Pabrik GM Di Thailand Akan Dijual
OTOExpo.com – Tahun 2020 memang penuh dengan kejutan. Kali ini datang dari dunia otomotif, General Motors kembali membuat dunia otomotif terkejut dengan pernyataannya akan mundur dari Thailand.
GM yang merupakan pabrikan asal Amerika Serikat ini mengumumkan akan berhenti berjualan mobil Chevrolet di Thailand mulai akhir 2020 dan pabrik Chevrolet di Rayong itu pun akan dijual.
GM Strategic Markets, Alliances and Distributors President, Andy Dunstan menyebutkan penjualan dan ekspor yang rendah membuat pabrik mobil itu tak bisa bertahan lebih lama.
a. Sekaligus mengekspor produknya ke negara-negara Asia lainnya seperti Australia,” sebut Wakil Presiden Global Strategi GWM, Liu Xiangshang dilansir dari Bangkok Post, Senin (17/2/2020).
GM sendiri hadir di Thailand di Januari 2000. Kemudian produsen mobil Chevrolet ini langsung membangun dua fasilitas manufaktur, perakitan dan powertrain. Pabrik perakitan berada di Rayong dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 180.000 unit, sementara pabrik powertrain punya kapasitas 120.000 unit per tahun dengan nilai investasi gabungan US$ 1,4 miliar.
Sampai saat ini, GM punya 1.900 karyawan di Thailand dimana 1.200 orang diserap ke fasilitas produksi.
Menyikapi keputusan untuk memberhentikan operasionalnya di Thailand, perusahaan ini berjanji untuk menyelesaikan kewajibannya, termasuk dukungan terhadap pelanggan Chevrolet di seluruh Thailand.
“Kami juga akan memberikan para karyawan kami paket pesangon yang lebih baik daripada yang diatur dalam undang-undang perburuhan Thailand,” pungkas Presiden GM Asia Tenggara Hector Villarreal
“Utilisasi pabrik yang rendah dan perkiraan volume (penjualan) domestik dan ekspor (yang juga rendah) berdampak pada bisnis secara signifikan,” katanya.
Tutupnya pabrik mobil ini tidak membuat jajaran petinggi GM melupakan tanggung jawabnya. Meski hengkang dari Thailand, GM berkomitmen akan terus mendukung konsumen Chevrolet untuk masalah layanan purnajual, garansi, dan perbaikan melalui outlet resminya.
Begitu juga dengan nasib karyawan dan mitra kerjanya yang akan mendapat perhatian. Di Thailand, GM memiliki total 1.900 karyawan. Sebanyak 1.200 karyawan bekerja di pabrik.
“GM mengakui dampak keputusan ini terhadap karyawan dan mitra kami. Kami berkomitmen untuk memperlakukan karyawan, mitra, dan pemangku kepentingan kami dengan bermartabat dan rasa hormat selama masa transisi ini,” kata Dunstan.
Sementara, Presiden GM Asia Tenggara Hector Villarreal mengatakan, GM akan memberikan karyawannya paket pesangon yang sangat cukup bahkan melebihi apa yang menjadi peraturan di Thailand.
Selanjutnya, GM juga berencana menghentikan aktivitas bisnisnya di Australia dan Selandia Baru. Langkah ini diambil untuk mempercepat GM mundur dari pasar yang dinilai sudah tidak dapat ‘diselamatkan’ lagi.
Secara tidak langsung kini GM hanya bergantung pada penjualan mobil di AS, China, dan Amerika Latin.
Tahun lalu, setelah mengeluarkan pernyataan mundur dari Indonesia, GM memutuskan untuk menyetop penjualan mobil merek Chevrolet di Indonesia pada akhir Maret 2020.
Keputusan ini diambil lantaran Chevrolet kalah bersaing dengan merek-merek lainnya.
Sebelum benar-benar menghentikan seluruh penjualannya, Chevrolet diketahui menghabiskan stok mobil yang ada dengan memberikan potongan harga hingga Rp 80 juta. Program ini sudah berlangsung sejak November 2019.