Isuzu Raih Penghargaan UMKM dari Pemerintah Yogyakarta
- account_circle dimas
- calendar_month Jum, 31 Okt 2025
- visibility 93

Isuzu dan ISCP Terima Penghargaan dari Pemerintah Kota Yogyakarta atas Kontribusi Pengembangan UMKM Lokal
Isuzu Raih Penghargaan UMKM dari Pemerintah Yogyakarta
Isuzu dan ISCP Terima Penghargaan dari Pemerintah Kota Yogyakarta atas Kontribusi Pengembangan UMKM Lokal
OTOExpo.com , Yogyakarta – Ada filosofi lama dalam dunia otomotif: mesin yang kuat tak akan bergerak tanpa rantai yang saling terhubung. Prinsip inilah yang dihidupi oleh PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dan Isuzu Supply Chain Partner (ISCP).
Dua entitas besar ini bukan hanya pemain di panggung industri kendaraan komersial, tapi juga menjadi “tangan yang menyalakan api kecil” bagi pelaku UMKM di Yogyakarta.
Melalui salah satu anggotanya, Tokyo Radiator Selamat Sempurna (TRSS), mereka menjalankan program pendampingan bagi CV C-Maxi, sebuah UMKM lokal yang bergerak di bidang manufaktur komponen.
Upaya ini ternyata tak sekadar proyek sosial tapi kerja sama yang melahirkan nilai ekonomi nyata.
Momen Bersejarah
Tanggal 30 Oktober 2025 menjadi momen bersejarah di Balai Kota Yogyakarta. Di hadapan para pelaku industri dan pelaku UMKM, Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, bersama Wakil Walikota, Wawan Harmawan, menyerahkan penghargaan kepada Isuzu dan ISCP.
Bukan sekadar piagam formal, penghargaan ini adalah pengakuan atas kontribusi nyata dalam membangun daya saing UMKM lokal.
Program ini menitikberatkan pada pendampingan produksi, penerapan standar mutu industri, serta peningkatan keterampilan sumber daya manusia.
TRSS tak hanya membagikan panduan teknis mereka mengirimkan tim engineer untuk melakukan on-site coaching, mengubah cara kerja tradisional menjadi berbasis efisiensi industri.
Hasilnya? CV C-Maxi kini mampu memenuhi standar kualitas komponen otomotif yang lebih tinggi, bahkan siap masuk rantai pasok manufaktur berskala nasional.
Isuzu ISCP
Tahun 2025 menjadi titik refleksi industri otomotif Indonesia di mana keberlanjutan tak lagi hanya soal kendaraan listrik atau efisiensi bahan bakar, tapi juga keberlanjutan sosial-ekonomi.
Isuzu melalui ISCP seolah mengingatkan bahwa kekuatan rantai pasok tak hanya diukur dari logistik dan kecepatan distribusi, tapi juga dari seberapa banyak UMKM lokal yang bisa ikut tumbuh bersamanya.
Kolaborasi seperti ini adalah cara industri besar menyalakan mesin ekonomi rakyat dari level paling bawah.
Seperti yang diungkapkan oleh Hasto Wardoyo,
“Kontribusi Isuzu dan ISCP membuktikan bahwa industri bisa menjadi mitra sejati masyarakat. Inilah wajah baru ekonomi inklusif: kompetitif, tapi tetap berpihak.”
Laboratorium Sosial
Program ini berakar di Yogyakarta, kota yang dikenal sebagai “laboratorium sosial” Indonesia. Di sinilah nilai budaya, kreativitas, dan kerja keras berpadu menjadi kekuatan ekonomi mikro.
Melalui kerja sama antara TRSS dan CV C-Maxi, lahirlah contoh konkret bagaimana ekosistem otomotif bisa meneteskan manfaat hingga ke bengkel-bengkel kecil dan pabrik rumahan.
Balai Kota Yogyakarta bukan hanya saksi seremoni penghargaan, tapi juga simbol bahwa pemerintah daerah siap mengapresiasi peran industri besar yang turun langsung mendukung UMKM.
