News
light
Beranda » Uncategorized » Geely Ngebut Ekspansi Global, Tapi Siapkah Mereka Main di Kelas Berat?

Geely Ngebut Ekspansi Global, Tapi Siapkah Mereka Main di Kelas Berat?

  • account_circle Abimanyu
  • calendar_month Rab, 9 Jul 2025
  • visibility 55

Geely Ngebut Ekspansi Global, Tapi Siapkah Mereka Main di Kelas Berat?

 

OTOExpo.com , Jakarta –  Geely Auto lagi naik daun. Di semester pertama 2025, mereka berhasil menjual 1,4 juta unit mobil secara global, naik 47% dari tahun lalu.

Nggak tanggung-tanggung, target tahunan mereka pun dinaikkan dari 2,71 juta ke 3 juta unit. Sebuah langkah berani, tapi… apakah semuanya akan berjalan semulus itu?

Soalnya, meski penjualannya terbilang ngebut, banyak mata yang sekarang mulai mempertanyakan: apakah Geely benar-benar siap untuk main di liga global? Atau ini hanya sekadar gaspol ekspansi tanpa rem yang jelas?

Lonjakan Penjualan, Tapi Kualitas Layanan Masih Tanda Tanya

Geely memang boleh bangga. Salah satu highlight-nya adalah penjualan kendaraan energi baru (NEV) mereka yang mencapai 725 ribu unit, alias naik 126%.

Bahkan ekspor kendaraan listrik murni melonjak 307%. Tapi tunggu dulu  angka besar bukan jaminan layanan memuaskan.

Beberapa konsumen di kawasan Asia dan Afrika mulai melaporkan soal ketersediaan suku cadang dan kualitas layanan purna jual yang belum stabil.

Geely Ngebut Ekspansi Global, Tapi Siapkah Mereka Main di Kelas Berat?

Bahkan di beberapa negara, jaringan servisnya masih minim. Jadi meski mobilnya canggih dan desainnya keren, kalau ada kerusakan kecil dan harus nunggu dua bulan buat dapet part, ya tetap bikin kesel juga, kan?

Indonesia Masuk Radar: Pabrik Dibuka, Tapi Belum Banyak yang Tahu

Yang cukup menarik, Indonesia masuk radar ekspansi utama Geely tahun ini. Bahkan, pabrik Geely di Purwakarta sudah merakit unit pertama Geely EX5, menandai komitmen mereka terhadap lokalisasi.

Tapi jujur aja, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum familiar dengan brand Geely, apalagi dengan model-model seperti Coolray, Emgrand, atau EX5.

Bahkan nama “Geely” sendiri masih sering diasosiasikan sebagai merek China yang “murah tapi meragukan”, meskipun kualitasnya sekarang jauh lebih baik dibanding 10 tahun lalu.

Artinya? Masih banyak pekerjaan rumah buat Geely untuk membangun kepercayaan konsumen lokal. Brand awareness dan jaringan purna jual harus jadi fokus utama, bukan sekadar launching produk dan pabrik.

Ekspansi Cepat: 6 Negara Baru, 8 Kantor Cabang, Tapi Apakah Sustain?

Semester pertama 2025, Geely sudah masuk ke 6 pasar baru, termasuk Australia, Selandia Baru, Vietnam, dan Indonesia.

Mereka juga buka 8 kantor cabang baru di luar negeri. Ambisius? Banget. Tapi ekspansi secepat ini tanpa pondasi kuat bisa jadi bumerang.

Kalau terlalu fokus pada angka pertumbuhan tapi lupa soal kesiapan infrastruktur dan layanan aftersales, mereka bisa kena getahnya sendiri.

Kita semua masih ingat beberapa brand otomotif China yang masuk Indonesia dengan gebrakan besar, tapi akhirnya tenggelam karena nggak sanggup jaga kepercayaan pelanggan.

Geely EX5 & Coolray: Desain Juara, Tapi Harga Belum Kompetitif

Ngomongin soal produk, Geely sebenarnya nggak main-main. Model seperti EX5 sudah mendapat rating bintang lima dari Euro NCAP, dan bahkan menang Red Dot Design Award.

Coolray sendiri udah tembus 1 juta unit penjualan secara global. Tapi balik lagi, harga dan positioning di pasar Indonesia belum kelihatan jelas.

Kalau EX5 dijual dengan harga premium, Geely harus bersaing dengan nama besar kayak Hyundai Kona EV, Wuling Binguo, bahkan BYD Dolphin yang udah lebih dulu bermain dan gencar promosi.

Tanpa diferensiasi kuat dan value lebih, jangan harap bisa curi hati konsumen urban yang makin pintar.

Kesan Positif lewat Kampanye Lingkungan

Di luar sisi bisnis, Geely juga rajin menggarap branding melalui kampanye sosial. Program “Go Clean” yang melibatkan masyarakat di Australia dan Kazakhstan untuk pelestarian lingkungan terlihat menjanjikan.

Tapi masyarakat global sekarang sudah pintar membedakan antara komitmen asli dan greenwashing.

Kalau kampanye lingkungan ini nggak dibarengi dengan kebijakan internal yang kuat — seperti baterai ramah lingkungan, supply chain etis, dan produksi rendah emisi — maka semua branding positif bisa jadi boomerang juga.

Langkah ke Depan: Taktik Global, Tapi Jangan Lupa Lokal

Memasuki paruh kedua 2025, Geely akan fokus ke pasar besar seperti Brasil, Inggris, dan Hong Kong. Tapi untuk benar-benar bisa jadi pemain global, mereka harus lebih peka terhadap kebutuhan tiap pasar lokal.

Khusus Indonesia, Geely harus:

  • Gencarkan promosi dan edukasi brand ke konsumen lokal
  • Bangun jaringan servis yang bisa diandalkan
  • Tawarkan harga yang kompetitif dengan spek yang relevan
  • Jangan remehkan selera desain orang Indonesia yang unik dan segmented

Geely Bisa Jadi Game Changer, Tapi Jangan Terlalu Percaya Diri

Secara umum, Geely sudah berada di jalur yang tepat  mereka punya teknologi, kapasitas produksi, dan semangat inovasi.

Tapi kalau semua itu nggak dibarengi dengan strategi jangka panjang yang berakar di kebutuhan lokal, maka ekspansi agresif bisa jadi bumerang.

Ambisi besar memang keren, tapi eksekusi detail dan konsistensi layanan-lah yang menentukan apakah Geely bakal bertahan sebagai pemain global, atau cuma lewat sebentar seperti yang sudah-sudah.***

.

.

.

.

.

  • Penulis: Abimanyu

✈︎ Random Artikel ✈︎

expand_less