Geely dan Voltron Hadirkan Fasilitas Charging Station di Diler Resmi

Geely dan Voltron Hadirkan Fasilitas Charging Station di Diler Resmi

OTOExpo.com , Jakarta –  Di tengah derasnya arus elektrifikasi di industri otomotif, satu lagi kolaborasi strategis hadir: Geely Auto Indonesia menggandeng Voltron, penyedia charging station EV lokal, untuk menghadirkan fasilitas pengisian daya di seluruh jaringan diler resmi Geely.

Resmi diumumkan pada 5 Juni 2025, kerja sama ini diklaim sebagai langkah nyata mendukung program kendaraan listrik nasional.

Kedengarannya menarik, bukan? Tapi mari kita ulik lebih dalam: apakah ini benar-benar terobosan strategis? Atau hanya bagian dari gimmick ‘go green’ yang kini sedang laku keras di dunia otomotif?

Infrastruktur Dulu, Baru Bicara Ekosistem

Dalam dunia EV (electric vehicle), salah satu kendala paling krusial adalah infrastruktur pengisian daya. Jadi ketika Geely memutuskan untuk menghadirkan charging station di seluruh jaringannya, tentu ini kabar baik.

Artinya, pengguna mobil listrik Geely nggak perlu lagi khawatir soal ngecas di tengah perjalanan asal mereka dekat dengan diler resmi.

Tapi di sinilah letak pertanyaan kritisnya: berapa banyak sih jaringan diler Geely saat ini?

Menurut rilis resminya, Geely baru memiliki 6 diler resmi yang tersebar di beberapa provinsi. Ya, angka ini jujur saja masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan brand Jepang yang sudah punya ratusan titik layanan.

Dengan kata lain, walaupun niatnya sudah bagus, dampaknya belum akan terasa secara nasional setidaknya dalam jangka pendek.

Tapi jika Geely konsisten memperluas jaringan dan mengintegrasikan Voltron di setiap titik baru, maka ini bisa jadi fondasi awal ekosistem yang solid.

Voltron Mitra Strategis yang Tepat

Buat yang belum terlalu familiar, Voltron adalah pemain lokal dalam penyediaan infrastruktur EV charging.

Dalam beberapa tahun terakhir, mereka cukup agresif menambah titik pengisian di berbagai lokasi publik dari mal hingga SPBU modern.

Kolaborasi ini tentu menarik dari sisi sinergi. Voltron butuh basis pengguna yang loyal dan terikat, sedangkan Geely butuh jaminan fasilitas pengisian daya tanpa harus bangun infrastruktur sendiri dari nol.

Win-win solution, setidaknya di atas kertas.

CEO Voltron Indonesia, Abdul Rahman Elly, juga menegaskan komitmen mereka: “Kami ingin mendorong lebih banyak masyarakat beralih ke kendaraan listrik demi masa depan yang lebih hijau.” Pernyataan yang klise tapi tetap penting, karena tanpa dukungan swasta seperti Voltron, target elektrifikasi nasional bakal terasa seperti mimpi di siang bolong.

Geely Short Blade Battery

Di luar urusan kerja sama diler dan charging station, Geely juga menyoroti teknologi andalannya: Short Blade Battery berbasis LFP (Lithium Iron Phosphate).

Teknologi ini diklaim punya ketahanan lebih tinggi, waktu isi ulang lebih cepat, dan keamanan maksimal.

Menurut data resminya:

• Isi daya dari 30–80% hanya dalam 20 menit
• Tahan hingga 3.500 siklus pengisian
• Daya pakai tembus lebih dari 1 juta km
• Tahan suhu ekstrem dan tahan terhadap potensi korsleting

Angka-angka ini memang terdengar mengesankan, tapi apakah semua varian EV Geely di Indonesia sudah dibekali teknologi ini?

Apakah konsumen bisa langsung merasakan keunggulan ini di model-model entry level, atau hanya tersedia di lini premium?

Inilah pertanyaan penting yang belum sepenuhnya terjawab dalam pengumuman kolaborasi ini.

Komitmen Lingkungan: Janji atau Aksi?

Sementara itu, Brand Director Geely Auto Indonesia, Yusuf Anshori, menyebut kerja sama dengan Voltron sebagai bentuk “komitmen Geely terhadap transisi kendaraan listrik dan masa depan berkelanjutan.”

Dan sejujurnya, Geely memang tergolong konsisten mengomunikasikan visi hijaunya dari peluncuran EV, investasi infrastruktur, hingga dukungan teknologi baterai.

Tapi tentu saja publik sekarang makin jeli: komitmen tak cukup hanya sebatas seremoni launching atau kalimat manis di press release.

Aksi nyatanya yang dinanti. Misalnya, apakah Geely bakal membuka akses charging station-nya untuk kendaraan EV dari merek lain? Apakah akan ada program insentif bagi pengguna EV untuk memanfaatkan charging di diler?

Transparansi dan inklusivitas inilah yang akan membedakan langkah Geely dari sekadar strategi marketing biasa.

Apa yang Perlu Diapresiasi?

• Langkah konkret menghadirkan charging station di diler
• Kolaborasi yang memperkuat ekosistem EV lokal
• Teknologi baterai inovatif (Short Blade Battery)
• Dukungan terhadap target Net Zero Emission 2060

Tapi, Masih Ada PR Besar…

• Jaringan diler masih terbatas — dampaknya belum nasional
• Belum jelas roadmap pengembangan EV massal Geely di Indonesia
• Perlu kejelasan apakah layanan charging bersifat universal atau eksklusif untuk pengguna Geely
• Harus dibarengi peningkatan edukasi publik tentang EV dan charging behavior

Arah Sudah Benar, Tapi Eksekusi Harus Konsisten

Kolaborasi Geely dan Voltron patut diapresiasi sebagai langkah awal yang positif dalam membangun ekosistem EV yang lebih baik di Indonesia.

Tapi agar tidak berhenti sebagai wacana branding semata, konsistensi eksekusi dan perluasan infrastruktur adalah kuncinya.

Kita semua tentu ingin melihat kendaraan listrik tidak hanya jadi pilihan gaya hidup urban, tapi juga solusi mobilitas nasional.

Dan kolaborasi semacam ini bisa jadi trigger penting asal benar-benar dijalankan, bukan hanya diumumkan.

Kalau kamu pengguna atau calon pengguna mobil listrik Geely, gimana pendapatmu?

Apakah kehadiran charging station di diler jadi nilai tambah? Atau kamu masih lebih mikir soal insentif pajak dan harga baterai? Yuk, diskusi!****

.

.

.

.