Hankook Tire Beberkan Tips Jitu untuk Perusahaan Ekspedisi di Tengah Ledakan E-Commerce
- account_circle Abimanyu
- calendar_month Kam, 16 Okt 2025
- visibility 87

Hankook Tire Bagikan Rekomendasi bagi Perusahaan Ekspedisi Darat untuk Tingkatkan Keandalan Pengiriman
Ban Tepat, Pengiriman Tepat Waktu! Hankook Tire Beberkan Tips Jitu untuk Perusahaan Ekspedisi di Tengah Ledakan E-Commerce
Strategi Hankook Tire untuk Perusahaan Ekspedisi: Tips Efisiensi Armada dan Pilihan Ban yang Tepat
OTOExpo.com , Jakarta – E-commerce Meledak, Truk Jadi Tulang Punggung. Pertumbuhan e-commerce di Indonesia benar-benar menggila.
Berdasarkan data industri, sedikitnya 4 juta paket dikirim setiap harinya di tanah air. Artinya, jutaan roda truk terus berputar tanpa henti, menembus macet, hujan, dan panas demi menjaga rantai pasok tetap berjalan.
Tapi di tengah tingginya beban kerja itu, muncul satu tantangan klasik: bagaimana menjaga keandalan armada agar tetap efisien, hemat bahan bakar, dan minim downtime?
Nah, di sinilah Hankook Tire Indonesia ikut buka suara. Sebagai pemain besar di industri ban global, mereka membagikan sejumlah strategi logistik cerdas yang bisa diterapkan oleh operator ekspedisi di era digital ini.
“Volume logistik Indonesia sudah mencapai lebih dari 16 miliar ton per tahun. Dalam situasi seperti ini, konsistensi layanan dan kesiapan armada jadi kunci,” jelas Ahmad Juweni, National Sales Manager Truck & Bus Radial, PT Hankook Tire Sales Indonesia.
Menurutnya, satu armada yang bermasalah bisa mengacaukan seluruh jadwal distribusi. “Downtime yang kecil sekalipun bisa berdampak besar pada reputasi layanan,” tambahnya.
1. Integrasi Operasional Digital
Era logistik sekarang sudah bukan sekadar soal mengirim barang cepat, tapi juga mengelola armada secara pintar. Hankook menekankan pentingnya sistem operasional berbasis digital dan real-time.
Mulai dari tracking GPS, monitoring kondisi kendaraan, sampai analisis rute berbasis lalu lintas terkini semua itu bukan lagi fitur tambahan, tapi kebutuhan mutlak.
Dengan data digital, operator bisa tahu kapan ban perlu diganti, oli sudah waktunya diservis, atau sopir butuh istirahat. Artinya, keputusan teknis bisa diambil lebih cepat sebelum kerusakan terjadi.
2. Manajemen Muatan
Hankook menyoroti isu klasik tapi sering diabaikan: Over Dimension Over Loading (ODOL).
Masih banyak operator yang berpikir, “Ah, tambah muatan dikit nggak apa-apa.” Padahal, efeknya fatal.
Selain mempercepat keausan ban, kelebihan beban bikin sistem suspensi cepat rusak dan efisiensi bahan bakar jeblok.
Distribusi beban juga nggak boleh asal. Barang berat wajib diletakkan di bawah agar titik gravitasi kendaraan stabil. Truk yang oleng di jalan tol bukan cuma berbahaya, tapi juga berisiko menggagalkan pengiriman besar.
3. Gaya Nyetir Efisien
Mengemudi truk itu seni. Bukan cuma soal pedal gas dan setir, tapi juga feeling terhadap mesin dan jalan.
Hankook menekankan pentingnya teknik berkendara efisien hindari akselerasi atau pengereman mendadak, dan manfaatkan engine brake saat di turunan.
Menurut Ahmad, “Kebiasaan kecil seperti menurunkan gigi di RPM yang tepat bisa memperpanjang usia mesin dan sistem pengereman hingga 30%. Di sinilah peran sopir profesional benar-benar diuji.”
Kecepatan ideal di jalur antarkota sekitar 80 km/jam, sementara di tol bisa di kisaran 90–100 km/jam. Lebih dari itu? Risiko keausan ban meningkat, konsumsi bahan bakar melonjak.
4. Servis Rutin
Ban, rem, dan oli adalah tiga komponen vital yang wajib dicek secara rutin.
Hankook mengingatkan, ban yang aus bukan hanya bahaya, tapi juga boros gesekan tinggi bikin mesin kerja lebih berat.
Begitu juga oli mesin. Saat warnanya mulai menghitam pekat, itu sinyal waktu ganti sudah tiba.
Untuk armada truk, biaya servis rutin memang terasa besar di depan. Tapi dibandingkan kehilangan pelanggan karena pengiriman telat, investasi ini justru jauh lebih murah.
5. Pilih Ban yang Tepat Sesuai Rute
Nah, ini bagian paling teknis tapi juga paling menentukan performa truk.
Untuk rute antarkota dengan aspal mulus, Hankook merekomendasikan Smart Flex AH31K , ban tubeless premium dengan tapak lebar dan desain kerf 3D.
Desain ini memberikan traksi lebih baik dan meningkatkan jarak tempuh ban.
Harga pasarannya? Sekitar Rp5,5 juta hingga Rp6 juta per unit, tergantung ukuran dan distributor.
Dengan usia pakai yang lebih panjang dan rolling resistance rendah, ban ini membantu menghemat bahan bakar hingga 4% — kecil di kertas, tapi besar buat armada yang jalan tiap hari.
Sedangkan untuk truk dengan rute kombinasi on-road dan off-road, pilihan ideal jatuh pada Hankook AM09.
Ban ini punya bloking besar di bahu dan dilengkapi teknologi Stiffness Control Contour Theory (SCCT), yang menjaga stabilitas saat melewati jalan rusak atau berbatu.
Harga pasaran AM09 berada di kisaran Rp4,8 juta – Rp5,3 juta per unit.
“Pola tapak dan bahan kompon ban punya dampak langsung pada efisiensi bahan bakar dan keamanan. Kalau salah pilih, efeknya bisa ke boros BBM, ban cepat aus, bahkan potensi slip,” ujar Ahmad.
Ban Bukan Sekadar Karet Bundar
Buat sebagian orang, ban cuma dianggap pelengkap kendaraan. Tapi buat bisnis logistik, ban adalah investasi produktivitas.
Satu ban yang gagal bisa menghentikan satu truk penuh muatan, dan itu berarti kerugian operasional nyata.
Maka, langkah-langkah kecil seperti memilih ban tepat, merawatnya dengan benar, dan melatih sopir untuk efisien adalah bagian dari strategi besar untuk bertahan di industri logistik yang makin kompetitif.
Dengan rekomendasi dari Hankook Tire ini, operator ekspedisi bisa menjaga armada tetap prima, efisien, dan yang paling penting tepat waktu sampai tujuan.
- Penulis: Abimanyu
- Editor: RM.Dimas Wirawan

