Drama di Berlin dan Akhir Era Hankook Tampil Ciamik, Tapi Apa Selanjutnya untuk Ban Formula E?
- account_circle Pandito
- calendar_month Kam, 17 Jul 2025
- visibility 73

Formula E Berlin
Drama di Berlin dan Akhir Era Hankook Tampil Ciamik, Tapi Apa Selanjutnya untuk Ban Formula E?
OTOExpo.com, Jakarta – Hankook Tire menutup musim Formula E ke-11 dengan gaya. Balapan double-header Berlin E-Prix 2025 menjadi panggung terakhir mereka sebagai sponsor utama dan mereka tidak menyia-nyiakan momen tersebut.
Tapi di balik performa impresif di lintasan bandara Tempelhof yang keras dan abrasif, muncul pertanyaan besar: apa langkah selanjutnya untuk Hankook?
Hankook iON Race: Ban Listrik, Performa Liar
Kalau bicara soal kualitas, GEN3 Evo iON Race benar-benar tampil solid. Di lintasan beton tua yang awalnya dibangun untuk mendaratkan pesawat tempur, ban ini tetap memberikan grip maksimal, ketahanan panas, dan stabilitas yang membuat pembalap bisa memacu mobil sampai batas maksimal tanpa takut kehilangan kendali.
Mitch Evans dan Nick Cassidy menjadi bintang di Berlin. Mereka menang di round 13 dan 14 dan membawa pulang poin penting.

Formula E Berlin
Bahkan pembalap DS Penske, Maximilian Günther, bilang ban ini bikin dia lebih percaya diri di lintasan yang super menantang itu.
“Ban ini memberi saya kepercayaan diri dan konsistensi sepanjang dua hari balapan,” katanya. “Di momen krusial seperti ini, itu krusial banget. Dan bisa balapan di rumah sendiri? Tambah spesial.”
Tapi kita semua tahu, ban yang bagus tidak hanya soal grip. Manajemen suhu dan daya tahan juga penting.
Dan di sinilah Hankook iON Race dapat pujian terutama karena permukaan sirkuit Tempelhof punya temperatur yang naik turun secara ekstrem.
Berlin E-Prix: Balapan Paling Brutal di Kalender?
Bukan berlebihan kalau menyebut Berlin sebagai salah satu balapan paling “brutal” dalam kalender Formula E. Bayangkan, mobil listrik ultra-ringan yang disetel untuk efisiensi harus berpacu di atas beton kasar bekas landasan militer. Bukan hanya suspensi dan rem yang menderita ban jadi korban utama.
Tapi anehnya, Hankook justru bersinar di situasi ekstrem. Bukti bahwa mereka bukan sekadar vendor ban biasa, melainkan partner strategis untuk pengembangan mobil balap listrik masa depan.
Evans, Cassidy, dan Klasemen yang Makin Panas
Sementara Hankook unjuk gigi soal teknologi ban, para pembalap juga menyajikan drama khas Formula E.
- Evans dan Cassidy berhasil naik podium tertinggi di dua race terakhir,
- Oliver Rowland masih di puncak klasemen dengan 184 poin,
- Disusul Pascal Wehrlein di angka 125 poin,
- Dan tim TAG Heuer Porsche makin kokoh di klasemen tim dengan 226 poin.
Artinya? Semua masih bisa berubah di London E-Prix, double-header pamungkas musim ini.
Akhir Era Hankook: Perpisahan atau Sekadar Jeda?
Yang bikin penasaran bukan cuma balapannya, tapi juga kenyataan bahwa ini adalah musim terakhir Hankook sebagai sponsor utama Formula E.
Setelah tiga tahun jadi pemain utama di balik layar elektrifikasi motorsport, Hankook tampaknya memilih rehat atau mungkin sedang menyusun strategi baru?
Sayangnya, sampai saat ini belum ada pengumuman resmi soal siapa yang akan menggantikan mereka musim depan.
Tapi spekulasi beredar, beberapa nama besar seperti Michelin, Bridgestone, bahkan perusahaan China seperti Linglong disebut-sebut siap ambil alih.
Kalau benar Hankook hengkang, maka musim ini benar-benar penutup era. Sebuah masa di mana ban tidak hanya menjadi penunjang, tapi juga bagian penting dari identitas balapan itu sendiri.
Hankook dan Warisan di Formula E
Kita boleh bersikap kritis, tapi harus jujur: tanpa Hankook, Formula E mungkin tidak bisa sedinamis ini.
Mulai dari pengembangan ban dengan campuran bahan ramah lingkungan, hingga konsistensi performa di sirkuit jalanan kota Hankook telah bantu memperkuat citra Formula E sebagai balapan futuristik yang serius dan kompetitif.
Dan jangan lupakan bahwa GEN3 Evo, mobil terbaru yang dipakai musim ini, benar-benar menunjukkan kemampuan ban secara ekstrem.
Mobil lebih ringan, lebih cepat, lebih bertenaga, dan itu semua harus diimbangi oleh ban yang bisa ngikutin ritme brutal selama 45 menit balapan.
Hankook menjawab tantangan itu dan kini, mereka pergi dengan kepala tegak.
Penutup Manis dengan Tanda Tanya Besar
Berlin E-Prix 2025 bukan hanya tentang balapan seru atau kemenangan dramatis. Ini juga tentang perpisahan.
Hankook telah membuktikan diri sebagai inovator sejati di motorsport listrik.
Tapi keputusan mereka untuk mundur sebagai sponsor utama menyisakan ruang kosong dan harapan bahwa siapapun penerusnya nanti bisa menjaga kualitas, bahkan kalau bisa melampaui standar yang sudah mereka tetapkan.
Dan bagi pecinta Formula E, balapan di Berlin ini bisa jadi jadi pengingat bahwa teknologi dan inovasi tidak selalu datang dari nama yang paling populer tapi dari mereka yang berani ambil risiko, lalu benar-benar membuktikan hasilnya di lintasan.
Kini, kita menanti final di London. Tapi satu hal sudah pasti: Hankook meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari sejarah Formula E.***
.
.
.
- Penulis: Pandito


