Penjualan Daihatsu Oktober 2025 Naik 7%: Dominasi Commercial Low Dan LCGC Kian Menguat
- account_circle dimas
- calendar_month Ming, 16 Nov 2025
- visibility 68

Penjualan Daihatsu Naik 7% di Oktober Jadi Momentum Positif Akhir Tahun
Penjualan Daihatsu Oktober 2025 Naik 7%: Dominasi Commercial Low Dan LCGC Kian Menguat
Penjualan Daihatsu Naik 7% di Oktober Jadi Momentum Positif Akhir Tahun
OTOExpo.com , Jakarta – Bagi pelaku industri otomotif, bulan Oktober biasanya menjadi salah satu barometer penting jelang penutupan tahun.
Dan bagi Daihatsu, Oktober 2025 menghadirkan kabar yang cukup menggembirakan: penjualan ritel naik 7%, dari 11.390 unit (September) menjadi 12.196 unit.
Kenaikan bulan ke bulan memang terlihat impresif, dan Daihatsu kembali mengukuhkan posisinya sebagai brand nomor 2 penjualan nasional.
Namun, di tengah pasar yang masih bergerak pelan, pertanyaannya: apakah kenaikan ini cukup kuat untuk menjaga momentum hingga Desember?
Mari kita bedah angkanya satu per satu.
Si “Tulang Punggung” yang Bekerja Ekstra Keras
Jika brand lain mengandalkan SUV sebagai mesin penjualan, Daihatsu kembali membuktikan karakter uniknya: market yang mereka genggam adalah pekerja keras.
Model dengan kontribusi terbesar di Oktober 2025 adalah:
1. Gran Max Pick Up — 4.436 unit (36,4%)
Entitas yang satu ini sudah seperti “kuda perang” UMKM Indonesia. Tak mewah, tak banyak gimmick, tapi tangguh dan efisien—dan itulah resep penjualan yang jarang gagal.
2. Gran Max Mini Bus — 2.408 unit (19,7%)
Menjadi andalan transportasi bisnis kecil, shuttle, dan usaha antar-jemput, model ini masih menjadi raja di kelas semi-komersial.
LCGC Tetap Perkasa
Jika Gran Max menjaga roda bisnis tetap berputar, segmen LCGC menjaga mobilitas keluarga tetap ramah dompet—dan ini masih jadi DNA kuat Daihatsu.
Kontribusi Oktober:
-
Sigra — 2.348 unit (19,3%)
-
Ayla — 764 unit (6,3%)
Sigra secara konsisten menjadi salah satu LCGC paling dicari, karena kombinasi: harga terjangkau, biaya servis ringan, dan efisiensi bahan bakar.
Di tengah ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, wajar jika masyarakat memilih kendaraan low cost yang tak bikin dompet megap-megap di biaya operasional.
Segmen Commercial Low
Daihatsu boleh tersenyum lebar di segmen yang satu ini.
Pangsa pasar segmen Commercial Low YTD: 65,5%
Naik +2,4% dari periode sama 2024 (63,1%).
Ini adalah angka besar—bahkan mendekati dominasi absolut—dan ditopang oleh dua model saja:
-
Gran Max Pick Up — 34.340 unit, share 58,6% (+1,5%)
-
Gran Max Mini Bus — 14.098 unit, share 91,8% (+0,9%)
Angka 91,8% pada Mini Bus bahkan bisa disebut “nyaris monopoli.” Jika bicara siapa pemain utama pasar semi-komersial, jawabannya jelas: Daihatsu menguasai panggung sendirian.
Market Share Nasional
Dengan penjualan 112.530 unit dari total pasar sekitar 660 ribu unit, Daihatsu mengunci market share 17%.
Ini angka yang solid, mengingat persaingan 2025 semakin keras dari merek Jepang, Korea, hingga banjir pemain Cina yang menekan harga entry-level.
Pencapaian ini juga menunjukkan konsistensi strategi Daihatsu: fokus pada segmen volume yang benar-benar dibutuhkan pasar Indonesia.
Kenapa Daihatsu Masih Jadi Pilihan
Berdasarkan preferensi konsumen, ada beberapa faktor yang membuat Daihatsu masih dianggap sebagai “best value car”:
1. Efisiensi bahan bakar
Daihatsu selalu terkenal irit, dan ini masih menjadi kartu truf yang relevan.
2. Total cost ownership rendah
Harga servis bersahabat, sparepart mudah dicari, dan tidak rewel.
3. Harga jual kembali stabil
Gran Max adalah salah satu model dengan resale value terbaik di Indonesia.
4. After-sales luas
Jaringan Astra menjadi keunggulan besar: mudah dirawat di kota mana pun.
Bagi konsumen yang membeli mobil sebagai aset produktif, Daihatsu adalah paket aman.
Momentum dari Segmen Pekerja Keras
Sri Agung Handayani, Marketing & Corporate Communication Director PT Astra Daihatsu Motor, mengatakan:
“Lebih dari 80% penjualan Oktober didukung segmen commercial low dan LCGC. Segmen Commercial Low mendominasi sekitar 56% dan menjadi mitra para pelaku usaha dan UMKM.”
Ini bukan sekadar data ini gambaran pola konsumsi otomotif Indonesia: Kendaraan bukan hanya alat transportasi, tapi alat ekonomi.
Momentum Positif, Tetapi…
Walau kenaikan Oktober terlihat solid, ada beberapa catatan kritis:
1. Pertumbuhan 7% bukan angka besar jika melihat tekanan kompetitor
Brand-brand Cina meluncurkan model pick up & LMPV murah yang mulai mencuri perhatian.
2. Ketergantungan pada segmen commercial low rawan fluktuasi ekonomi UMKM
Jika daya beli pelaku usaha melambat, segmen ini bisa terpukul cepat.
3. Belum terlihat gebrakan besar di segmen lifestyle atau elektrifikasi
Sementara kompetitor mempercepat transisi EV, Daihatsu masih bermain aman.
Namun, justru itulah strategi Daihatsu:
tidak gegabah, fokus pada segmen yang benar-benar menghasilkan penjualan.

Penjualan Daihatsu Naik 7% di Oktober Jadi Momentum Positif Akhir Tahun
Daihatsu Kembali Mendulang Angka, Tapi Transformasi Jangka Panjang Tetap Dinanti
Kenaikan penjualan 7% di Oktober 2025 memberikan sinyal positif bahwa Daihatsu masih menjadi “brand rakyat” yang kuat ditopang segmen pekerja keras dan mobil keluarga efisien.
Momentum ini sangat baik untuk menutup tahun dengan stabil. Namun di sisi lain, industri otomotif 2026–2027 tidak lagi sama:
-
elektrifikasi makin deras,
-
kompetisi harga makin sengit,
-
preferensi konsumen makin cepat berubah.
Daihatsu berada dalam posisi aman—namun tidak boleh nyaman.
Dan Oktober 2025 menjadi pengingat bahwa konsistensi memang penting, tetapi inovasi tetap menjadi kunci masa depan.***
- Penulis: dimas
- Editor: Dimas Lombardi



