Bongkar Mitos RON Bensin! Otohub Dan Pakar ITB Lakukan Uji Coba Langsung
OTOExpo.com , Jakarta – Pernah gak sih kamu bertanya-tanya, beneran gak ya angka RON (Research Octane Number) bensin yang kita isi di SPBU itu sesuai sama yang dibilang?
Nah, rasa penasaran ini ternyata juga dirasakan oleh tim dari portal otomotif Otohub.co.
Gak main-main, mereka langsung gandeng ahlinya, yaitu Dr. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, seorang pakar Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Institut Teknologi Bandung (ITB), buat ngelakuin pengujian langsung!
Aksi “bongkar rahasia” RON bensin ini dilakuin hari Jumat (21/3) di Sentul, Jawa Barat. Mereka ngetes 12 sampel bensin dengan RON 90, 92, 95, dan 98 dari berbagai merek SPBU yang ada di Jakarta.
“Pengujian ini sekalian buat buktiin, akurat gak sih pengukuran RON bensin pakai alat yang namanya Oktis-2 ini,” kata Billy Riestianto, Editor In Chief Otohub.co, di sela-sela pengujian yang seru abis itu.
Gak cuma itu, kegiatan ini juga bertujuan buat ngasih edukasi ke masyarakat tentang cara pengukuran RON yang bener kayak gimana. Biar kita sebagai konsumen juga lebih paham.

Mereka bahkan nyiapin dua alat ukur Oktis-2 sekaligus buat perbandingan. “Ternyata, di satu jenis bahan bakar aja hasilnya bisa beda-beda. Jadi, kesimpulannya, alat Oktis-2 ini kayaknya gak terlalu stabil atau akurat deh,” jelas Dr. Tri Yuswidjajanto Zaenuri setelah melihat hasilnya.
Kenalan Lebih Dekat Sama Alat Uji RON
Oktis-2 ini settingannya bisa diubah-ubah, ada yang buat standar Rusia atau Eropa (PYC), yang mana standarnya sama kayak di Indonesia, yaitu pakai RON.
Tapi, alat ini juga bisa disetel buat standar Amerika (USA), cuma standarnya beda, namanya AKI (Anti Knocking Index).
Nah, AKI ini tuh rata-rata dari MON (Motor Octane Number) ditambah RON. Biasanya, MON itu lebih rendah sekitar 6 sampai 12 poin dari RON, jadi otomatis AKI juga lebih rendah 3 sampai 6 poin di bawah RON. Beda kan sama standar kita?
Cara kerjanya alat Oktis-2 ini cukup unik. Tinggal celupin pipanya ke sampel bensin, otomatis alatnya langsung ngebaca sifat dielektrik dari cairan bahan bakar itu.
Mereka ngelakuin pembacaan data sampai tiga kali. Hasilnya? Semua angka yang dikorelasikan sama RON ternyata ada di atas angka klaim yang dibikin sama produsennya!
“Sebenernya, alat ini tuh ngukur sifat dielektrik dari senyawa bahan bakar, cuma hasilnya dikaitin sama RON. Jadi, ini gak bener-bener nunjukkin kondisi sebenernya karena gak ada proses pembakaran di dalamnya.
“Definisi RON yang tepat itu kan ketahanan bahan bakar biar gakSelf-ignition di bawah tekanan dan suhu tinggi (detonasi). Nah, buat tahu RON yang bener-bener akurat, harus dites pakai CFR engine di 600 RPM,” tambah Dr. Tri Yuswidjajanto Zaenuri, menjelaskan lebih lanjut soal keterbatasan alat Oktis-2.
Uji Lab Standar Jadi Pembanding yang Akurat
Nah, biar hasilnya makin valid, di waktu yang sama, mereka juga nguji sampel bensin yang sama di laboratorium independen.
Alat yang dipakainya beda, namanya Coordinating Fuel Research (CFR) Engine. Pengujiannya juga sesuai standar metode American Society for Testing and Material (ASTM) D2699.
Semua proses pengujian ini udah divalidasi dan alat yang digunakannya juga selalu dikalibrasi, jadi hasilnya lebih bisa dipercaya.
Rangkaian pengujian yang lumayan panjang ini berlangsung sekitar 2,5 jam dan dioperasikan langsung sama ahlinya yang udah punya sertifikat. Jadi, hasilnya bener-bener kredibel.

Intinya, pengujian yang dilakuin Otohub.co bareng pakar ITB ini memberikan gambaran yang menarik soal kualitas bensin yang beredar di pasaran.
Meskipun ada alat praktis kayak Oktis-2, buat dapetin hasil RON yang paling akurat, ternyata butuh metode pengujian yang lebih kompleks dan sesuai standar laboratorium.
Semoga hasil pengujian ini bisa bikin kita sebagai konsumen jadi lebih cerdas dan aware soal kualitas bahan bakar yang kita pakai sehari-hari!