Jakarta Banjir, Truk Ekspedisi Rugi
OTOExpo.com – Jakarta mengalami curah hujan yang cukup tinggi hingga mengakibatkan beberapa daerah terkan dampak banjir.
Akibat banjir tersebut, sebagian besar aktivitas perekonomian pun terkena imbasnya. Tidak terkecuali dengan layanan jasa truk ekspedisi.
Menurut wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman, mengatakan bahwa wilayah deponya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta utara yang terkena dampak banjir mengakibatkan kegiatan yang biasa dilakukan menjadi tidak beroperasi.
20.000 unit truk
Bahkan menurutnya lagi, berdasarkan informasi yang di peroleh, ada sekitar 20.000 unit truk pengusaha logistik di Jakarta yang mengalami hal yang serupa.
“Bila dari data itu ada 20.000 truk yang tak bisa beroperasi, artinya dalam sehari ini kerugiannya sekitar Rp 30 miliar. Itu hanya baru dari sisi cost operasional, belum ditambah dengan adanya kerugian lain seperti batalnya ekpor-impor, barang yang rusak, dan lainnya,” ungkapnya seperti dilansir dari kompas (01/03)
Selain itu, sejumlah depo truk milik pengusaha juga dilaporkan terendam banjir di Jakarta. “Belum lagi kerusakan armada yang terjadi akibat banjir. Satu unit bisa sampai Rp 20-Rp 30 juta kalau kena mesinnya,” katanya.
Jalanan Macet, Rekayasa Lalu Lintas
“Akibat banjir ini, jalanan menjadi macet. Kalaupun dipaksa untuk beroperasi juga tidak mungkin.” ujarnya lagi.
Bahkan akibat air yang masuk dan membanjir puluhan truk yang terparkir, Kyatmaja juga mengatakan kerugiannya akan mencapai ratusan juta untuk biaya perbaikan saja.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aprtindo) Kyatmaja Lookman menjelaskan sedikitnya 20.000 unit truk milik pengusaha jasa ekspedisi barang di Jakarta tidak bisa beroperasi.
“Teman-teman sih belum ada laporan ya, tapi untuk satu hari tidak beroperasi ada 20.000 truk di DKI [Jakarta],” kata Kyatmaja, Selasa (25/2/2020).
Dia menambahkan dampak tersebut mengakibatkan para pengusaha menderita kerugian yang ditaksir berkisar puluhan miliar rupiah per hari imbas tidak beroperasinya armada jasa pengiriman barang saat terjadi banjir. Diperkirakan mencapai Rp30 miliar per hari.