News
light
Beranda » Tips » Ini Cara Benar Pasang Busi Jangan Asal Kencang! Profesor Busi Menjelaskan Alasannya

Ini Cara Benar Pasang Busi Jangan Asal Kencang! Profesor Busi Menjelaskan Alasannya

  • account_circle dimas
  • calendar_month Sen, 6 Okt 2025
  • visibility 116

Ini Cara Benar Pasang Busi Jangan Asal Kencang! Profesor Busi Menjelaskan Alasannya

 

OTOExpo.com , Jakarta –  Bagi sebagian orang, busi mungkin cuma benda kecil dengan ulir dan ujung logam. Tapi buat dunia otomotif, busi adalah pemantik kehidupan mesin.

Tanpa percikan kecil dari ujungnya, campuran udara dan bahan bakar di ruang bakar nggak akan pernah menyala. Hasilnya? Mesin cuma muter starter tanpa tenaga, atau malah mogok di tengah jalan.

Yang sering luput diperhatikan, masalah busi bukan cuma karena umur pakai atau kualitas bahan, tapi cara pasangnya juga punya pengaruh besar.

Dan di sinilah banyak pemotor bahkan sebagian mekanik, sering terjebak pada kebiasaan “asal kencang”.

Seorang profesor busi dari Niterra Mobility Indonesia (NGK Busi) yang sudah berpengalaman tentang busi, Diko Oktaviano mengungkapkan bahwa, pemasangan busi jangan asal kencang. Apalagi langsung menggunakan kunci busi. Hal tersebut sangat berbahaya dan tidak di rekomendasikan. Kenapa?

Bahaya Pasang Busi Terlalu Kencang

Kita sering dengar kalimat, “Biar nggak bocor, kencengin aja!” Padahal, itu justru jebakan klasik yang bisa bikin kerusakan serius.

Memasang busi terlalu kencang bisa bikin drat kepala silinder rusak atau slek. Kalau sudah begitu, perbaikannya nggak bisa cuma ganti busi baru harus tapping ulang ulir atau bahkan ganti seluruh kepala silinder. Dan ya, biayanya bisa bikin dompet menjerit.

Yang lebih parah, kalau ulir patah dan serpihannya jatuh ke ruang bakar, piston dan klep bisa ikut rusak. Bayangin: dari kesalahan kecil, efeknya bisa berantai ke seluruh sistem mesin.

Tapi Jangan Juga Terlalu Kendor

Di sisi lain, kalau busi kamu pasangnya terlalu longgar, efeknya juga nggak kalah berbahaya.

Saat busi tidak terpasang rapat, terjadi kebocoran kompresi di ruang bakar. Tekanan udara panas keluar lewat sela drat, menyebabkan panas berlebih di sekitar busi, ujung elektroda cepat aus, dan performa mesin drop drastis.

Hasilnya, mesin jadi brebet, tenaga hilang, konsumsi bahan bakar meningkat, bahkan kadang muncul suara letupan di knalpot.

Ini Cara Benar Pasang Busi Jangan Asal Kencang! Profesor Busi Menjelaskan Alasannya

Ini Cara Benar Pasang Busi Jangan Asal Kencang! Profesor Busi Menjelaskan Alasannya

Cara Pasang Busi yang Benar Menurut NGK Indonesia

Diko Oktaviano, Technical Support PT.  Niterra Mobility Indonesia (NGK Busi) sekali lagi menegaskan bahwa teknik pemasangan busi yang aman dan presisi tidak boleh langsung menggunakan kunci busi. Tetapi harus menggunakan tangan terlebih dahulu.

“Langkah awal harus dilakukan dengan tangan kosong atau istilahnya hand-tight. Pemasangan Busi, jangan pernah langsung dikencangkan pakai kunci, karena efeknya bisa fatal,” ujar Diko tegas.

Kenapa begitu? Karena saat kamu memutar busi dengan tangan, kamu bisa merasakan apakah ulir masuk dengan benar dan sejajar. Kalau busi terasa seret, miring, atau nggak enak saat diputar, artinya posisi belum center. Paksa sedikit saja, ulir bisa oblak.

Setelah busi terasa mentok halus, baru dikencangkan sedikit menggunakan kunci busi, biasanya cukup seperempat hingga setengah putaran tambahan. Itu sudah cukup kuat menahan tekanan kompresi tanpa merusak ulir.

Faktor yang Menentukan Kencangnya Busi

Setiap mesin punya karakter dan kebutuhan torsi yang berbeda. NGK sendiri menjelaskan ada tiga hal utama yang menentukan seberapa kuat busi harus dikencangkan:

  1. Tipe Busi
    Busi dengan gasket (cincin logam) umumnya butuh torsi lebih rendah dibanding model taper seat (tanpa gasket).

  2. Diameter Ulir
    Semakin besar ulir busi—misalnya 14mm dibanding 10mm, semakin besar pula torsi yang dibutuhkan untuk menahannya.

  3. Material Kepala Silinder
    Mesin modern dengan kepala silinder aluminium lebih sensitif terhadap tekanan tinggi dibanding bahan cast iron. Artinya, kalau kamu terlalu nekan, ulir aluminium bisa rusak permanen.

Kalau kamu nggak punya kunci torsi, cek panduan di kemasan busi. NGK biasanya sudah menulis instruksi rotasi setelah hand-tight, misalnya “1/2 turn after finger tight”. Itu bukan hiasan itu patokan penting yang bikin busi awet dan aman.

Gunakan Alat yang Tepat dan Pastikan Mesin Dingin

Selain teknik tangan dan torsi, perhatikan juga alatnya. Gunakan kunci busi dengan ukuran pas dan bentuk sesuai hexagonal busi. Kunci yang longgar bisa bikin slip dan mengikis kepala busi.

Dan yang paling sering diabaikan: jangan pernah pasang busi di mesin panas.

Saat logam kepala silinder masih memuai karena panas, ulirnya lebih lunak. Kalau kamu paksa pasang, drat bisa rusak meski torsi terasa ringan.

Tunggu mesin benar-benar dingin dulu, baru mulai pemasangan.

Busi Terendam Air Baiknya Ganti Baru

Busi Kecil, Tapi Efeknya Gede Banget

Busi mungkin kecil dan murah, tapi kesalahan pasang bisa berdampak mahal.
Mulai sekarang, ubah mindset: pasang busi bukan soal kencang, tapi soal presisi.

Gunakan tangan dulu untuk memastikan posisi lurus, kencangkan seperlunya, dan pastikan mesin dalam kondisi dingin.
Dengan begitu, kamu bukan cuma menjaga performa mesin tetap optimal, tapi juga menghemat biaya perbaikan yang nggak perlu.

Ingat, dalam dunia otomotif, hal kecil sering jadi pembeda antara motor yang “ngibrit halus” dan motor yang “ngadat tiap pagi”.
Jadi, jangan remehkan busi karena dari percikan kecil, mesin besar bisa hidup sempurna.***

  • Penulis: dimas
  • Editor: RM.Dimas Wirawan

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less