Progresif
Dalam konteks industri otomotif, langkah Isuzu ini tergolong progresif. Banyak perusahaan berbicara tentang CSR dan tanggung jawab sosial, tapi hanya sedikit yang berani masuk ke akar masalah: ketimpangan kualitas dan produktivitas UMKM lokal.
Melalui ISCP, Isuzu menembus sekat itu mengajak mitra rantai pasoknya untuk ikut “menarik” UMKM ke level industri formal.
Dampaknya terasa ganda:
-
UMKM naik kelas dalam hal mutu dan efisiensi.
-
Isuzu memperkuat supply chain resilience melalui mitra lokal yang kompeten.
Bagi dunia otomotif, ini bukan hanya program sosial. Ini adalah strategi jangka panjang untuk menciptakan rantai pasok berkelanjutan dan mandiri.
Namun, di balik apresiasi ini, terselip sedikit catatan kritis: sudahkah program seperti ini menjadi kebijakan industri nasional?
Sebab kalau hanya segelintir perusahaan seperti Isuzu yang melakukannya, dampaknya akan terbatas.
Idealnya, pendekatan kolaboratif antara APM dan UMKM bisa menjadi blueprint baru pembangunan ekonomi berbasis industri.
Kolaborasi TRSS dan CV C-Maxi
Kolaborasi TRSS dan CV C-Maxi dijalankan dengan sistem pendampingan berkelanjutan selama 12 bulan. Tim engineer TRSS memberikan pelatihan manajemen produksi, implementasi lean manufacturing, hingga sertifikasi mutu industri.
Isuzu dan ISCP berperan sebagai fasilitator dan evaluator, memastikan bahwa hasil pendampingan ini bisa diukur dalam angka dan manfaat.
Dalam satu tahun, produktivitas CV C-Maxi meningkat hingga 30%, sementara tingkat reject product turun hampir 40%.
Kisah ini membuktikan bahwa industri besar dan UMKM bisa tumbuh bersama, asalkan ada sinergi dan komitmen yang nyata.
Tidak Hanya Dari Laba Semata
Menanggapi penghargaan ini, Hiroyuki Sugita, Finance, Purchasing, and Business Support Director PT IAMI, menyampaikan:
“Kemajuan industri tidak bisa hanya diukur dari laba. Nilai sejati ada pada seberapa banyak manfaat yang bisa kami berikan bagi masyarakat.”
Baginya, kolaborasi ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang menuju ekosistem industri yang lebih berempati dan berdampak sosial.
Harga dan Perspektif Bisnis
Isuzu dikenal sebagai merek yang kuat di segmen kendaraan niaga dari Isuzu Traga (mulai Rp 235 jutaan) hingga Isuzu Elf NMR71 (sekitar Rp 520 jutaan).
Namun, penghargaan ini menunjukkan bahwa kekuatan Isuzu tak hanya di roda empatnya, tapi juga di “roda sosial” yang berputar lewat UMKM binaannya.
Di tengah pasar kendaraan niaga yang kompetitif, langkah sosial seperti ini menjadi pembeda — karena reputasi merek masa depan tak lagi dibangun dari performa mesin saja, tapi juga dari dampak sosialnya.
Dari Yogyakarta, sebuah pelajaran sederhana lahir: industri besar bisa menjadi mentor, bukan hanya motor ekonomi.
Isuzu dan ISCP telah membuktikan bahwa kemitraan sejati antara manufaktur dan UMKM bukan sekadar jargon, tapi sebuah sinergi yang mampu menggerakkan ekonomi daerah secara nyata.
Langkah kecil di kota budaya ini mungkin tampak sederhana, tapi di baliknya tersimpan potensi besar potensi untuk menciptakan ekosistem otomotif yang berkelanjutan, inklusif, dan berakar kuat di tanah sendiri.
“Yang membuat sebuah mesin bergerak bukan hanya bahan bakar, tapi niat untuk berbagi tenaga.” Terang Hiroyuki Sugita, PT Isuzu Astra Motor Indonesia.***
- Penulis: dimas
- Editor: Dimas Lombardi


