras untuk meningkatkan akselerasi dengan ukuran antara 1.500 sampai 2.000 rpm,” ujar rudi selaku pemilik bengkel matik di bilangan Senen.
Mengubah per CVT menjadi lebih keras tentu tidak bagus, karena puli menekan v-belt terlalu kuat. Otomatis kerjanya lebih keras, dan v-belt dipaksa kerja keras. Ini bisa bikin v-belt cepat aus dan berakhir putus.
Supaya v-belt motor matik bisa digunakan lebih lama, hindari gaya berkendara ugal-ugalan dan memodifikasi pada komponen tersebut.
“Putar gasnya harus ngurut dan ikuti aja karakter mesin. Kalau cara bawanya halus, motor dibawa jarak jauh pun nggak masalah. Ini kalau kita bicara penggunaan sehari-hari ya. Kalau tujuannya untuk performa atau racing style tentunya akan beda lagi,” pungkas Rudi.