Asean NCAP Ungkap Kecelakaan Lebih Banyak Terjadi Karena Faktor Human Error
OTOExpo.com – ASEAN New Car Assessment Program for Southeast Asia atau ASEAN NCAP mengungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan.
Adrianto Sugiarto Wiyono selaku Asean NCAP Technical Committee mengungkapkan,” Walau sekarang ini banyak mobil-mobil baru yang memiliki fitur dengan teknologi keselamatan yang canggih. Akan tetapi kecelakaan tetap saja masih marak terjadi. Bahkan dari tahun ke tahun angka kecelakaan di Indonesia berkisar 1,3 juta pertahun. Dan angka tersebut stabil.”
Faktor manusia mendapat rating tinggi sebesar 60 persen lalu faktor kendaraan hanya sebesar 5%, lingkungan 3%, dan sisanya merupakan interaksi dari ketiga faktor seperti manusia dan kendaraan, manusia dan lingkungan.
Pria yang juga seorang dosen dan akrab dipanggil Rian tersebut mengungkapkan,” Faktor Human atau pengendara menjadi yang terbesar hingga 60 persen. Kenapa? karena manusia yang sebagai pemeran utama dalam mengendalikan itu semua. Biasanya mereka meremehkan fitur-fitur dari mobil tersebut. Tapi jangan lupa, culture juga membawa peran sebagai penyebab terjadinya kecelakaan juga.” ungkapnya di kampus Politeknik APP Jakarta, Ciganjur, Jakarta Selatan.
Sedangkan faktur Kendaraan, seperti mobil, motor bus dan truk hanya sedikit berkisar 5%. Biasanya terjadi karena rem yang blong, atau ban yang sudah tidak layak pakai agi hingga tingkat pengereman menjadi tidak maksimal. “Atau lampu sein nya mati, hingga tidak bisa memberitahukan ke orang disekitarnya bahwa si pengendara ingin berbelok.” ujarnya lebih lanjut.
Lalu, dari faktor lingkungan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan. Seperti jalanan yang rusak hingga jalanan yang berlubang. “Ingat, Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku. hal tersebut tentu menyebabkan culture atau budaya juga berbeda. Misalnya membawa kendaraan di pulau Jawa, tentu berbeda culture nya dengan membawa kendaraan di Ambon. Walaupun hampir sama, tetapi perbedaan tetap ada,”
Masyarakat di Indonesia khususnya kota besar lebih memilih sepeda motor untuk kendaraan sehari-harinya. Bagi sebagian masyarakat, mobil digunakan sebagai kendaraan keluarga atau saat ingin pergi bersama dengan rekan kerja atau teman-temannya.

Seperti diketahui, motor tidak memiliki fitur pengaman dan hal tersebut berbeda dengan kendaraan roda empat yang dapat memiliki banyak fitur pengaman. “Fitur pengaman di motor paling dalam sistem pengeremannya. Seperti sudah menggunakan rem ABS dan sebagai. Tapi saya tidak pernah tuh lihat salesnya menjual motor lebih mengutamakan keselamatannya. Biasanya yang paling ditawarkan adalah mesinnya, ketangguhannya, kekuatannya. Tapi jarang sekali sales motor menawarkan tingkat keselamatan dari motor tersebut.” kata Rian.
Tingkat kecelakan sepeda motor di kota besar lebih dominan dibanding mobil. “Populasi sepeda motor sudah sangat tinggi. Padahal sepeda motor merupakan kendaraan yang paling minim memiliki fitur keselamatannya. Belum lagi pengendaraanya yang suka melanggar lalu lintas dalam berkendara. terobos lampu merah hingga lawan arah. Rasa tanggung jawab dalam dirinya tidak ada. Lebih mementingkan dirinya sendiri. Padaha hal yang dia lakukan itu membahayakan pengendara lain.” ujarnya.
Di akhir pembicaraaan, Rian menjelaskan bahwa Safety Campaign di Indonesia sangat sulit dan tentunya penuh dengan tantangan terutama culture tersebut. Untuk itu setiap pengendara harus memiliki tanggung jawab masing-masing untuk keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. Dan Rian juga menekankan bahwa pengguna sepeda motor harus lebih mendapat perhatian. Pasalnya sikap attitude penngendaranya yang ugal-ugalan menjadi banyak faktor terjadinya kecelakaan di Indonesia.