Diam-Diam Jakarta Berubah Para Driver Ride-Hailing Mulai Tinggalkan BBM dan Menggenggam Masa Depan Elektrifikasi
- account_circle Pandito
- calendar_month Kam, 20 Nov 2025
- visibility 84

Dari Jalanan Jakarta, Sebuah Perubahan Senyap Dimulai
Diam-Diam Jakarta Berubah: Para Driver Ride-Hailing Mulai Tinggalkan BBM dan Menggenggam Masa Depan Elektrifikasi
Dari Jalanan Jakarta, Sebuah Perubahan Senyap Dimulai
OTOExpo.com , Jakarta – Jika kita melihat Jakarta hari ini, mungkin tak banyak yang berubah di permukaan. Lampu-lampu jalan masih sibuk, klakson masih bersahutan, dan antrean kendaraan masih menjadi “rutinitas harian”.
Namun, di tengah riuhnya ibu kota, ada sebuah pergeseran kecil yang mulai menanam akar sebuah perubahan yang mungkin tak terdengar, tetapi terasa: perpindahan para pengemudi ride-hailing dari mesin bensin menuju tenaga listrik.
Bukan headline besar, bukan pula kampanye gemerlap. Tetapi perubahan itu nyata, muncul dari pertimbangan paling sederhana hingga motivasi jangka panjang: biaya, kenyamanan, dan udara yang lebih bersih.
Beban Bensin yang Membesar dan Polusi yang Tak Kunjung Reda
Bagi banyak driver, bensin adalah “musuh halus” yang setiap hari menggerogoti penghasilan. Berjam-jam bekerja di jalan hanya untuk mendapati sebagian besar pendapatan lari ke SPBU. Dalam kondisi lalu lintas Jakarta yang semakin padat, situasinya makin terasa berat.
Di sisi lain, laporan Asian Transport Outlook menunjukkan bahwa sektor transportasi Indonesia menghasilkan lebih dari 149 juta ton CO₂ pada tahun 2023, sepanjang tahun membebani udara kota yang sudah sesak. Tidak heran jika dorongan menuju kendaraan listrik perlahan menemukan momentumnya.
Pemerintah Jakarta pun mulai memperluas titik pengisian daya dan menerapkan area emisi rendah. Pelan-pelan, mobil tanpa suara mesin mulai terlihat berdampingan dengan kendaraan konvensional.
Feber dan Awal Rasa Penasaran
Di antara para pengemudi itu, Feber salah satu pengemudi awal Green SM, armada ride-hailing listrik penuh pertama di Indonesia—mengaku bahwa langkahnya dimulai dari rasa ingin tahu.
“Saya cuma mau coba rasanya bawa mobil listrik,” katanya sambil tertawa kecil. “Eh ternyata lebih halus dari yang saya bayangkan. Enggak ada getaran, enggak ada suara keras. Kabinnya tuh, terasa bersih seharian.”
Namun bukan itu saja yang membuatnya bertahan. Ada satu faktor yang jauh lebih mempengaruhi: angka-angka pengeluaran.
“Dulu, bensin bisa habis Rp150 ribu sampai Rp200 ribu per hari. Bahkan bisa lebih. Sekarang, kalau charging, saya cuma keluar sekitar Rp100 ribu. Sisa selisih itu, langsung jadi pendapatan tambahan.”
Penurunan biaya operasional ini bukan sekadar angka di kertas. Bagi Feber, itu adalah bedanya pulang dengan pikiran berat atau pulang dengan napas lega.
Don dan Cerita Penumpang yang Lebih Rileks
Pengemudi lain, Don, punya cerita tak jauh berbeda. Bedanya, respons penumpang jauh lebih sering ia sorot.
“Penumpang bilang perjalanan jadi lebih tenang. Enggak ada suara mesin, enggak ada bau bensin. Banyak yang bilang kayak naik mobil premium,” ujarnya.
Don juga menyebut bahwa biaya operasional hariannya turun hampir 70%. Penumpang pun semakin nyaman, seolah perjalanan dalam mobil listrik membawa suasana berbeda lebih damai, lebih slow, lebih manusiawi.
Driver Sebagai Wajah Mobilitas Bersih Jakarta
Perubahan ini tak hanya sebatas angka di buku catatan biaya. Para pengemudi seperti Feber dan Don tanpa sadar menjadi “duta kecil” mobilitas hijau. Mereka adalah wajah yang langsung ditemui masyarakat, orang-orang yang memperkenalkan pengalaman baru lewat perjalanan harian.
Menurut Deny Tjia, Managing Director Green SM Indonesia, “Perubahan besar selalu dimulai dari pengalaman kecil. Dan para driver lah yang memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mobilitas bersih itu nyata dan memungkinkan.”
Green SM mendukung transformasi ini dengan skema bagi hasil yang memungkinkan pengemudi mempertahankan hingga 63% dari tarif perjalanan, perawatan kendaraan standar tinggi, pelatihan keselamatan, hingga manajemen baterai dan layanan pelanggan.
Kabin yang selalu bersih, tanpa bau bensin, dan suara yang hampir tak terdengar menjadi nilai lebih yang jarang ditemukan pada layanan konvensional.
Ajak Driver Baru
Untuk menjangkau lebih banyak driver, Green SM menggelar acara rekrutmen “Pahlawan di Balik Kemudi” pada:
- Depot Kemayoran, 18 November 2025
Jl. Rajawali Selatan Raya No.23, Sawah Besar – Jakarta Pusat
Acara ini memberi kesempatan bagi calon peminat untuk melihat langsung armada EV, mencoba test-drive, berbincang dengan pengemudi Green SM aktif, hingga mengikuti proses penyaringan di tempat.
Ada sejumlah dukungan tambahan: pemeriksaan kesehatan gratis, pembebasan top-up aktivasi dompet, sampai benefit referal bagi driver yang membawa teman.
Semua langkah ini bertujuan membuat transisi ke mobil listrik bukan hanya menarik, tapi juga mudah diakses dan minim risiko finansial.
Perubahan yang Dimulai Pelan, Tapi Pasti
Jakarta tidak akan berubah dalam semalam. Jalanan kota ini penuh dinamika, penuh kebiasaan yang terbentuk selama bertahun-tahun. Namun, perubahan sering kali dimulai dari hal kecil seorang pengemudi menghemat biaya, seorang penumpang merasakan ketenangan, seorang calon driver melihat peluang lebih stabil.
Dari momen-momen kecil itulah gambaran masa depan mulai terbentuk. Jakarta perlahan, dalam diam, bergerak menuju mobilitas yang lebih bersih, lebih efisien, dan lebih manusiawi.
Dan jika langkah ini terus tumbuh, Jakarta berpotensi menjadi contoh bagi kota-kota Asia Tenggara lainnya bahwa transformasi besar bisa dimulai dari satu perjalanan kecil.****
- Penulis: Pandito
- Editor: dimas lombardi



